meet ¹¹

590 79 17
                                    

Suara tabrakan antara kulit serta erangan tertahan menjadi kegiatan dua remaja sejak tiga puluh menit lalu di dalam mobil. Air conditioner mobil yang full bahkan tidak bisa membuat keringat keduanya berhenti bercucuran.

Mobil yang berguncang dapat saja dicurigai oleh pekerja yang tiba-tiba melintas, namun pikiran itu diabaikan keduanya. Karena, sekarang yang lebih penting bagi keduanya adalah menuntaskan hasrat yang sudah ingin meledak.

"Akh, aku capehh." Keyna mendesah lega saat keduanya mencapai putih dan rasa hangat kembali memenuhi perutnya.

Napas terengah Keyna menerpa leher Jevin. Begitu pun Jevin, napas beratnya berhembus di bahu telanjang Keyna yang kini sudah penuh dengan bercak merah. Tangan beruratnya mencengkeram pinggang ramping sang pacar, karena rasa tegang masih memenuhi dirinya.

"Udah~"

Rengekan Keyna yang terdengar merdu menghentikan Jevian dari keinginannya untuk menjamah tubuh seksi itu lagi. Ia mengalah, mengingat mereka mempunyai janji temu yang sangat penting.

Keyna beranjak dari atas tubuh Jevin dengan bibir berdecak kesal.

"Ngga usah manyun gitu, jelek." Ucap Jevin dengan tangan mencubit gemas bibir plum kekasihnya.

"Ck, kamu tuh ngeselin! Make up aku berantakan~" Rengut Keyna yang langsung dihentikan Jevin dengan mengecup bibir merahnya.

"Jangan ngerengek gitu, nanti aku pengen lagi. Lagian kamu salah sendiri, pake bajunya seksi banget, aku jadi horny" Pernyataan gamblang Jevin diabaikan Keyna dengan menyambar baju baru di bagian paling belakang mobil. Pasalnya dress hitam miliknya sudah terkoyak tak berbentuk akibat ulah Jevin.

Pria itu terkadang tidak sadar jika dirinya sangat kuat, ditambah dengan nafsu yang tidak bisa pria itu kendalikan membuat Keyna harus ekstra sabar menghadapinya.

"Aku udah wangi kan?" Tanya Keyna setelah keduanya selesai membersihkan tubuh dengan tissu basah dan kering, serta berpakaian lengkap.

"Coba sini aku cium." Jevin menarik Keyna untuk lebih dekat. "Hm, masih bau sper--"

"Ihh, aku udah semprotin banyak parfume!" Sambar Keyna untuk memotong ucapan vulgar Jevin.

"Marah-marah mulu deh, kamu." Ucap Jevin setelahnya keluar meninggalkan Keyna yang sudah mengumpati kelakuan kekasihnya.

"Tungguin!" Pekik Keyna setelah membanting pintu mobil mahal milik Jevin. Langkahnya dipercepat untuk mengimbangi langkah lebar Jevin.

Rumah dengan gaya eropa nampak berdiri kokoh di tanah yang luas. Parkiran belakang yang bahkan tidak pernah digunakan--kata Jevin--juga begitu luas.

Saat kaki jenjang Keyna memasuki area dalam rumah, rasa hangat melingkupi dirinya. Ada kesan hidup di sana yang tidak pernah Keyna rasakan.

Saat kakinya mulai masuk lebih dalam ke area rumah Jevin, pegangannya pada lengan kekasihnya semakin mengerat. Suara tawa asing yang bersautan bahkan semakin membuat jantung Keyna berdetak semakin kencang.

"Ngga apa, orangtua aku pasti suka sama kamu. Releks, babe." Suara berat Jevin mencoba untuk menenangkan sang kekasih. Bahkan kini langlah mereka terhenti sejenak.

"Aku udah rapih kan? Make up aku gimana? Ada yang aneh gak? Aku beneran udah wangi?" Pertanyaan pelan yang beruntut membuat Jevin menghela pelan.

"Hey, you're already perfect. Selalu cantik, make upnya udah bagus--" Jevin menjeda ucapannya, hidungnya mengendus leher hingga wajah kekasihnya yang membuat keduanya terkekeh. "Udah wangi juga."

HoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang