Pak Maheru mendorong pintu utama rumah dan melangkahkan kaki untuk masuk. Suasana tampak sepi, tak banyak yang berubah di tempat itu. Kaki Pak Maheru melangkah ke arah kamar mereka, diputar knop pintu dan ternyata dikunci.
Pak Maheru menaiki tangga satu persatu dan membuka kamar Naula. Barang-barang gadis itu sudah ditumpuk, lemari dan tempat tidurnya ditutup dengan kain putih. Pak Maheru yakin itu semua ulah Ina.
Selanjutnya pria itu turun, saat yang bersamaan seorang penjaga melihatnya.
"Hei, siapa kamu!?" Penjaga berlari ke arah pria itu.
Pak Maheru bersikap santai dan terus berjalan hingga sofa ruang tamu. Penjaga itu sempat mengerutkan dahi, tetapi tangannya terus menjaga agar Pak Maheru tak bisa melakukan sesuatu yang mengganggunya.
Pak Maheru membuang napas pelan. "Di mana istri saya?"
"Istri?" Penjaga itu membeo, tampak jelas kebingungan di wajahnya. Ia hanyalah penjaga baru, wajar saja tak tahu siapa Pak Maheru.
"Iya, saya suaminya majikan kamu, berarti saya juga majikan kamu. Di mana sopan santunmu?"
Penjaga itu ragu. "Tapi Bu Ina tak pernah mengatakan dia punya suami."
Pak Maheru tertawa kecil. "Kamu masih baru. Tidaklah semua hal perlu kamu ketahui. Kalau kamu nggak percaya, cepat telepon bosmu. Katakan padanya jika suaminya datang menjenguk."
Penjaga itu pun mengikuti perintah Pak Maheru. Ia segera menghubungi Ina. Tak ia berbicara dengan wajah takut, Pak Maheru bisa menebak apa yang dikatakan wanita itu dari seberang.
Tak membutuhkan waktu terlalu lama, sebuah sedan merah berhenti di depan rumah. Pak Maheru menyandarkan kepalanya di punggung sofa dan tangan terlipat di dada.
Ketika Ina masuk, pria itu berdiri dan bertepuk tangan. "Selamat datang istriku."
Ina tersentak dengan cara penyambutan Pak Maheru. Biar bagaimanapun mereka masih suami istri yang sah. Ina memberikan kode agar penjaga keluar dari sana.
"Ngapain lo di sini?" Suara Ina bergetar dan tak sopan.
Pak Maheru tersenyum lebar. "Aku merindukan istriku."
Ina berdecih dan melemparkan tas tangannya di sofa. "Pergi dari sini!" Wanita itu menunjuk pintu keluar.
Pak Maheru meledakkan tawa dan duduk kembali di sofa. Sudah lama ia menantikan hari ini, di mana Ina kesal setengah mati karena merasa ditipu. Pria itu tak sebodoh yang dikira, sekalipun ia tak pernah memberikan saham perusahaan atas nama Ina. Tidak pernah. Pak Maheru telah merencanakan hal itu sejak dulu.
Wanita itu memijit pelipisnya pelan. "Apa lo puas sekarang?"
Pak Maheru menggelengkan kepalanya. "Belum. Ada satu hal lagi yang perlu kamu ketahui. Tentang perjanjian kita, kalau kamu bisa mengingkari janji maka aku juga bisa. Aku akan segera menceraikan kamu dan mengambil semua yang telah diberikan padamu, termasuk butik."
Ina terlonjak kaget dan langsung berdiri. Tangannya terkepal hebat, seolah bersiap menyerang pria yang ada di hadapannya itu. "Apa-apaan!?"
Pak Maheru tertawa kecil. "Jangan pikir kamu itu pintar. Jangan pikir aku nggak tahu kalau kamu sudah menjalin hubungan dengan Dante selama ini. Kamu itu murahan hanya karena harta."
"Diam!" Ina mengangkat tangan hendak menampar wajah Pak Maheru, tetapi dengan sigap pria itu langsung menahan dan menepisnya kasar.
"Jangan coba-coba menyentuh saya! Saya muak dengan semua perbuatan kotor kamu!" Pak Maheru tak bisa menahan teriakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BODYGUARD (END)
RomanceNaula Syakira, gadis kaya dan polos yang jatuh hati pada Dante, bodyguard yang ditugaskan sang papa untuk menjaganya. Ia tak peduli pada usia pria itu yang telah mencapai kepala tiga. Dengan terang-terangan ia mengejar cinta dan memamerkan pada tema...