"Kemungkinan di lomba nanti ada tambahan satu bahasa yang dipakai."
"Gila kali! Gue dua bahasa aja udah keteteran!"
"Bahasa apa aja, Na?"
"Gue ngga mau ikut lomba! Gila, otak gue ngga mampu!"
Ke-empat sahabat yang kini tengah menikmati jam istirahat di taman terlihat begitu frustrasi dari raut wajah mereka. Cemilan terlihat berserakan di rumput, banyak kertas dan buku yang sudah penuh dengan coretan.
"Lo berdua tuh, ngeluh mulu!" Keyna mencubit pipi Fay dan Ayara bergantian. "Contoh Sila gitu."
"Ya kan emang Sila yang awalnya mau ikut lomba! Gue ngga mampu deh nyeimbangin otak lo berdua." Fay mencebik kesal sambil bersandar lelah pada bahu Ayara.
"Lo merendah untuk dihajar." Sila meraup wajah Fay dengan tangannya.
"Bahasa inggris, kita udah jago. Bahasa Mandarin juga, check. Bahasa Jepang, kita harus lebih giat lagi belajarnya." Jelas Keyna.
"Bahasa tambahannya apa?" Tanya Ayara yang kini sudah tiduran di atas rumput dengan tumpuan kamus tebal di kepalanya, diikuti Fay tidur di pahanya.
"Bahasa tamabahannya~" Ucap Keyna dengan jeda antusias.
"Jerman!" Teriak Keyna dengan senang yang berballik dengan ke-tiga temannya yang mendesah sebal.
"Hell, itu susah!"
"Fu*k, lo enak ya Na senang di atas penderitaan kita."
"Gue ngga mau ikut tes lomba!"
Protesan dari sahabatnya membuat Keyna tertawa, belum lagi ekspresi wajah mereka yang sangat lucu.
"Keyna."
Namun, suara berat itu menghilangkan senyum di wajah Keyna, mereka pun seketika menghening.
"What?" Bukan, bukan Keyna yang menyauti panggilan itu, tapi Fay dengan wajah tak bersahabat.
"Gue ada perlu sama Keyna."
"Bener Na, lo ada perlu sama Jepin?" Tanya Fay masih tidak suka dengan kehadiran Jevin.
Jevin menatap Keyna dengan tenang. "Ngga ada." Keyna membuang pandangannya kembali pada buku.
"Lo berdua kayak orang pacaran lagi berantem." Ayara merubah posisi menjadi duduk, menatap berganti pada Keyna dan Jevin.
"We need to talk!" Ucap Jevin dengan tegas.
"I don't think we have anything to talk about!"
"Heh, prahara rumah tangga jangan dibawa ke sekolah!" Ayara menegakkan duduk dengan tangan berkacak.
"Aya, apa sih!"
"Just a minute, Key." Suara lembut Jevin membuat Keyna berdecak, kalau dihalusin seperti itu mana bisa Keyna membantah.
"Na, udah sana. Ganggu banget si Jepin." Keyna berdiri saat wajah Fay sudah cukup tidak mengenangkan.
"Kalau belum selesai sampe bel, langsung ke kelas aja Na."
Teriakan Sila diangguki oleh Keyna. Gadis itu kini sudah dibawa Jevin ke belakang taman di mana tidak pernah ada orang yang berlalu lalang.
"Apa?!" Keyna menepis kedua tangan Jevin yang sudah menyudutkannya ke tembok.
"Lo kenapa?"
"Apanya yang kenapa? Gue gapapa."
Jevin menyugar rambutnya frustrasi. Tangannya mencekal Keyna saat gadis itu berniat pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holo
Fanfiction● Nomin Keyna sangat sempurna, ia memiliki wajah cantik, harta, popularitas, sahabat, cinta, perhatian. Tapi bagaimana dengan kesetiaan? Apa Keyna benar-benar memiliki semuanya? Semua terjawab saat Keyna bertemu dengan Jevin, cinta yang ia kerja den...