4

3.4K 384 30
                                    

Haruto terkagum melihat kerja Junghwan, anggota baru mereka. Setelah tadi Soobin bercerita jika komputernya seperti diretas dan Junghwan mencoba membersihkan masalahnya.

"Lo bisa apa aja selain beresin komputer yang kayak gini?" Isa bertanya memancing kehebatan Junghwan.

Tanpa menjawab, Junghwan langsung melakukan sesuatu pada komputer Soobin dan dalam hitungan detik muncul database rahasia kedutaan Amerika.

"Keren banget! Kok lo bisa?" Doyoung masih tidak percaya melihat layar komputer Soobin.

"Ya bisa, kan gampang." balasnya ringan seperti sudah biasah melakukan penyusupan.

Melihat apa yang dilakukan Junghwan saat ini mengingatkan Haruto dengan apa yang diajarkan Jeongwoo semalam padanya. Sama persis dengan yang dilakukan kekasih jeniusnya itu. Haruto seketika teringat dengan ciri-ciri target operasi mereka yang menyatakan bahwa target buruan merupakan sosok yang jenius dan sekarang tersaji dua orang jenius, memiliki kemiripan dalam bidang teknologi.

Selain Doyoung yang kagum dengan hasil kerja Junghwan, ada Asahi, Isa, dan Soobin yang kompak bergumam tidak percaya.

"Daripada kerja di kedutaan mending lo jadi hacker aja, Hwan." celetuk Soobin spontan.

"Lah emang jadi hacker."

"HAH?" semua saling memandang terkejut atas balasan Junghwan.

"Maksudnya baru detik ini jadi hacker karena ditantang kak Isa. Bener apa bener?" Junghwan segera meralat perkataannya setelah membuat rekan kerja barunya terkejut.

"Ngobrol dong ah." Isa memukul pelan bahu lebar Junghwan.

"Gue juga bisa masuk database rahasia doang, gampang itu." ujar Haruto yang sepertinya tidak ingin disepelekan di dalam divisinya.

"Ayo To, tunjukin kalo lo emang bisa." Doyoung berkata menaikkan sebelah alisnya mencoba mengejek Haruto.

Mengambil duduk disebelah Junghwan dan menghidupkan komputer disana. Haruto mulai menerapkan apa yang diajarkan Jeongwoo semalam padanya. Dengan serius, empat orang rekan dan Junghwan memperhatikannya.

"Tuh, bisa kan gue munculin database rahasia punya Spanyol."

"Iyaaa."

"Dih?" Haruto mendecih mendengar respon teman-temannya seperti tidak setuju jika dirinya mengalami peningkatan.

•••

"Junghwan, makan siang barek yuk?" Doyoung berdiri di sela meja Junghwan dengan meja milik Soobin.

Soobin yang mendengar ajakan Doyoung untuk Junghwan segera menoleh, "anak baru langsung diajakin makan siang, kita rekan lama mana pernah."

"Nyinyir aja lo." Doyoung berujar malas pada Soobin kemudian memasang senyum manis untuk Junghwan.

"Boleh kak, belum hapal juga kantin kantor dimana."

Tentu Doyoung bersorak dalam hati karena Junghwan menerima tawarannya.

"Gak usah ditungguin gitu napa Doy, gak bakal pergi juga si Junghwannya." Asahi meledek Doyoung yang memang terlihat sangat bersemangat untuk makan siang bersama.

"Sekali lo makan sama dia, lo tau malapetaka apa yang bakalan menimpa. Kalo bikin malu kabur aja, Hwan." Soobin memberi amanat untuk Junghwan dan menepuk lengannya memberi semangat lalu keluar ruangan diikuti yang lain, jadi bisa dikatakan hanya tersisa mereka berdua yang ada di dalam ruangan.

"Yuk makan siang kak."

Junghwan mengulurkan tangannya disambut malu-malu oleh Doyoung.

Karena Haruto, Asahi, Isa, dan Soobin sudah berada di kantin terlebih dahulu sebab Doyoung memilih bersama Junghwan. Meja mereka terpisah hanya berjarak dua meja dari arah kanan sehingga memudahkan Haruto dan tiga orang lainnya untuk membicarakan Doyoung.

Hurricane || jeongharu ✓ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang