Hari ini Jeongwoo berada di rumah sakit, siap untuk penanaman chip di tubuhnya sesuai janjinya tempo hari tentu saja didampingi oleh Komandan Jihoon, Haruto, serta Asahi.
"Pak, ngak jadi ya Pak?"
"Lo yang buat janji masa dibatalin."
Jeongwoo merengut kenapa mulutnya bisa sembarangan berucap agar menanam sebuah chip di tubuhnya. Jeongwoo akan mengumpati Cruel setelah ini jika mampu.
"Sumpah deh Pak, gue trauma."
Melihat reaksi Jeongwoo yang berlebihan, Asahi segera mendekat pada Haruto dan berbisik, "ini orang beneran teroris gak sih, rewel banget kayak bocah."
"Gede omong doang dia tuh." balas Haruto ikut berbisik.
Keduanya masih melihat Jeongwoo yang bernegosiasi dengan Pak Jihoon untuk membatalkan pemasangan chip.
"Urus deh ini pacar lo, Har." Pak Jihoon menyerah lebih milih memainkan ponselnya.
Haruto memutar bola matanya malas kemudian mendekati Jeongwoo, "udah siap?" tanyanya.
"Nggak jadi aja ya? Plis gue trauma."
"Alay, apa-apa kok dijadiin trauma."
"Nanti kalo gue infeksi gimana? Kena paku aja tetanus ini malah nanem chip."
"Kemaren yang minta tanam siapa?" tanya Haruto geregetan.
"Bukan gue, mungkin gue abis nyimeng jadi ngefly begitu." balas Jeongwoo membela diri.
"Gak usah bacot deh, ayo gue anter ke dalem kalo gak berani. Teroris apaan lo gini doang takut, mana sok jagoan mau lindungin gue." ucap Haruto menyeret Jeongwoo masuk ke dalam ruangan yang sudah disiapkan.
Dengan langkah berat Jeongwoo mengikuti Haruto masuk, di dalam sudah ada dokter dan satu perawat yang membantu.
"Oh, sudah siap?" tanya si Dokter yang akan melakukan tindakan.
"Belum, mental saya belum siap Dok." balas Jeongwoo cepat.
Dokter tersenyum maklum, menyiapkan bius lokal untuk memulai tindakan selagi menunggu Jeongwoo menyiapkan diri.
"Udah gak bakal kenapa-napa, percaya sama gue." ucap Haruto meyakinkan.
"Saya beneran gak bakal kenapa-napa kan, Dok?" tanya Jeongwoo tidak memperdulikan Haruto.
"Aman, cuma luka sayat aja mungkin satu minggu sudah pulih."
"Tuh dengerin."
Haruto mengkode Dokter agar cepat menyuntikkan bius lokal tersebut di lengan Jeongwoo selagi dirinya mengalihkan fokus.
"Aduuhh apaan nih?!" pekik Jeongwoo karena merasakan sesuatu menyengat lengannya.
"Gak usah diliat." Haruto mencegah Jeongwoo akan melihat lengannya yang sudah dibius.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, pemasangan chip itu selesai setelah menyayat sedalam satu senti untuk penanaman dan berakhir dijahit serta menutupnya dengan plaster luka.
"Terima kasih Dokter." ucap Haruto lalu kembali menyeret Jeongwoo keluar ruangan.
Asahi yang menunggu tidak jauh dari pintu segera mendekat.
"Keren gak Sa?" Jeongwoo memamerkan lengannya yang terpasang chip pada Asahi.
"Gaya lo." Asahi menyentil permukaan plaster itu kuat-kuat.
"Anjing!"
"Sakit banget?/Yhaa." tanya Haruto serta dengusan Asahi bersamaan.
"Gak sih, bius lokalnya masih ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurricane || jeongharu ✓ End
FanfictionEnd✓ Blinded by the fact Gimana sih rasanya punya pacar jenius yang ternyata kerjaannya mengguncang dunia? BxB Jeongharu! Jeongwoo dom! Haruto sub!