Air muka Jeongwoo cerah bukan main, sore tadi setelah menunggu Haruto bangun dari tidurnya, Jeongwoo langsung mengisi telinga Haruto dengan perkataan-perkataan ajakan melakukan hal dewasa. Karena Jeongwoo hapal dengan baik kebiasaan bangun tidur dari anggota Interpol yang menyandang status sebagai kekasihnya ini.
"Ini namanya gue diperkosa anjing!" Haruto melempar bantal kesembarang arah.
Jeongwoo sebagai pelaku tindak pelecehan — menurut Haruto — hanya menunjukkan senyum tanpa dosa, duduk tegak dengan kedua lutut menyatu di tengah ranjang dan kedua tangannya bertumpu diatas pahanya.
(Bayangin Jw di tmap dipanghil Jh eps yg mereka ngasih surprise Hyunsuk)
"Pergi sana, kemana kek, mau ke Spanyol lagi silahkan."
"Iyaa... ayo sini bangun dulu." Jeongwoo sekarang berdiri di tepi ranjang, tangannya terulur siap menarik Haruto untuk membuatnya berdiri.
"Ayo ngapain?" tanya Haruto, mengabaikan Jeongwoo yang masih setia mengulurkan tangannya.
"Katanya ke Spanyol, ya ayo berangkat."
Haruto menyentuh kepalanya, membuat pose seolah dirinya pusing dengan semua perkataan tidak jelas yang dilontarkan Jeongwoo.
"Ya Tuhan... susah banget ngomong sama dia. Huhu~"
Obrolan menguras batin di dalam kamar itu pun berhenti sampai ketika Jeongwoo menawarkan diri mengajari Haruto untuk merangsek masuk ke dalam sebuah domain yang berhubungan dengan identitas Cruel yang setelah ini akan menjadi topik utama dalam banyak tayangan berita nasional dan internasional setelah berhenti selama empat bulan karena tidak ditemukannya lagi jejak tersangka.
Komputer di ruang kerja yang ada di dalam rumah Haruto kini menampilkan database rahasia kedutaan Spanyol untuk Indonesia.
"Gitu doang?" komentar Haruto berdiri di belakang kursi dengan tangan yang telipat dan kacamata bertengger di hidung mancungnya.
Jeongwoo menengok ke arah belakang, "gitu doang tapi tiga hari gak bisa masuk. Cupu."
"Iya yang jenius. Iyaa yang keterima dibanyak universitas top tapi ditolak semua. Iyaaaa."
Berkencan dengan orang jenius itu merepotkan. Ingat itu baik-baik. — Haruto.
"Kan itu karena baru lulus aku gak mau langsung lanjut kuliah. Maaf deh." Haruto menjauhkan lengannya yang akan dipegang Jeongwoo.
"Makan malem yuk?" ajak Jeongwoo.
"Kamu yang traktir ya?"
"Kan emang aku terus yang traktir kamu."
"Iyaudah, ayo."
Makan malam yang sangat terlambat karena Jeongwoo harus rela mengajari Haruto cara masuk ke database milik pemerintah dan lain-lain. Jeongwoo mengajak Haruto makan di warung makan pinggir jalan karena cowok jenius itu menginginkan bebek goreng dengan sambal cabai hijau. Perutnya sudah meronta sejak duapuluh menit pertama kelas meretas dadakan tadi.
Komplek kediaman Haruto memang sepi pedagang makanan, hanya sesekali tukang bakso atau nasi goreng melewati jalanan rumahnya, jadi mau tidak mau harus membawa kendaraan jika ingin membeli makanan. Maka disinilah keduanya berada, didepan sebuah taman kecil yang terdapat banyak penjual makanan.
"Yakin makan disini? Terakhir kali kamu makan disini sakit perut." Haruto memastikan pilihan makan malam kekasihnya itu.
Memang perut orang kaya itu sedikit menyusahkan.
"Enggak. Aku yakin seratus persen gak apa-apa. Aman." Jeongwoo berujar mantap.
Setelah sedikit berjalan kaki untuk sampai di warung makan tersebut, Jeongwoo berdiri di belakang Haruto sedikit berbisik mengenai menu yang akan dipesannya saat Haruto mulai membeberkan pesanannya pada si penjual.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurricane || jeongharu ✓ End
FanficEnd✓ Blinded by the fact Gimana sih rasanya punya pacar jenius yang ternyata kerjaannya mengguncang dunia? BxB Jeongharu! Jeongwoo dom! Haruto sub!