23

136 14 0
                                    

Hari minggu dan hari pertama libur musim panas dimulai. Tapi Yeosang tetap bekerja paruh waktu.... seperti sekarang ini yang sudah masuk waktu makan siang dan restoran ramai.

"Yeosang-ah, Sangwoo bilang dia akan mengunjungi orangtuanya yang ada di Seoul besok senin. Apa kau mau mengganti jam kerjamu dari malam ke pagi-sore? untuk gaji itu bisa diurus. Aku akan ikut memasak didapur menggantikan Sangwoo, kau urus semuanya disini"—Nona Han.

"Apa kau yakin Nona Han? bagaimana kalau aku membuat kesalahan?"—Yeosang.
"Tidak akan, aku sudah mengenalmu lama dan mempercayaimu"—Nona Han.

"Eum"—Yeosang.

"Eyy kita lihat siapa ini yang datang. Mencari Yeosang?"—Nona Han.
"Halo..... aku disini ingin memesan kopi"—Seonghwa.

"Owh.... kukira"—Nona Han.

"Kau akan selalu disini saat liburan musim panas?"—Seonghwa. Selagi menunggu pesanannya yang dibuat Nona Han.

"Iya"—Yeosang.
"Semangat ya"—Seonghwa.

"Pesanan mu siap"—Nona Han.
"Terimakasih"—Yeosang.
"Hmm, aku duluan ya"—Seonghwa.

"Kalau suatu saat nanti dia mengungkapkan perasaan nya apa kau akan membalasnya? dia baik kelihatannya"—Nona Han.
"Seonghwa memang baik, sampai² aku merasa diriku bukan siapa-siapa"—Yeosang.

"Kalau dia hanya menyukaimu bagaimana? apa kau tega menolaknya?"—Nona Han.
"Aku tidak akan setega itu"—Yeosang.

.
.
.

"Hey, apa aku mengganggumu sekarang? aku ada perlu"—Yunho.
"Mau apa?"—Wooyoung.

"Ajak masuk dulu lah"—Jongho.
"Hmm, masuk dulu"—Wooyoung.
Mereka berdua memang sedang main bersama sekaligus Jongho mau tanya² soal ulangan harian. Kelasnya Wooyoung sudah lebih dulu soalnya.

"Ada urusan apa sampai kesini?"—Wooyoung. Baru juga Yunho duduk.
"Hanya kalian berdua dirumah?"—Yunho.

"Hmm, orang tuaku punya urusannya sendiri. Langsung saja katakan ada apa"—Wooyoung.
"Soal Yeosang"—Yunho.

"Mau apa lagi? tidak cukup menyakitinya? aku tidak akan membiarkanmu kali ini"—Wooyoung.
"Tidak. Aku berencana mendapatkannya kembali.... "—Yunho.

"Hah? aku tidak salah dengar? lalu kau mau minta aku berbicara ke Yeosang? tidak tahu malu"—Wooyoung. Selanya.
"Aku tahu"—Yunho.

"Tsk, jangan mencarinya setelah kau mempermainkan nya!. Dasar tidak tahu diri!"—Wooyoung.
"Maafkan aku, dulu aku hanya tidak tahu perasaanku sendiri"—Yunho.

"Mudah ya kau bilang begitu. Yeosang hanya ingin sedikit cintamu tapi kau bahkan memainkan perasaannya"—Wooyoung.
"Yeosang itu bukan berarti bahagia walaupun tampak selalu tersenyum. Dia melawati banyak waktu sulit bahkan sampai sekarang"—Jongho.

"Apa saja yang sudah ia lalui"—Yunho.
"Kau tidak tahu kan kalau orang tuanya kecelakaan dan meninggal saat Yeosang lulus SMP. Tepat dihari kelulusannya"—Wooyoung.

"Apa kau tidak pernah berpikir alasan kenapa dia sampai bekerja paruh waktu. Dia tidak mau bergantung hidup pada orang lain, walaupun Wooyoung dan keluarganya selalu ada di sampingnya"—Jongho.

Jadi bagaimana Yeosang bertahan waktu awal² ditinggal orang tuanya? uang asuransi ibunya. Memang untuk berjaga-jaga dan ternyata berguna. Bukan berarti ada uang Yeosang malah bermalas-malasan, karena yang orangtuanya ajarkan adalah biasakan mandiri.

"Bahkan dulu waktu aku menginap dirumahnya Yeosang pernah bermimpi sambil bergumam dia lelah. Rumah yang biasanya hangat dengan diisi tiga orang hanya tersisa dirinya sendiri. Jika dia adalah aku, aku tidak akan kuat dan mengeluh setiap hari"—Wooyoung.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang