"Apakah kalian takut kegelapan?"•••
Hitam pekat seperti tinta, aku merasa tidak memiliki raga. Sangat ringan, itulah tubuhku.
Aku terbaring, aku merasa takut. Tunggu, tempat apa ini? Apakah ini nyata? Apakah aku hanya bermimpi? Aku berusaha untuk menepuk pipiku, tapi, tanganku tiba-tiba sangat berat, tidak bisa digerakkan sama sekali.
"Ngh..." aku mencoba menggerakkan seluruh tubuhku, semakin memberat dan terus memberat, aku sangat takut dan semakin takut, keringat membasahi pelipis, tunggu, aku seperti terbang, semakin aku memberontak untuk bisa menggerakkan anggota tubuhku, semakin aku naik. Semakin naik, aku takut. Aku takut, semakin naik. Semakin naik, semakin naik.
"Aaaaaaa," aku berteriak, namun tidak ada suaranya.
Dadaku sesak, semakin aku mencoba untuk membuka mulutku semakin aku sesak. Dadaku berat dan terus memberat.
"Aaaaa," semakin sesak.
Deru napasku sudah tidak beraturan, seperti tengah dikejar anjing, padahal aku hanya diam saja.
Dalam pikiran seakan ada yang berbisik, "tenanglah, tenanglah, tenanglah," aku mencoba meredam rasa takutku, aku menarik napas perlahan lalu mengeluarkannya. "Tenanglah, tenanglah, tenanglah," aku berusaha untuk tidak berontak, diam, menenangkan diri.
Napas ku berpacu dengan sempurna aku merasa lebih baik saat ini, relax, kemudian aku merasakan kakiku mulai melemas, aku kembali tenang, kemudian aku merasakan daerah pinggang hingga punggung ku melemas, aku kembali menarik napas dan mengeluarkannya perlahan, setelah itu aku merasakan kedua lengan ku pun ikut melemas, leher ku demikian, dan aku benar-benar relax.
Aku tersenyum, nikmatnya hidup. Seperti tidak ada beban sama sekali, aku sangat ringan. Perlahan-lahan aku pun turun, turun dengan perlahan-lahan dan turun.
Aku tidak turun lagi, sepertinya ini titik terendah tempat ini. Ini benar-benar hitam pekat, dan aku sendirian. Melihat ke sekitar, mencari jalan keluar. Tapi tidak ada setitik cahaya pun, gelap, ini sungguh gelap.
Aku kembali cemas dan badanku kembali memberat, aku terbang lagi.
Oke, sekarang aku tahu. Di sini dilarang keras untuk takut, di sini harus relax.
Aku menenangkan diri, menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan. Aku kembali turun, akupun merasa lega.
Aku menyusuri ruangan, tidak tahu mana atap tempat ini, mana lantai tempat ini, mana dinding tempat ini. Hitam semua.
"Ada orang di sini? Aku Anneth, delapan belas tahun, dan sudah kuliah."
Aku melihat ke atas. "Ku pikir terbang itu mimpi, ternyata tidak, ini nyata, tapi terbang benar-benar sakit, bagaimana dengan burung?"
Tap
Suara sesuatu di ruangan ini, "apa ada orang selain aku? Aku mohon tampakkan lah dirimu, di sini aku dituntut untuk tidak takut. Hei, sebenarnya aku tidak takut! Aku hanya terlalu dimanja oleh mama dan papa ku!"
Tap
Suara itu terdengar lagi, aku melangkahkan kakiku ke arah suara. Di depan sana ada titik cahaya, terlihat sangat terang, aku sedikit berlari, aku benar-benar senang, sebentar lagi aku pasti akan keluar dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meditasi ✔ [PROSES TERBIT]
FantasiaStory *2 by Airis Yulia PROSES TERBIT! PART MASIH LENGKAP! Halo, apa kabar? Bacalah ini, ini kisahku, kejadian beberapa tahun ke belakang. Aku tidak pernah percaya sebelumnya, dengan apa yang aku alami saat itu. Tapi apa lagi yang harus aku sebut i...