"Papa pengen bicara serius sama kamu setelah ini. Berani-beraninya nikahin anak orang tanpa ngobrol sama Papa dulu!" itu Papa Jeongwoo, atau Jeongwoo lebih sering memanggilnya dengan sebutan Mister Daddy langsung menarik rambut rapi anaknya gemas. Terlihat sekali kedua orangtua Jeongwoo yang notabene adalah pejabat negara itu lelah dan shock karena kelakuan anak semata wayangnya. Belum selesai kabar mengenai keterlibatan Jeongwoo menjadi salah satu buronan internasional, kini ditambah kabar mendadak bahwa anaknya itu ingin menikahi seorang interpol.
"Ini Haruto, Pa ...." Jeongwkk menunjuk kedua orangtua Haruto yang ikut memandanginya geli.
"Sepertinya kita perlu ngobrol dulu sambil menunggu Haruto bersiap." ucap Papa Jeongwoo yang dijawab anggukan oleh orangtua Haruto.
"Ngomongin apa lagi, Pa? Ini Jeongwoo udah siap kawin loh ya,"
"Papa mau nanya ke Papanya Haruto, apa beliau rela anak yang super manis itu dinikahin sama teroris kayak kamu!"
"I'm not a terorist!" bantah Jeongwoo lirih.
"Oke. Informan Interpol." balas sang Papa melirik anak semata wayangnya.
"Mas, Mbak, saya minta maaf atas kelakuan anak nakal ini. Tanpa persiapan, tanpa ngobrol dengan saya, berani-beraninya dia mau nikahin Haruto cuma dalam persiapan satu malam." sang Papa melirik kedua orangtua Haruto menahan malu.
"Nggak papa Mas, kita suka sama Jeongwoo. Ganteng, cerdas, dan kata Haruto dia seksi. Lagian kita kenal keluarga Mas ini bukan sehari dua hari, udah dari bertahun-tahun yang lalu, Haruto banyak cerita soal Jeongwoo. Kami selaku orangtua Haruto nggak pernah khawatir sedikitpun dengan status Jeongwoo yang sekarang. Tante sudah sangat mengenal kamu, Jeongwoo." ucap Mama Haruto sangat bijaksana.
"Nah kan, Tante aja tau Jeongwoo ini terkenal." Jeongwoo menimpali.
"Ini mengagetkan lho, Mas, Mbak. Anak ini emang nakalnya kebangetan. Ngelamar anak orang kayak telepon delivery order, bisa 24 jam nonstop."
"Ma! Jeongwoo diburu waktu. Nggak mungkin nunggu lama-lama karna selanjutnya ini bakalan susah." potong Jeongwoo pada ucapan mamanya.
"Oke. Oke. Biar tetap sesuai adat dan kebiasaan kita di Indonesia. Biar Papa lamarin lagi Haruto buat kamu, biar keliatan resmi! Mas, Mbak. Kedatangan saya dan Mamanya Jeongwoo ke sini, tujuannya baik, ingin meminang anak kalian. Apakah Haruto masih sendiri dan diijinkan menikahi Jeongwoo?" tanya Papa Jeongwoo serius.
"Masih. Dan kayaknya lagi siap-siap Mas." jawaban Papa Haruto yang sedikit bercanda justru menyulut tawa semua orang.
"Boleh dipinang dan dinikahi Jeongwoo?"
"Boleh Jeongwoo. Boleh! Kalo nggak boleh Om sama Tante nggak mungkin di sini dengan baju rapi begini. Sengaja Om ijin dari kerjaan lho ini. Kamu ya! Nikah kayak beli gorengan aja."
"Haruto emang gorengan Om, menggoda, renyah-renyah gurih bikin nagih."
Tawa makin menggelegar di gedung besar yang sudah dihias mendadak itu. Jeongwoo sebenarnya tidak berniat mengadakan resepsi hari itu juga. Yang penting baginya adalah acara pemberkatan dan itu sudah lebih dari cukup. Setelah resmi baru ia akan membicarakan dengan Haruto kapan resepsi akan diselenggarakan. Mengingat kondisi dan status hukumnya yang belum jelas, Jeongwoo hanya ingin menjadikan Haruto miliknya seutuhnya. Ia takut jika ia harus berkorban dan Haruto harus melepasnya tanpa pernah memilikinya.
"Mas Jeongwoo, tuxedo nya." seseorang menepuk bahu Jeongwoo dan menyodorkan satu paket tuxedo keren yang akan ia gunakan untuk pemberkatan. Ia sempat memandang bingung, namun Asahi menepuk bahunya membuatnya mengerti. "Lo selalu tau gue, Sa." ucapnya pada Asahi seolah mengucap terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurricane || jeongharu ✓ End
FanficEnd✓ Blinded by the fact Gimana sih rasanya punya pacar jenius yang ternyata kerjaannya mengguncang dunia? BxB Jeongharu! Jeongwoo dom! Haruto sub!