20. 💢 Bodyguard Ina

2.1K 47 0
                                    

Dante membuka pintu dan masuk ke rumah keluarga Maheru. Di ruang tamu, Naula dan Ina sudah duduk menunggunya. Dante berdiri dengan tatapan bingung ke arah kedua perempuan itu. Awalnya ia mengira jika hanya Naula yang ingin bicara padanya.

Naula menatap pria yang berdiri tak jauh darinya lalu ia menatap perempuan di depannya. "Apa lagi yang ditunggu?"

Ina menghela napas dalam dan bangkit dari tempat duduknya. Ia mendekat ke arah Dante dan menarik tangan pria itu agar duduk bersama mereka. Dante tak menolak, tetapi jelas wajahnya tak paham dengan situasi.

"Sekarang itu Dante bodyguard gue, jadi terserah gue mau dia duduk di mana." Ina langsung melontarkan kalimat itu ketika melihat Naula hendak protes.

Ina mengangkat kaki sebelah kanannya ke atas kaki kirinya. "Ada beberapa aturan yang berubah ketika Dante jadi bodyguard gue. Yang pertama dia nggak perlu berpakaian rapi kayak bodyguard lo selama ini. Gue setuju sama ide lo dia nggak tinggal di sini lagi, tapi dia juga bebas mau ke sini kapan aja."

Naula sontak berdiri. "Apa-apaan? Itu udah nggak sesuai dengan kesepakatan!" Gadis itu membantah.

Ina tersenyum sinis. "Pilihan cuma ada dua, yang pertama dia tinggal di sini, dan yang kedua dia bebas ke sini."

"Lo nggak bisa lakuin ini ke gue!" bantah Naula.

"Dia bodyguard gue bukan lo lagi. Jadi terserah gue mau buat aturan apa aja, lagian suami gue juga setuju-setuju aja sama semuanya." Ina tersenyum penuh kemenangan.

"Lo licik banget, sih! Gue nggak bakalan diam aja kalau lo ngelunjak!" Naula meninggalkan mereka, gadis itu menaiki tangga dan masuk kamarnya dengan buru-buru.

Ina menaikkan bahu dan bersikap bodoh amat dengan ucapan Naula baru saja.

Dante yang sejak tadi berdiam diri pun bersuara setelah Naula benar-benar masuk kamar. "Apa sebenarnya rencanamu?"

"Aku cuma mau lebih dekat dengan kamu, Sayang," ucap Ina manja.

Dante langsung memalingkan wajahnya dan berdiri dari tempat duduk. "Kita sudah berakhir, Na. Jangan mempersulit keadaan. Kamu jelas tahu aku ke sini punya tujuan, yang pasti tujuan itu bukan kamu."

Ina menghela napas. "Gue tahu dan itulah sebabnya gue lakuin ini semua. Karena lo!"

"Perasaan di antara kita udah nggak ada lagi, Na. Itu berakhir ketika kamu memutuskan untuk menikah dengan Pak Maheru. Dari situ perasaanku padamu udah berubah."

"Itu kan perasaan lo bukan gue! Apa yang udah jadi milik gue nggak bakalan gue kasih diambil orang lain. Kalaupun sempat ada orang yang ngambil, gue pastikan bakal merebut lagi." Ina berdiri dengan spontan. Ia melenggang pergi ke kamarnya.

"Apa dia gila?" Dante menghempaskan badannya di sofa dan mengusap kepala kasar. Ia lagi-lagi dilema sekarang. Ia berpikir satu masalah sudah selesai karena memutuskan hubungan dengan Ina. Tampaknya kini keadaan semakin rumit, ditambah Naula yang telah termakan banyak omongan Ina.

"Aku harus ngapain sekarang? Aku benar-benar bingung." Dante memejamkan mata dan mencoba membuang bebannya dengan helaan napas. Namun, semakin ia sering melakukan hal itu semakin ia terperosok dengan kebingungan.

Beberapa menit kemudian, Dante teringat sesuatu. Ia pergi ke dapur dan mengupas buah apel. Tak lupa pula ia memotong-motong kecil. Bi Araya yang tepat masih di dapur turut membantu.

"Mas Dante mau kasih buah ke siapa malam-malam gini?" tanya Bi Araya penasaran.

Dante tersenyum kecil. "Siapa lagi, Bi?" Lelaki itu malah balik bertanya.

Bi Araya hanya tersenyum dengan gelengan kepala.

Dante tahu kalau pukul tujuh malam, Naula tidak mengunci kamar karena Bi Araya biasa menemaninya. Kali ini Dante mengambil waktu Bi Araya. Gadis itu sangat suka makan apel di malam hari. Tak ada alasan khusus katanya, hanya saja ia suka.

LOVE BODYGUARD (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang