Waktu menunjukkan pukul empat, di mana sudah satu jam dari bel pulang sekolah berbunyi. Lapangan sekolah masih nampak ramai di isi dengan murid yang tengah melaksana ekskul, beberapa ruangan kegiatan pun nampak terpakai. Hari jumat memang hari paling sibuk bagi sekolah itu.
Tak terkecuali Keyna dan ketiga kawannya, masih nyaman duduk di salah satu meja pojok perpustakan. Satu jam sudah mereka mencoba membahas soal untuk lomba serta belajar untuk ujian akhir kelulusan nanti.
"Hari ini jadwalnya Rein sama Helia belajar sama Mrs Fera." Beritau Sila memecah keheningan.
"Iya?"
"Belajar buat lomba?"
Pertanyaan Fay dan Ayara diberi anggukan dari Sila. Helaan napas berat terdengan lelah dari belah bibir ketiga sahabat itu.
"Anak kesayangan Mrs Fera tambah jenius aja nanti. Gue yakin mereka bawa juara satu sih." Kata Fay dengan nada menggebu.
"Bener, gue jadi pesimis kita ngga bisa ikut lomba akhir semester."Smabar Sila dengan raut sedihnya.
"Belum juga dicoba, udah pesimis aja lo."
"Emang lo yakin?" Tanya Fay dengan sewot yang dibalas cengiran oleh Ayara.
"Ya ngga sih, tapi kan kita harus berusaha dulu." Balas Ayara.
"Bener kata Aya. Kita harus berjuang!" Ucap menggebu Keyna mendapat tatapan tak percaya ketiga sahabatnya.
Keyna terkekeh pelan menyadari suaranya terlalu kencang. "Kalian semua tenang aja. Gue jamin kita bisa ikut lomba akhir semester, kalau perlu lomba yang diikutin dua kesayangan Mrs Fera."
Keyna menghembus napas kasar saat wajah muruh sahabatnya tidak berubah. "Kalian cuma perlu belajar yang bener, oke?" Ketiga sahabatnya hanya berdeham tak semangat menjawab Keyna, membuat gadis itu berdecak.
"Gue ke kamar mandi dulu, sekalian beli jajanan."
"Mau susu, Na."
"Kopi satu ya, Na."
"Gue, nitip nasi Na kalau masih ada, laper."
Keyna hanya membalas dehaman dan berlalu meninggalkan ketiga sahabatnya.
Dalam perjalanan menuju kantin, ia harus melewati beberapa ruang ekskul tentunya. Senyumnya mengembang dengan jahat saat seorang siswi memasuki toilet.Langkah kaki Keyna cepatkan, ia menunggu di luar kamar mandi siswi yang bersebelahan dengan kamar mandi siswa. Kedua tangannya bersedekap menunggu keluar siswi incarannya itu.
"Hai, lonte."
Tangan kiri Keyna bertumpu di tengah pintu untuk menghalangi jalan.
"Keyna." Ucap lirih dari Helia saat melihat Keyna menghadang jalannya.
"Gimana belajarnya? Udah tambah pinter?" Tubuh Keyna yang lebih tinggi tiga senti dari Helia terlihat sangat angkuh, menatap rendah pada Helia yang sudah seperti kucing tersiram air.
Keyna menepuk seragam depan Helia dengan kasar. "Jawab dong, bisu ya lo?"
Keyna tersenyum miring melihat wajah ketakutan Helia. Tangan kanannya terangkat mencengkeran kedua pipi chubby milik Helia kemudian mendorong gadis itu dengan kasar untuk masuk kembali ke dalam kamar mandi.
"Akh sakit, Keyna."
"Gimana bocoran soal dari Mrs Fera? Ah, apa masih bisa gue bilang bocoran kalau seluruh soal yang lo kerjain hari ini, seratus persen mirip sama di lomba nanti." Pernyataan Keyna di balas wajah terkejut Helia.
"Denger ya, miskin. Gue benci lo, benci lo yang deket Jevin, lo yang deket Rein dan manfaatin dia--"
"Aku ngga pernah manfaatin Rein." Potong Helia yang membuat Keyna tertawa sarkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holo
Fanfiction● Nomin Keyna sangat sempurna, ia memiliki wajah cantik, harta, popularitas, sahabat, cinta, perhatian. Tapi bagaimana dengan kesetiaan? Apa Keyna benar-benar memiliki semuanya? Semua terjawab saat Keyna bertemu dengan Jevin, cinta yang ia kerja den...