Tiga hari sebelum kejadian
Di ruang gelap, 2031.
•••
Setelah perjalanan di alam yang entah apakah itu alam mimpi atau apapun itu, aku merasakan sangat lelah.
Aku diserang rasa takut akan seseorang yang menerorku saat ini, terlalu banyak pertanyaan gila di dalam kepalaku.
Tentang,
"Kenapa bisa, tulisan orang itu ada saat aku kecelakaan di masa lalu?"
"Kenapa tulisan itu harus sama dengan tulisan orang yang menerorku di sini?"
"Apakah dia mengikutiku kemanapun aku pergi?"
"Lalu, bagaimana orang itu bisa tahu aku terjebak di sini? Apakah itu berarti dia benar-benar orang Inggris?"
Ada satu pertanyaan konyol lainnya yang terlintas di dalam pikiranku.
"Apakah orang yang mencelakaiku ada orang di masa depan yang pergi ke masa lalu untuk menghancurkan kehidupanku?"
Namun aku segera menggelengkan kepalaku, berusaha untuk mengembalikan sepenuhnya kewarasanku.
Aku memakan sereal dengan susu untuk mengisi perut yang lapar, aku tidak mau mengorbankan kesehatanku untuk hal seperti ini. Aku seperti mati dan hidup di neraka saat ini.
Di suapan terakhir, aku merasakan hal aneh di dalam rumah ini, ini bukan adegan horor, tetapi aku sangat ketakutan. Bukan, bukan karena hantu, aku ketakutan oleh kenyataanku sendiri yang menolak aku percayai.
Aku berlari keluar rumah, aku hanya ingin sesuatu yang terang mencuci pandanganku yang hitam, juga udara segar tanpa aroma misteri di baliknya.
Melihat ke sebrang jalan barulah aku tahu tujuan ku akan ke mana. Ya, rumah Caroline.
Caroline keluar sebelum aku mengetuk pintu, apakah aku terlalu berisik saat datang ke sini?
"Aku tidak tahu harus memulainya dari mana, ini terlalu tidak masuk akal." Aku ingin menceritakan semuanya pada Caroline.
Karena aku rasa tidak ada lagi orang yang aku percayai lagi sekarang. Tidak ada lagi orang yang bisa aku ajak bercerita selain dirinya.
Sambil menggenggam tanganku dengan erat, Caroline mencoba menguatkanku. Entah karena aku dan Caroline berada di depan api unggun, atau memang inilah aura kehangatan. "Ayolah, bahkan aku percaya tentang dirimu yang datang dari masa lalu. Hidupku sudah terlalu tidak logis untuk tidak mempercayai ceritamu."
Aku menunduk, menatap genggaman tangan kami, suatu hal yang membuat aku merasa hidup kembali, yang membuatku percaya bahwa orang baik itu memang ada, bahkan kepada pembunuh sepertiku. Andai saja anggapan itu tidak terlintas dengan berakhir ketidakpercayaanku kepada orang baik. Dari semua orang yang ada di sini, aku tidak pernah sekalipun mencurigai Caroline, sama sekali.
"Seseorang mengancamku, pengecut itu mengirimiku surat kaleng dengan tinta merah, aku bahkan lebih pengecut, karena takut dengan ancaman dari iblis seperti dia. Dengar aku bilang, di rumah Andreas bukan hantu! Tapi iblis!" Antara takut dan rasa marah sangat bergejolak di kepalaku, aku tidak tahu harus bagaimana, Andreas dan Dad tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meditasi ✔ [PROSES TERBIT]
FantasíaStory *2 by Airis Yulia PROSES TERBIT! PART MASIH LENGKAP! Halo, apa kabar? Bacalah ini, ini kisahku, kejadian beberapa tahun ke belakang. Aku tidak pernah percaya sebelumnya, dengan apa yang aku alami saat itu. Tapi apa lagi yang harus aku sebut i...