Ucapan Semangat ~

199 35 73
                                    

15 Juli 2022 •

15 Juli 2022 •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂

"Jar, lo pernah dengar nggak?" Yang ditanya langsung menoleh. "Kadang, seseorang itu pergi bukan karena mereka berniat menyakiti atau tidak mencintai lagi, tapi mereka ingin orang yang dicintainya bisa lebih bahagia tanpa dirinya. Atau mungkin, ada alasan yang membuat dirinya terpaksa pergi, padahal itu akan membuat hatinya menderita."

Cahaya menghela napasnya. "Gue rasa, laki-laki yang lo ceritain tadi juga mengalami hal yang sama."

Fajar mengubah posisinya, ia melempar bungkus es krimnya ke tempat sampah. "Kalaupun dia punya alasan, seenggaknya dia jelasin, Ca. Bukan hilang tanpa kabar. Dan lo liat sendiri kan, dampaknya ke keluarga gue?"

Gadis itu mengangguk, mencoba memahami perasaan cowok itu. Mungkin, ini belum saatnya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Cahaya akan menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya pada cowok disampingnya.

"Gue ngerti perasaan lo, karena gue juga pernah kehilangan," gumam Cahaya memelankan suara di kalimat terakhir.

"But, terlepas dari semua itu, gue yakin, cepat atau lambat Kak Reva pasti sembuh dan kembali seperti dulu. Sebentar lagi, kebahagiaan yang sempat hilang akan datang lagi. Selama lo ada di sampingnya, Kak Reva pasti baik-baik saja." Cahaya meyakinkan sembari menepuk pundak Fajar beberapa kali.

"Thanks untuk dukungannya," balas Fajar tanpa sadar melukiskan senyum tipis di bibirnya.

"Oh My God! Apa gue baru saja bersikap bijak?" Cahaya heboh sendiri. "No, no, no. Ini tidak bsia dibiarkan, harus diabadikan dalam catatan sejarah."

Dengan gerakan kilat, gadis itu mengeluarkan buku dan pensilnya lalu menulis sesuatu yang membuatnya terlihat sangat bahagia. Melihat antusiasme gadis itu membuat Fajar kian melebarkan senyumnya.

Cewek aneh, gumam Fajar segera mengalihkan pandangannya. Takut gadis itu memergokinya sedang memperhatikan wajahnya dari tadi.

"Pulang yuk! Udah mau senja," peringat Fajar yang sudah berjalan ke arah motornya. Gadis itu mengangguk dan melangkah ke arah yang sama.

***

Kepak sayap burung-burung yang terbang di depannya membuat dirinya tidak ingin mengalihkan pandangan. Gadis yang masih duduk dalam mobil itu menyimpulkan bahwa mereka sedang menyapa satu sama lain.

Ia juga ingin seperti burung-burung itu, menyapa semua orang dengan wajah ceria tanpa beban. Dia ingin menunjukkan bahwa dia baik-baik saja, karena satu langkah lagi dia akan mencapai tujuannya. Setelah itu, segala rindu yang bersemayam di sanubari akan lekas terobati.

Cahaya mengamati bangunan kokoh di depannya dengan penuh semangat. Setelah berpamitan pada Pak Imam, ia langsung memasuki gerbang sekolah sebelum ditutup seperti kejadian tempo hari.

Cahaya Fajar [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang