07

144 19 2
                                    

Menepati janjinya Seonghwa pergi ke restoran tempat Yeosang bekerja paruh waktu. Mengatur napas sebelum melangkahkan kakinya untuk masuk.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 09:30 dan Seonghwa hanya kesana untuk melihat Yeosang. Ya...... sebenarnya sambil melakukan hobi menggambarkannya.

Dengan menenteng iPad kesayangannya Seonghwa menuju tempat memesan berhubung restoran masih sepi. Biasanya saat ramai Yeosang atau pelayan lain yang akan menghampiri pelanggan.

"Permisi..... bisakah aku memesan?"—Seonghwa.
"Tunggu--Woahhhh. Kau sangat tampan"—Nona Han.

"M-maaf?"—Seonghwa.
"Ah, maaf ya. Bibirku lancang sekali. Apa yang ingin kau pesan?"—Nona Han.

"Bisakah aku memesan waffle dan cappucino?. Oh iya kalau ada es krim juga aku mau"—Seonghwa.
"Baiklah. Silahkan menunggu"—Nona Han.

"Oh iya maaf, ada seseorang yang ku kenal dia bilang bekerja disini. Apa benar?"—Seonghwa.
"Siapa namanya?"—Nona Han.

"Kang Yeosang"—Seonghwa.
"Owh?!! Yeosang? astaga maaf. Dia sedang ke kamar mandi, sebentar lagi paling kembali"—Nona Han.

"Oh iya apa kau temannya?"—Nona Han.
"Iya. Kami dari tahun yang sama"—Seonghwa.

"Benarkah? ku kira bocah itu hanya punya 2 teman disekolah nya"—Nona Han.

"Nona Han berbicara dengan si--apa"—Yeosang.
"Ini temanmu datang berkunjung. Temani sana"—Nona Han.

"Baiklah"—Yeosang.

"Jadi benar kau bekerja di sini"—Seonghwa.
"Aku berkata jujur"—Yeosang.

"Apa restoran ramai saat kau bekerja?"—Seonghwa.
"Hmm, selalu. Apalagi saat jam makan siang dan malam hari, sekarang sedang santai"—Yeosang.

"Sejak kapan?"—Seonghwa.
"Aku bekerja? sejak SMA tahun pertama"—Yeosang.

"Apa aku boleh disini sambil menggambar?"—Seonghwa.

Yeosang melihat iPad yang dibawa Seonghwa.

"Tidak masalah"—Yeosang.

Beberapa saat kemudian Nona Han memanggil Yeosang untuk membawakan pesanan Seonghwa.

"Selamat menikmati"—Yeosang.
"Temani aku makan. Lagipula hanya aku pelanggan saat ini"—Seonghwa.

"Nona Han--"—Yeosang.
"Temani dulu. Dia ke sini mau melihat mu loh"—Nona Han.
"Terimakasih"—Yeosang.


"Kau mau mencobanya?"—Seonghwa.
"Tidak usah aku sudah pernah mencobanya. Apa enak?"—Yeosang.

"Hmm. Enak. Lain kali aku akan mampir lagi dengan full member"—Seonghwa.
"Ahaha, baiklah. Silahkan nikmati. Maaf aku harus kembali"—Yeosang. Segerombolan pekerja kantoran yang menjadi langganan masuk dan duduk.

"Wah, aku baru ingat Yeosang bekerja di hari minggu".
"Hehe. Iya nona"—Yeosang.

"Astaga..... melihat wajah imut mu membuat ku sejenak melupakan menyebalkan nya harus bekerja di hari minggu".
"Kalian bekerja keras. Semangat nona nona"—Yeosang.

"Aihhh, Yeosang kita yang imut ini. Aku harap kau tidak bertemu dengan perempuan nakal diluar sana. Temukan seseorang yang bisa melindungi mu ya".
"Tapi aku laki-laki nona"—Yeosang.

"Heyy, itu tidak masalah. Selagi dia baik dan bisa melindungi mu dia akan berguna".
"Baiklah, terimakasih sarannya. Sekarang apa yang bisa ku catat?"—Yeosang.

"Aku.....
......
......
......
......
...... "

Seonghwa tengah fokus menggambar Yeosang yang tengah duduk sambil melihat hiasan meja didekatnya. Mungkin Yeosang tidak ingin duduk didekatnya karena takut pelanggan lain merasa aneh. Ditambah restoran semakin ramai, pantas saja Yeosang bilang akan ramai saat jam makan siang dan malam hari.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang