rumor ¹⁹

659 79 9
                                    

Jevin tidak bisa untuk tidak khawatir setiap mengingat kembali perkataan dokter tentang kondisi Keyna. Wanita yang terlihat angkuh serta ambisius itu ternyata mempunyai masalah yang mungkin tidak semuanya Jevin ketahui. Namun, perkataan dokter tentang Keyna yang mungkin saja mengalami kekerasan bisa terbukti benar jika saja kekasihnya itu mau melakukan visum serta rontgen tulang.

Setelah malam itu Jevin menjemput Keyna dan membawanya ke apartemen wanita itu, sang kekasih mengalami demam tinggi disertai muntah. Keyna terus mengeluhkan sakit yang tidak spesifik, hal tersebut membuat Jevin panik lantas membawa kekasihnya ke rumah sakit.

Keyna sempat dirawat dan ditindak, namun wanita itu enggan berada terlalu lama di rumah sakit, dimana hal tersebut membuat Jevin bertambah curiga setelah dokter yang menjelaskan banyak memar samar pada tubuh Keyna. Saat ditanya oleh dokter pun Keyna enggan membuka mulutnya, sekedar menggerakkan kepala untuk menjawab 'ya' atau 'tidak' pun enggan.

Kini, Jevin pun tidak habis pikir dengan tingkah Keyna yang masih bisa tersenyum dan tertawa setelah wanita itu berkata tubuhnya sudah lebih baik.

"Bener kamu udah nggak papa?" Tanya Jevin dengan jemari yang tak henti bermain di rambut serta wajah Keyna yang terlihat sangat tirus dari terakhir kali mereka bertemu.

Keyna mengangguk cepat dengan senyum terpatri di wajah pucatnya. "Iyaa Jeevin~ jangan khawatir, besok kamu bisa sekolah lagi, aku gapapa sendiri di apart."

"Jelas aku khawatir, kamu masih pucet gini." Jevin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil kekasihnya, wajahnya ia tenggelamkan pada rambut tergerai Keyna. "Kalau kamu udah bener-bener sehat dan ngga loyo, aku baru bisa tinggalin kamu buat sekolah." Ucap Jevin dengan pelan yang langsung terdengar oleh indra pendengar Keyna

Keyna menggeleng cepet, tubuh Jevin ia dorong dengan wajah menekuk marah. "Itu pasti akal-akalan kamu aja biar ada alasan buat bolos. Nggak ya! Kurang dari dua minggu kita udah mau ujian kelulusan."

Jevin terkekeh mendengar pernyataan Keyna, ia usak gemas puncak kepala kekasihnya.

"Siap! Besok saya akan sekolah nyonya." Ucap Jevin dengan tegas dan memberi gestur hormat.

Keyna tertawa, tubuh mungilnya menubruk tubuh kekar Jevin. Dipeluknya tubuh hangat Jevin dan langsung mendapat balasan dengan cepat.

"Aku sayang banget sama kamu. Jangan tinggalin aku ya?" Lirih Keyna yang masih bisa didengar oleh Jevin.

Jevin memejamkan mata guna menikmati dekapan hangat sang kekasih. Puncak kepala Keyna tidak luput dari kecupan kecil yang dilayangkan oleh Jevin.

"Mana bisa seorang Jevin ninggalin Keyna yang cantik dan sexy ini dan cuma ada satu di dunia. Susah nyari duplikat yang goyangannya mantep."

Jevin terkekeh saat dadanya dipukul main - main dengan wajah kekasihnya yang sudah bertekuk kesal.

"Dengar ya sayang." Jevin tangkup wajah Keyna untuk mendongak menatapnya. "Jangan takut, aku ngga akan tinggalin kamu. Karena apa? Aku sayang kamu."

"Bener?" Tanya Keyna dengan raut ragu namun binar matanya penuh harapan.

"Yes, kamu, Keyna yang tiba-tiba datang rebut seluruh hati Jevin. Sekarang, hati Jevin udah ada digenggaman Keyna sepwnuhnya. Ngga perlu takut." Jawab Jevin penuh dengan kejujuran.

"Apapun yang akan terjadi, kamu ngga akan tinggalin aku?"

Jevin beri anggukan atas pertanyaan Keyna, jemari telunjuknya bermain halus di pucuk hidung kekasihnya sembari menunggu pertanyaan apa lagi yang akan terlontar dari bibir manis Keyna.

"Kamu akan lakuin apapun buat tetap sama aku?"

"Hm."

"Kamu percaya sama aku?"

HoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang