18

1.8K 263 18
                                    

"Orang gila! Orang gila! Ih, ih, ih! Rasain orang gila! Dasar sedeng! Teroris tengil! Manusia bego seantero Indonesia! Ihhhh! Sebel!!!" seperti kesetanan, Haruto langsung menjambak rambut Cruel dengan brutal. Dipukulnya kepala Cruel berkali-kali sekuat tenaga.

"Sakit! Sakit! Sakit! Ya Tuhan, sakit! Pelanggaran Ham! Tolong dong lepasin!" erang Cruel berusaha melepaskan diri.

"Marry, marry, jidat lo!" teriak Haruto masih dengan wajah gemas pada Cruel.

Semua yang berada di ruang interogasi hanya saling berpandangan melihat adegan pasangan — mantan — konyol itu. Mungkin para aparat penegak hukum ini memang butuh sedikit hiburan di jam kerja.

"Kan lo-nya udah hamil, makanya gue mau ngajak lo nikah!"

Bukannya berhenti Cruel makin memperkeruh keadaan. Mata Pak Jihoon dan juga Asahi hampir saja meloncat dari kelopaknya saat mendengar kata hamil terlontar dari mulut Cruel.

"Cruel!!! Gue tembak beneran kepala lo! Mana ada laki hamil! Stress." sentak Haruto emosi.

"Eh, gue bercanda. Soal Haruto hamil itu cuma gosip, tapi segera setelah ini. Awas aja nolak kawin sama gue!"

"Cruel!"

"Apa?"

"Bisa lo jangan bikin gue malu di depan banyak orang?" Haruto memegang telinga Cruel dan memutarnya tanpa ampun.

"Aduh! Sakit, Sayang!"

"Minta maaf!"

"Ogah!"

"Cepet!"

"Maaf ye."

"Yang serius!"

"Iya, iya. Mohon maaf para pemirsa, berhubung satelit pribadi kami sedang diperbaiki, sebaiknya kegiatan menonton harus disertai bimbingan orangtua. Jangan ijinkan anak anda menonton sendirian."

"Argh! For God Shake! I hate this Man!" Haruto berlari keluar dari dalam ruang interogasi tanpa mempedulikan Cruel lagi.

"Bisa kita mulai obrolan serius kita?" tanya Pak Jihoon setelah ekspresi Cruel berubah datar kembali.

"Lanjutin. Gue cuma nggak pengen Haruto denger rencana gue, makanya gue buat dia keluar. Bisa tolong pastikan dia nggak bakal kembali tiba-tiba ke sini?" pinta Cruel yang dijawab anggukan oleh Asahi.

Tinggalah Pak Jihoon, Jeongwoo dalam kepribadian Cruel, juga Soobin. Ketiganya saling bertatapan menghadap meja bundar dengan satu asbak di tengahnya.

"Sebelom gue pergi, gue tetep harus nikahin Haruto, apapun yang terjadi. Lo harus pastiin itu bener-bener kejadian. Setelah itu, gue bakalan bawa Everclearke kalian."

"Itu artinya lo siap mati? Lo yakin?"

"Yakin. Mumpung gue masih menguasai tubuh ini, gue harus secepatnya bertindak. Gue nggak percaya Jeongwoo bisa ngebuat Everclear tunduk sama dia. Yang pasti, gue butuh lokasi Everclear. Dan tolong, rahasiakan ini dari Haruto. Anggap kita lagi negosiasi masalah kekebalan hukum yang gue minta."

"Kenapa Ipda Haruto dilarang tau? Dia juga bagian dari operasi red notice ini!"

"Ini bukan lagi red notices Kombes Jihoon! Ini black notices." ketiga lelaki di dalam ruangan itu berbarengan menyandarkan punggungnya ke leher sofa. Ada sorot khawatir tergambar di teduh mata Cruel. Sesaat ia memejamkan matanya, berharap Jeongwoo akan kembali dan meminjamkan otak jeniusnya untuk melacak Everclear sebelum Haruto kembali.

Hurricane || jeongharu ✓ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang