threat ²⁰

678 67 12
                                    

Di dalam kamar gelap, Keyna menatap ponselnya dengan gusar, kuku tangannya ia gigiti guna mengurangi rasa takutnya. Deretan pesan panjang terpampang jelas di mata serta ingatannya yang berisi ancaman. Keyna gusar, mengapa orang ini bisa tau begitu cepat.

"Sayang."

Keyna buru-buru mematikan ponselnya saat suara serak Jevin menggelitiki telinganya. Keyna membalikkan tubuhnya dan masuk lebih dalam pada pelukan hangat Jevin.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Jevin dengan tangan besarnya sibuk mengusap punggung kekasihnya.

"Belum ngantuk." Jawab Keyna dengan lirih, jemari lentiknya tak henti mengusap pangkal hidung mancung sang kekasih bermaksud agar Jevin tidur kembali. "Maaf ya, kamu jadi kebangun."

Jevin membuka matanya, pandanganya tepat terpusat pada wajah cantik kekasihnya yang tidak terlihat jika wanita itu belum mengantuk. Wajah Keyna terlihat lelah dengan kedua mata mulai sayu. Kekasihnya tengah berbohong.

"It's oke, sayang. Mau aku buatin susu biar kamu bisa tidur?" Tanya Jevin yang ditolak dengan gelengan kepala.

"Mau makan? Perut kamu laper jadi ngga bisa bobo." Lagi, gelengan yang Jevin dapatkan.

"Mau mandi lagi? Badan kamu masih lengket jadi gak bisa tidur?" Bukan tanpa alasan Jevin menayakan hak itu, sebab tiga jam yang lalu mereka baru saja menyelesaikan sesi bercinta yang diminta langsung oleh si cantik.

"Ngga Jev." Jawab Keyna dengan wajah mencebik lucu. "Main lagi yuk, tapi aku di atas."

Mendengar hal tersebut tentu saja Jevin senang namun, ketika sadar tidak biasanya Keyna seperti ini Jevin mengurungkan niatnya untuk meng-iya kan ajakan Keyna.

Jevin memang sering meminta jatah bercinta pada Keyna, namun sang kekasih bisa menolak disaat tak ingin. Tapi, beberapa hari ini, setiap Jevin meminta, Keyna langsung meng-iyakan tanpa bujukan ekstra lebih dulu, pun beberapa hari ini lebih banyak Keyna yang memintanya lebih dulu. Seminggu biasanya mereka hanya melakukan 2 sampai tiga kali, kini sehari bisa melakukan lebih dari tiga kali. Jevin baru menyadarinya dan itu pertanda tidak baik baik saja.

Jevin tau siklus datang bulan kekasihnya dan saat ini bukan saatnya Keyna merasakan gairah bercinta karena, masih sangat lama untuk siklus datang bulannya kembali tiba.

"Sayang."

"Kenapa?" Keyna menatap tanya saat Jevin menahan tubuhnya yang akan naik di atasnya.

"Besok lagi ya? Kamu harus tidur dulu, badan kamu butuh istirahat, sebentar lagi kita ujian kelulusan, jangan sampai kamu drop."

Keyna duduk menyilang dengan menatap kosong ke arah Jevin. "Kamu... udah ngga sayang aku ya? Kamu udah bosen sama badan aku? Aku gendutan? Atau aku kurang muasin? Badan ku-"

"Hei, hei, no. Keyna shtt." Jevin duduk tegap saat deretan pertanyaan terus terlontar dari bibir mungil kekasihnya. "Semua pertanyaan kamu jawabannya ngga. Don't ask questions where the answer is clearly no." Jevin usap air mata yang turun deras dari mata bulat Keyna, ia bawa tubuh Keyna untuk direngkuh erat.

"Aku masih sayang sama kamu, sampai dunia ini hancur rasa sayang aku ngga akan berubah... Aku ngga akan pernah bosen untuk liat kamu dan ada di sisi kamu, sekalipun itu tubuh kamu aku ngga akan pernah bosen..."

Suara tangis Keyna enggan berhenti.

"Kamu ngga gendut sayang, kalau pun kamu gendutan so why? Kamu cantik mau gimanapun bentuk tubuh kamu... Kamu selalu muasin aku, ngga pernah sekalipun aku merasa ngga terpuaskan. Jadi, jangan lagi mempertanyakan hal-hal tersebut ya?"

Jevin tau kekasihnya sedang tidak baik-baik saja, oleh sebab itu ia hanya terus memeluk Keyna dan mengusap punggung wanitanya sampai ia puas menangis.

"Jangan tinggalin aku, aku takut."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang