prolog 🐾

2.8K 161 5
                                    

Malam ini hujan turun dengan lebat, membuat bulan dan bintang tertutup oleh awan hitam. Namun, malam yang gelap tidak membuat suasana hati seorang gadis berkuncir dua ikut merasakan buruk. Suasana hati yang selalu baik membuat gadis itu selalu bisa membuat beberapa orang di sekitarnya ikut merasakan hangat.

"Jadi..."

"Apa?" Pertanyaan yang terkesan acuh itu membuat gadis berkuncir dua mengerucutkan bibirnya.

"Aya! Lo dari tadi dengerin gue nggak sih?!"

"Ya denger, Na." Gadis yang dipanggil Aya itu berdecak dengan tubuh ia tegakkan menatap sang teman dengan malas.

"Lo mau ngapain sih nanya-nanya tuh cowo?"

"Ya penasaran aja Aya."

"Beneran cuma penasaran?"

"Astaga, iya Ayara." Jawab gadis berkucir dua dengan wajah mulai kesalnya.

"Namanya Jevin, anak band yang lagunya kemarin buat sekolah kita menang dan makin terkenal." Jelas Ayara.

"Dia chindo kan? Marganya apa?"

"He'em, kalau gue nggak salah marganya Li." Melihat senyum lebar sang teman, Ayara dengan cepat menghentikannya. "Lo jangan naksir, dia udah punya cewe btw. Gue ingetin dari sekarang, biar lo nggak makin jauh."

Bahu gadis berkuncir dua itu melemas, bibirnya berdecak diikuti rengekan ringan. "Cantikan cewenya Jevin atau gue, Ya?"

"Cantikan gue."

"Aaa Aya." Rengekan yang menurut Ayara menyebalkan itu membuat gadis bermata sipit mendorong temannya yang terus memeluk lengannya.

"Gue nggak mau bantuin lo ya Nana. Minggir! Lo cari cowo lain aja deh ah!"

"Nggak mau, maunya Jevin, Aya."


🐾🐾🐾


"Nana?" Suara jengkel memanggil Nana dari luar kamar mandi sekolah. "Lama banget sih, kita cuma mau ke aula."

"Sabar dong Aya." Jawaban yang santai membuat sang teman berdecak, namun tetap menunggu saat temannya mengoleskan lipbalm dan membenarkan jepit rambut yang menghiasi rambut hitam pekatnya yang tergerai indah milik temannya.

"Nah, udah cantik. Yuk, Aya."

Mereka berdua berjalan menuju Aula, yang kini sudah dipenuhi para siswa dan siswi kelas 10 sampai kelas 12. Para murid sudah duduk di bangku dengan tertib sesuai dengan kelas mereka masing-masing.

"Keyna! Ayara!"

Panggilan yang cukup kencang, membuat beberapa pasang mata mengarah pada sang nama.

"Suara lo berdua nggak usah kenceng-kenceng, gue juga denger." Protes Ayara setelah duduk di sebelah kedua temannya yang memanggil tadi.

"Ck, sensi terus lo." Ketus gadis berambut pirang.

"Udah deh nggak usah ribut, kepala sekolah udah dateng tuh." Lerai gadis berwajah lugu.

Setelah pesan demi pesan sambutan dari kepala sekolah dan guru lainnya. Kini acara terakhir yang selalu diadakan setelah banyaknya perlombaan yang sekolah ikuti, memanggil para murid yang mewakilkan sekolah dan membawa pulang juara.

Keyna sampai bosan melihat murid yang akan dipanggil nanti, ia sampai hapal siapa saja nama yang akan dipanggil karena terlalu sering mendengarnya.

"Jevin dan teman-teman! Telah membuat nama sekolah kita semakin terkenal, lagu yang mereka ciptakan..."

HoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang