13

149 17 5
                                    

Hari lainnya......

"Aku tidak habis pikir denganmu. Banyak siswi-siswi cantik yang menyatakan cintanya padamu tapi kau tolak. Apa karena Yeosang?"—Mingi.

'Aku bilang iya kau akan kaget lalu aku kau ejek habis-habisan'—Yunho.

"Tidak bodoh. Aku sedang malas menghadapi cewek manja. Mereka memang cantik, tapi hanya berisik dan menyebalkan"—Yunho.
"Bukannya dari dulu kau sudah melakukan hubungan main-main seperti itu? apa Yunho akan berubah?"—San.

"Entahlah. Tiba-tiba pikiran soal masa depan memukul kepalaku. Mau dijalankan siapa perusahaan keluargaku nanti"—Yunho.
"Eyyy, masa muda harus dinikmati sebelum tidak bisa sama sekali"—Mingi.

"Bukannya harus membuatnya jadi berharga dengan menggali potensi diri dan pengalaman soal keterampilan yang dimiliki? kau dengar kalimat yang kau ucapkan tadi darimana?"—Hongjoong.

"Heh ada lah. Jangan terlalu dibawa serius terus"—Mingi.

"Kalian ini selalu berdebat. Mending beri solusi cara cepat menghafal rumus dalam semalam. Aku pusing kalau nilai ku jelek ibuku langsung marah-marah"—San.
"Bermimpi saja sana. Tidak pandai menghafal ya tahu diri lah setidaknya. Dasar"—Mingi.

"Heh! lalu kau apa hah?!!"—San.
"Kalian berdua sama saja btw"—Hongjoong.
"Heh!!!"—San & Mingi.

"Lagi apa?"—Seonghwa.
"Oh? aku hanya duduk saja"—Yeosang.

"Aku boleh ikutan duduk?"—Seonghwa.
"Tentu saja. Kursi ini bukan milikku, tidak harus meminta izin dulu"—Yeosang.

"Kau nanti bekerja tidak?"—Seonghwa.
"Tidak. Memangnya kenapa?"—Yeosang.

"Hari ini hari ulang tahun ku. Apa nanti setelah pulang sekolah kau mau ku ajak ke pusat perbelanjaan?"—Seonghwa.
"Oh benarkah?! selamat ulangtahun Seonghwa! andaikan aku tahu lebih awal aku akan memberimu hadiah"—Yeosang.

"Tidak usah repot-repot. Kalau kau mau pergi bersamaku itu sudah aku anggap hadiah"—Seonghwa.
"Hah? aku masih tidak mengerti"—Yeosang.

'Selagi kau ada disampingku sambil tersenyum dan bahagia itu adalah hadiah yang tak ternilai harganya'—Seonghwa.

"Ya sudah jangan dipikirkan. Mau?"—Seonghwa.
"Eum. Tapi aku tidak bisa membelikan mu hadiah dari pusat perbelanjaan, uangku tidak akan cukup"—Yeosang.

"Sstt.... tidak usah membicarakan hadiah. Aku yang mengajakmu jadi kita bersenang-senang saja"—Seonghwa.
"Eum"—Yeosang.

"Aku akan bilang ke Yunho nanti. Sampai jumpa Yeosang"—Seonghwa.

Seonghwa pergi entah kemana, pertanyaan Yeosang hanya satu. Bukannya kalau orang sedang ulangtahun akan meminta hadiah? kok ini Seonghwa malah mengajaknya? apa dia tidak merayakannya dengan keluarganya.

"Wooyoung gerakan mu kurang cepat"
"Wooyoung tali sepatumu ikat dulu"
"Nah seperti itu. Buat stabil power mu"

Kalimat-kalimat seperti itu sudah sering Wooyoung dengar, hari ini juga tumben Jongho menonton Wooyoung mengikuti kelas dancenya.

"Temanmu itu kenapa tidak coba ikut kelas dance juga? kelihatannya tertarik".
"Dia sudah ikut kelas vokal. Katanya power dan semangatnya hanya bisa digunakan untuk bernyanyi"—Wooyoung.

"Wooyoung-ah. Kau selesainya kapan?"—Jongho.
"Masih nanti. Kau bisa kembali duluan"—Wooyoung.

"Aku ke kantin duluan. Bye"—Jongho.
"Hmm bye"—Wooyoung.

Seonghwa
Aku akan mengajak Yeosang ke pusat perbelanjaan. Boleh kan? aku janji akan menjaganya.

You
Pergi saja tidak perlu izin, memangnya dia siapaku

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang