Suara langkah kaki terburu menggema di dalam rumah yang nampak sepi di pagi hari. Biasanya senin pagi menjadi hari yang menyebalkan untuk beberapa orang dalam keluarga, akan ada keributan kecil entah untuk sekedar memanggil nama keluarga atau menanyakan barang yang sempat mereka lupakan letaknya. Namun, berbeda dengan keluarga Keyna, di hari apapun nampaknya rumah selalu sepi, terbukti dengan Keyna yang berlari dalam rumah yang sepi dengan panik saat ia kesiangan untuk sekolah.
"Non, nggak sarapan dulu?" Tanya salah satu pekerja di rumah Keyna.
"Nggak usah, aku bawa bekel aja." Jawab Keyna setelah menandaskan susu almond.
"Makasih, aku berangkat dulu." Ucap Keyna setelah kotak bekal berpindah tangan padanya, langkah kaki lebar segera ia ambil untuk memasuki mobil yang pintunya sudah dibuka oleh sang supir.
"Cepetan sedikit ya pak."
Sang supir yang mendengar ucapan Nonanya menatap sopan dari spion tengah. "Baru jam tujuh lewat lima belas Non, tidak akan telat."
Keyna menghela napas, memang ia tidak akan telat karena sekolah masuk jam delapan. "Tapi aku belum ngerjain tugas pak, tolong cepetin dikit ya pak jalannya." Itu dia alasan Keyna terburu untuk berangkat sekolah.
"Baik Non."
Biasanya Keyna tidak pernah lupa untuk mengerjakan tugasnya namun, untuk kali ini ia melupakannya hanya karena nama lelaki yang sejak kemarin tidak pergi dari bayangannya.
"Silahkan Non."
Lamunan Keyna buyar saat sang supir membukakan pintu mobil untuknya, tidak sadar kalau ia sudah sampai pada sekolah megahnya.
"Makasih ya Pak, nanti nggak usah jemput, aku bareng Aya."
"Baik Non, saya pamit."
Keyna mengangguk pelan, setelahnya jalan bergabung dengan lautan pelajar yang akan memasuki gedung sekolah. Senyumnya mengembang lebar saat pria yang membuat ia melupakan tugasnya baru saja turun dari motor antiknya.
"Jevin." Panggil Keyna saat langkah Jevin akan melewatinya.
"Ya?" Yang dipanggil mengehentikan langkah dan melepaskan pandangannya dari ponsel.
"Eung, lo lupa gue?" Tanya Keyna saat pria itu menatapnya dengan acuh.
Jevin menggeleng pelan, ponselnya ia masukkan dalam saku celana dan memfokuskan diri pada wanita di hadapannya. "Keyna?"
Keyna mengigit bibir bawahnya agar pekikan senang tidak kelepasan, kepalanya mengangguk cepat. "Iya."
"Kenapa Key?" Tanya Jevin saat Keyna akan mengatakan sesuatu namun ragu.
"Itu... Eung, lo nanti istirahat ke kantin?" Tanya Keyna dengan tangan mengusap lengannya untuk menghilangkan rasa gugup.
"Iya, istirahat kedua." Jawab Jevin sambil terus melihat gerak gerik Keyna.
"Istirahat pertama? Lo nggak makan siang?" Tanya Keyna heran.
"Gue di ruang musik, makan siang di sana sama anggota lain." Jawab Jevin sekenanya.
"Ah." Keyna mengangguk, pipi dalamnya ia gigit saat Jevin terus menatapnya, dengan sabar menunggu ia berbicara kembali.
"Kenapa, Key?" Tanya Jevin kembali saat Keyna tidak kunjung melanjutkan ucapannya.
"Gue mau traktir lo makan, ucapan terima kasih gue karena kemarin lo udah nolongin gue."
Jevin mengerutkan alisnya. "Nggak perlu, gue nggak minta imbalan nolongin lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Holo
Fanfiction● Nomin Keyna sangat sempurna, ia memiliki wajah cantik, harta, popularitas, sahabat, cinta, perhatian. Tapi bagaimana dengan kesetiaan? Apa Keyna benar-benar memiliki semuanya? Semua terjawab saat Keyna bertemu dengan Jevin, cinta yang ia kerja den...