prolog

103 19 7
                                    

Pemadam kebakaran baru saja memadamkan si jago merah yang menghanguskan mobil dan ruko yang ada dipinggir jalan.

Hiruk pikuk terdengar dari warga yang menyaksikan kejadian menyakitkan ini, kepulan asap hitam nan tebal memburamkan penglihatan.

Para ibu rumah tangga menggendong anak-anaknya untuk masuk ke dalam rumah, kemudian para suaminya keluar guna membantu menyelesaikan kecelakaan yang barlangsung kurang lebih satu jam yang lalu.

"Mengapa kecelakaan ini bisa terjadi pa?" wartawan mengepung ketua RW yang kebetulan ada pada saat kejadian.

"Saya baru sampai Pak, Bu, saya melihat kejadian ini pas setelah mobil terbakar."

Ketua RW membelah kerumunan wartawan, sesak, semua orang berburu oksigen.

Tak lama kemudian mobil polisi datang mengecek ke lokasi langsung.

"Pak kenapa terlambat sekali, Pak! Kami dan petugas pemadam baru saja memadamkan apinya!"

"Mohon maaf, Pak, dalam perjalanan kami ada kendala. Berapa korban yang terluka?" tanya satu dari lima polisi yang ada.

"Bukan hanya satu pak! Ketiga orang yang menjaga ruko hampir hangus terbakar, sekarang sudah dilarikan ke rumah sakit oleh ambulance."

Pak polisi melihat ke arah kepulan asap. "apakah mobil itu milik penjaga ruko juga?"

Warga melihat ke arah mobil "kami tidak pernah mengecek nya, Pak! api nya besar sekali!"

Kelima polisi tersebut langsung bergegas "Tolong ambilkan air yang banyak, kepulan asapnya dari mobil ini, sepertinya ada orang di dalam sini!"

Petugas pemadam kebakaran kembali menjalani aksinya, menyemburkan air ke arah mobil.

"Hanya bagian belakang yang terbakar, syukurlah! Tapi apabila ada seseorang di sini, kemungkinan tewas karena kekurangan oksigen!"

Polisi mendobrak pintu mobil, diikuti warga penasaran yang ingin melihat, dan kamera wartawan dari beberapa stasiun televisi.

Semua orang tercengang, melihat sekujur tubuh seorang wanita muda terjebak di jok dengan sabuk pengaman yang masih terpasang.

"Masih remaja! Ayo angkat!" seru salah satu polisi.

Semuanya kembali ricuh.

"Malang sekali dia!"

"Dia pasti sudah mati!"

"Pastikan dia masih hidup, dia terlalu muda untuk dikubur!"

Membelah kerumunan warga, polisi menggendong korban dan menidurkannya di permukaan paving blok. "Tidak ada bekas luka sama sekali di tubuhnya, namun detak jantungnya sangat lemah, cepat bawa dia ke rumah sakit, kami akan lanjut menelusuri akibat dari kecelakaan ini!"

Petugas medis yang sudah siap sedia mengangkat korban dan menidurkannya pada tandu. Memasukan korban kedalam, ditemani sirine, mobil melaju dengan cepat.

•••

Rudi mengelus punggung Olyv mencoba menenangkannya, mendengar kabar bahwa putri semata wayangnya hampir hangus Olyv sangat cemas dan pingsan beberapa saat.

"Jika saja aku tidak mengizinkannya pergi dia tidak akan seperti ini!"

"Tenanglah, Sayang, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik!"

"Apabila keputusan Tuhan adalah Anneth putri kita satu-satunya harus tidak ada! Aku benar-benar tidak bisa menerimanya!" Olyv meremas rambutnya prustasi, tidak mungkin, biasanya Olyv mendengar kecelakaan dari layar televisi, kini semua ini menimpanya secara nyata.

"Ini juga salahku Olyv, terlalu tiba-tiba bagi Anneth untuk menjadi mandiri," racau Rudi.

"Tidak, ini bukan sepenuhnya karena kecerobohan Anneth anak polos itu! Pasti ada seseorang yang berusaha mencelakai anak kita!"

"Benar Olyv! Tapi, menurut pihak kepolisian dan warga sekitar sebagai saksi, api muncul pertama kali di dalam ruko, lalu diduga merambat pada mobil!"

Olyv seketika geram. "Di dalam ruko pasti ada gas, atau tabung gas bocor, kemudian meledak dan memakan mobil yang sedang dikendarai Anneth!"

"Jika seperti itu, pasti pelaku awalnya ingin mencelakai pemilik ruko, dan Anneth wanita polos yang tidak berdosa sedikutpun ikut menjadi korban," Rudi memejamkan matanya beberapa detik. "tapi itu masih spekulasi kita, apa-apaan ini? Pihak kepolisian sangat lambat! Ini sudah tengah malam, sedangkan kejadian terjadi pagi hari! Masih tidak ada hasil dari penelurusannya, untuk apa memberi makan mereka apabila kinerjanya benar-benar sangat minim! Seharusnya kepolisian setidaknya menemukan jejak tersangka, tapi ini tidak sama sekali."

Setelahnya keadaan hening, sudah puas menyalahkan kinerja polisi Rudi dan Olyv kembali diam, tidak ada gunanya marah-marah disaat genting seperti ini bukan? Berdoa untuk Anneth, itu benar.

Kenop pintu terdengar, pintu terbuka. Dokter dengan kedua susternya mengikuti.

"Anneth, putri bapak dan ibu sangat kuat, dia bisa bertahan didalam minimnya oksigen, detak jantungnya masih lemah, kami akan selalu memastikan bahwa Anneth masih bernapas," ucap dokter.

"Apakah putri kami sudah sadar?" tanya Olyv cepat.

Dokter dengan nametag hitam tergantung di jas putih yang bertuliskan "Wira Sutjipto" itupun menggeleng lemah.

"Putri bapak dan ibu mengalami koma, ruang VIP pesanan Bapak Rudi sudah diberikan fasilitas lengkap. Semoga Anneth segera sadar."

"Koma?" tanya Olyv tak percaya.

Dokter mengangguk, kedua suster di belakangnya sedari tadi hanya menunduk, bak sinetron, percakapan ini berlangsung dramatis.

Olyv dan Rudi melihat ke arah ruangan, mengintip Anneth dari celah kaca jendela yang ditutupi gorden.

"Sampai kapan kamu akan tidur sayang?"

•••

Meditasi ✔ [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang