effort ⁴

594 78 2
                                    

Ke-empat gadis yang kini berada di perpustakaan sekolah tengah asik dengan dunia masing-masing. Setelah bel pulang sekolah seperti biasa mereka akan belajar lebih dulu sesuai kesepakatan selama waktu untuk lomba datang.

Gedung perpustakaan sekolah memang terpisah dari gedung tempat belajar, jadi memungkinkan anak murid lebih konsentrasi. Jam tutup perpustukaan pun sampai pada jam 9 malam.

Bunyi tumpukan kertas terdengan nyaring saat Nana membantingnya di atas meja ke-empatnya belajar.

"Tada." Pekik Keyna dengan pelan.

"Apa nih?"

Keyna duduk tegak dengan memamerkan senyum lebarnya. "Latihan soal buat lomba."

Ke-tiga gadis itu langsung mengambil lembaran tebal untuk dilihat.

"Dapet dari mana, Na?" Tanya Sila saat melihat latihan soal itu tidak pernah ia lihat di perpustakaan.

Keyna menepuk dadanya dengan bangga. "Dapet dari mananya ngga penting, yang penting itu kita harus nguasain semua materi. Kemungkinan besar juga di latihan soal ini banyak yang keluar di lomba." Ia ikut mengambil salah satu lembaran tebal itu.

"Ini sebenernya salah satu bocoran soal dari sekian banyak materi." Ucap Keyna tanpa beban.

"Na, lo nyuri?" Tanya Fely

Keyna mengangkat bahu acuh. "Yang penting kita bisa masuk seleksi lomba, terutama Sila."

"Yang bener aja Na, nanti ketauan." Ucap Fay dengan kesal dan khawatir.

"Ngga akan ketauan, udah percaya sama gue. Kecuali lo pada yang bocorin." Yaki Keyna dengan malas sambil membuka lembar soal dan mulai mengisinya.

"Tapi--" Ucapan Fay terpotong oleh Ayara yang langsung mencubit pelan lengannya.

"Udah kerjain aja, ini juga nguntungin kita." Bisik Ayara tak ingin temannya ribut di dalam perpustakaan.

Akhirnya ke-empat sahabat itu melanjutkan kembali belajar mereka dengan mengisi soal-soal yang diberikan Keyna. Tanpa tau, bahwa Keyna juga takut akan ketahuan jika dirinya mengambil diam-diam data soal latihan dari murid yang pasti akan ditunjuk oleh sekolah.


🐾🐾🐾


"Na, lo beneran ngga mau bareng aja?" Tanya Fay pada Keyna.

"Bener, lo duluan aja, kasian supir lo nunggu lama." Jawab Keyna.

Kini tersisa Keyna dan Fay di depan perpustakaan setelah Sila dan Ayara pamit pulang lebih dulu. Jam pun sudah menunjukkan pukul tujuh malam di mana sekolah sudah sepi siswa berkeliaran.

"Yaudah ayo ke depan. Gue tungguin sampe ojolnya dateng." Ucap Fay yang akan menarik tangan Keyna, namun langsung ditahan.

"Gue mau ke kamar mandi dulu."

"Oh oke, ayo."

Keyna berdecak pelan saat Fay tidak juga pulang lebih dulu.

"Gini..." Keyna menahan jalan Fay. "Gue mules banget, pasti bakal lama, kasian supir lo tau. Jadi, lo duluan aja, gue gapapa sendiri. Masih ada guru sama satpam yang jaga kok." Ucapnya meyakinkan.

"Gapapa, gue tungguin lo."

Keyna lupa jika ini Fay, si keras kepala. Ini cara terakhir Keyna membuat alasan, jika tidak berhasil juga, mau tidak mau dia harus mencoba lain waktu.

"Bukannya Cece tadi ada nitip sesuatu sama lo? Tokonya tutup jam delapan, kasian cece nanti nungguin lo." Keyna menahan senyum saat Fay membulatkan mata tanda ia lupa akan sesuatu.

HoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang