David memakan hidangan yang disiapkan mrs Cintia dengan lahap dan terpaksa, bagaimana mungkin seminggu ia di sini hanya memakan kentang rebus, atau jagung rebus, bahkan makan daging ayam bakar tanpa bumbu.
Sekian lama menahan amarah yang bergejolak dalam dada, David membanting mangkuk seng yang mulai karatan di atas meja.
"Tidak ada makanan lain kah di sini? Apa kamu semiskin ini Cintia?" tanya David penuh protes.
Mrs Cintia mengunyah ikan segar yang baru ia dapatkan dari kali belakang rumah, ikan ini dibakar dengan sempurna, mrs Cintia tidak membiarkan barang sehelai serat daging ikanpun yang terjatuh.
"Ikan berharga ini, harus kamu syukuri. Tuhan memberikan ini pada kita sebagai anugerah. Puji Tuhan," ucap mrs Cintia sebagai jawaban aksi protes David yang menurutnya tidak beretika.
"Untuk apa aku membawa segepok uang untukmu, jika kamu tidak membeli roti atau keju sepotongpun, kemana uang yang kamu terima dari para klien mu?" tanya David lagi.
Mrs Cintia membuang ranting pohon yang digunakan untuk menusuk ikan ke sembarang arah. "Aku tidak perlu uang, saat aku tinggal di kota bersama orang tuaku lima puluh tahun lalu, uang membuat gila. Itulah kenapa aku kabur ke sini." Ia berjingkat dari tempat duduknya, halaman belakang rumah yang becek adalah tempat makan yang pas pagi ini, tentunya, bagi ia sendiri. "Cepat selesaikan makanmu, aku ingin menanyakan soal gadis dari masa lalu itu."
David menelan kentang rebus yang belum dikunyah sekalipun, lalu minun air sekali tegak. Sedetik kemudian, membuntuti mrs Cintia untuk masuk ke dalam sarang penyamun yang disebut rumah.
"Kenapa baru seminggu ini kamu bertanya tentang Anneth? Aku sudah ingin pulang."
Mrs Cintia membersihkan sela gigi dengan tusukan sebelum menjawab. "Sudah ku bilang, nyawanya sungguh penasaran dan penuh dengan keingintahuan, seharusnya, ia sudah menemukan jawaban tentang apa yang ia ingin ketahui. Satu hari di masa ini, sama dengan sepuluh hari di masa lalu, pergeseran waktu yang sangat cepat."
"Lalu, apakah akan ada yang terjadi tentang Anneth?" David mulai khawatir.
"Aku hanya merasakan firasat yang tidak baik. Apabila raga Anneth yang sedang di rumah sakit itu tidak bernapas lagi, maka Anneth akan terjebak di sini selamanya. Sebaliknya, apabila Anneth terluka atau mati di masa ini, raga Anneth akan tetap seperti itu tanpa pernah bisa sadar. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa diselamatkan oleh medis."
David mengepalkan tangannya. "Sudah lebih seminggu Anneth ada di sini, itu artinya dia sudah koma hampir tiga bulan."
"Anak menyusahkan itu," mrs Cintia berdecak.
"Lalu apa maksudmu dengan merasakan firasat tidak baik?"
"Aku merasakan bahwa memang ada yang benar-benar menyakiti Anneth, ada orang lain yang mungkin berkaitan dengan kecelakaan Anneth di sini. Seseorang yang membalaskan dendam."
"Lalu kenapa kamu hanya diam saja! Lakukan sesuatu sekarang! Tidak peduli tentang masalah masalah Anneth itu! Tidak peduli tentang jawaban yang ingin ia ketahui itu! Selamatkan dia segera!" David marah, wajahnya memerah dengan kedua mata menatap tajam.
"Kamu harus membantuku terlebih dahulu, kamu harus bermeditasi ke dimensi lain. Aku harus menyiapkan kekuatanku."
•••
Andreas menegak anggur dengan tenang. Matanya terpaku pada ruangan VVIP yang Anneth masuki bersama Caroline, menatap tanpa berpaling seakan-akan tidak mau kehilangan langkah mereka berdua. Ya, Andreas mengikuti mereka berdua.
Tidak, sama sekali bukan untuk mengawasi Anneth. Tidak, bahkan tidak sama sekali ia menghawatirkan Anneth kali ini.
Penasaran dengan apa yang David lakukan di kediaman mrs Cintia selama seminggu ini, Andreas nekad pergi tanpa sepengetahuan siapapun ke sana.
"Aku hanya merasakan firasat yang tidak baik. Apabila raga Anneth yang sedang di rumah sakit itu tidak bernapas lagi, maka Anneth akan terjebak di sini selamanya. Sebaliknya, apabila Anneth terluka atau mati di masa ini, raga Anneth akan tetap seperti itu tanpa pernah bisa sadar. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa diselamatkan oleh medis."
Kata-kata itu yang berputar lagi dan lagi di kepalanya.
Saat pulang ke rumah dengan sedikit telat, Andreas malah dihadiahi dengan kehilangan buku catatan miliknya mengenai Anneth.
Tidak bisa dielak dengan apapun, Anneth memang penasaran tentangnya, tentang Andreas, dan tentang semuanya.
Itu sedikit menggertak hatinya, sesuatu yang ia sembunyikan lekat-lekat, mungkin akan segera terbongkar tidak akan lama lagi.
Andreas hanya berharap David tidak pulang dalam waktu yang cepat, atau sesuatu yang besar akan terjadi.
David tidak boleh mengetahui itu.
Andreas memang sudah tahu di mana Anneth menyembunyikan buku itu, tapi dalam hatinya Andreas benar-benar ingin Anneth mengetahui hal itu. Hal besar yang mungkin akan membuat paham dirinya, kenapa hubungannya yang sudah memasuki jenjang serius kandas dengan naas.
Tangan Andreas mengepal, seharusnya ia yang berbalas dendam. Seharusnya David tidak pergi untuk menyelamatkan gadis itu.
Andreas terperanjak saat kedua gadis itu keluar dari ruangan, satu dari mereka memiliki senyum yang membuat Andreas muak.
Andreas berdiri, pergi dari tempat ini dengan cepat. Tidak ingin Anneth tahu bahwa ia ada di sini.
•••
Aku pulang ke rumah dengan sangat lelah, melepas sepatu dan menyimpan tas di sembarang tempat. Andreas, jangan marah, aku akan membersihkan ini besok, bersama dengan seluruh rumah.
Aku tidak pernah bisa berhenti tersenyum, aku sangat bahagia hari ini. Aku hanya ingin hari-hariku seperti ini setiap hari. Pergi ke masa depan memang tidak seburuk itu.
Apakah kebahagiaan akan menjadi secercah harapan untuk memulihkan keadaan ragaku yang sedang berbaring tenang. Apa ini artinya sebentar lagi aku akan kembali ke masa ku yang sebenarnya.
Aku hendak pergi ke kamar mandi untuk mandi, ingin segera bergegas tidur.
Tapi badannya membeku, sulit melangkah, kala melihat sesuatu yang membuatnya tidak nyaman beberapa jam terakhir.
Mengapa semua orang? Mengapa Andreas dan Caroline. Sama-sama mempunyai,
"Mawar hitam artinya kebencian, Hati-hati dengan itu." Andreas mengambil buket bunga itu dari meja makan dan membawanya pergi.
Aku tidak bisa berkata-kata, lidahnya mengelu. Kenapa Aku jadi menakuti semua orang sekarang?
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Meditasi ✔ [PROSES TERBIT]
FantasíaStory *2 by Airis Yulia PROSES TERBIT! PART MASIH LENGKAP! Halo, apa kabar? Bacalah ini, ini kisahku, kejadian beberapa tahun ke belakang. Aku tidak pernah percaya sebelumnya, dengan apa yang aku alami saat itu. Tapi apa lagi yang harus aku sebut i...