Bagian 3

33 12 3
                                    

"Apabila kalian diberi kesempatan, berkelana ke masa lalu atau masa depan, apa yang akan kalian pilih?"

•••

Semua orang berbisik-bisik, ujung matanya melihat ke arahku.

"Dia orang asia ya?"

"Tapi tinggi badan dan hidung mancungnya perawakan seperti orang eropa."

"Apakah dia tersesat?"

Aku jadi canggung, ku kira orang-orang tidak akan memperdulikan aku. Tapi nyatanya, mereka terus memperhatikan aku.

"Mau pergi kemana nona?" tanya seseorang dari pinggirku.

Ternyata aku berada di sebuah pasar tradisional, bendera Inggris berkibar pada menara salah satu gedung tempat ini.

Aku sangat asing di sini, bahkan aku tidak tahu kemana aku harus tinggal.

"Nona?"

Aku tersadar dari lamunan ku, "eh, aku dari masa lalu," ucapku spontan.

Laki-laki dewasa yang ada di sampingku ini mengerutkan dahinya bingung, "kamu terlihat sangat canggung, kamu diperhatikan banyak orang di sini."

"Apakah aku boleh bertanya padamu?"

Laki-laki itu hanya mengangguk.

"Apakah aku boleh tinggal bersamamu? Dan mengapa mereka semua memperhatikanku?"

"Orang tua mu mana? Kamu tidak mempunyai alas kaki di rumahmu?" tanya nya balik.

Aku melihat kakiku lalu menepuk jidat. "Pantas saja semua orang memperhatikanku, aku tidak memakai sandal, mengapa aku sampai tidak sadar!"

"Aku akan membelikannya untuk mu, tunggu di sini, ya."

Laki-laki itu kemudian berlari dan memasuki toko yang tak jauh dari tempat kami berdiri.

Aku memperhatikan seluruh tempat ini, pakaian Inggris yang masih kental dengan budaya tradisional, aku menatap bajuku.

Dress putih selutut dengan tali pinggang, rambut tergerai, pantas saja aku jadi pusat perhatian, warna putih memang sangat mencolok di tempat ini.

"Paman tidak tahu ukuran kaki mu, tapi ku yakin ini sangat cocok untuk mu gadis manis."

Aku memakai flat shoes warna hitam itu. "Terima kasih, ini sangat cantik, dan ukurannya sangat pas."

"Kamu tersenyum, berarti kamu menyukainya."

Laki-laki itu terlihat lebih tua dari Papa, umurnya pasti sudah berkepala enam, jika tidak sedikit bongkok pasti ia tinggi, putih dengan hidung mancung, celana coklat dan mantel senada, memakai topi pelukis warna hitam. Bola mata birunya sangat mencolok, leher tegas dengan janggut yang masih pendek.

"Aku Anneth, dari masa lalu," ucapku memperkenalkan diri.

"Kamu fasih berbahasa inggris?" tanyanya.

"Mamaku memang keturunan inggris, grandma asli inggris," kataku menjelaskan.

Aku kini sudah tidak menjadi pusat perhatian, mungkin yang mereka pikirkan adalah, laki-laki dewasa ini adalah ayahku.

"Siapa namamu?" tanyaku.

Meditasi ✔ [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang