do ⁸

626 74 16
                                    

Bel pertanda jam pulang sudah berbunyi sejak satu jam lalu. Ruang kelas juga sudah nampak sepi, hanya tersisa empat siswi yang kini juga sedang membereskan perlengkapan belajar. Hari ini ke-empat sahabat yang akan mengikuti lomba, tidak bisa belajar bersama lebih lama karena masing-masing mempunyai kegiatan di luar sekolah terkecuali Keyna.

"Na, ada Jevin di luar, nungguin lo katanya." Beritahu Sila pada Keyna saat ia kembali dari kamar mandi.

Keyna melirik sekilas pada pintu kelas di mana Jevin menunggu dengan bersandar pada tembok kelas. "Biarin aja."

Ayara memicing tajam pada Keyna. "Dia kemarin beneran ngga ngapa-ngapain lo kan?"

"Ngga, Aya."

"Serius lo? Jangan ditutup-tutupin, kalau dia kurang ajar bilang ke gue, biar gue hajar." Sambar Fay dengan wajah tersungut.

Keyna terkekeh mendengar ucapan sahabatnya, ia segera menyampirkan tasnya setelah semua barangnya tidak ada yang tertinggal.

"Bener cantik. Udah sana pada pulang, nanti kalian telat acaranya."

"Lo juga pulang, ayo." Ajak Fay.

"Gue pulang bareng Jevin." Tahan Keyna saat Fay menarik tangannya.

"Ngapain pulng bareng dia?" Tanya Ayara dengan ketus.

"Ihh Aya, ini namanya proses pendekatan tau."

"Lo ini beneran sukanya sama Jevin?"

"Iya." Jawab Keyna yang membuat Ayara menganggung pasrah.

"Yaudah, gue sama yang lain pulang duluan. Lo hati-hati, kalau udah di apart kabarin di grup."

"Oke."

Ketiga temannya berlalu, meninggalkan Keyna yang masih duduk diam di bangkunya. Ia merapihkan rambut serta seragam ketatnya sebelum beranjak menghampiri Jevin.

"Ngapain?" Tanya Keyna setelah ia berada di hadapan Jevin.

Keyna tau sebenarnya alasan Jevin menghampirinya, tidak ingin berbangga lebih dulu dengan diri sendiri yang akan membuat Jevin bertekuk dengan sendirinya.

"Pulang sama gue."

"Gue bisa pulang sendiri." Tolak Keyna yang segera ditahan Jevin.

"Key, hey. Sorry, hm?" Tangan besar Jevin mengusap pipi halus Keyna, wajahnya yang murung membuat Keyna tersenyum bangga dalam hati. "Maafin gue soal kemarin. Ayo kita mulai semuanya sama-sama, buat gue jatuh cinta sama lo."

Keyna menggeleng lemah dengan mata berkaca. "Ngga, Helia nanti gimana? Lagi pula, lo kan sayang banget sama dia, maafin gue yang udah maksa lo kemarin." Ucapnya dengan berusaha melepas tangan Jevin di pipinya.

"Gue sayang sama Helia cuma sekedar sayang ke sahabat. Gue selalu bareng sama dia, jadi gue udah anggap dia kayak saudara gue sendiri." Jelas Jevin.

"Bohong." Ucap Keyna dengan lirih.

"Gue harus lakuin apa biar lo percaya?" Tanya Jevin yang kini sudah memojokkan Keyna pada tembok.

Keyna menggeleng lemah. "Ngga tau."

Mereka terdiam sejenak, saling adu dengan pikiran masing-masing atau mungkin hanya Jevin, karena Keyna sendiri sudah siap dengan rencana selanjutnya.

"Lo kasar."

"Hm?"

"Lo kemarin kasar, gue ngga suka. Cuma karena Helia lo sampe kasar segitunya sama gue."

"Shht, maaf. Gue udah bilang, itu karena gue udah anggap Helia kayak saudara gue. lo kemarin ngomong yang ngga bener tentang Helia."Jelas Jevian dengan lembut agar gadis di hadapannya tidak tersinggung.

HoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang