5 Juli 2022 ~
🍂
Waktu baru menunjukkan pukul tujuh seperempat, saat gadis yang masih memakai baju tidur itu sedang mondar-mandir mencari sesuatu yang membuatnya sudah frustasi pagi-pagi buta.
Ia berjalan dari satu lemari ke lemari yang lain. Membongkar pasang kopernya satu persatu, tapi barang yang dicari belum juga ditemukan.
"Duh. Gue mau pakai baju apa ke sekolah? Seragam sekolah yang baru masih di rumah paman lagi," omelnya sambil menepuk jidat berulang kali. Ia menyalahkan kemagerannya yang kebangetan. Coba saja ia menyempatkan diri untuk mengambil baju itu kemarin, pasti dirinya tidak akan menemukan kesulitan sekarang.
"Terus gue harus gimana nih?" paniknya seraya mencari akal. Setelah tawaf sepuluh kali, akhirnya ia menemukan sebuah ide. Gadis itu segera berlari ke luar dan kembali beberapa menit kemudian.
"Non! Sarapan dulu," panggil bi Irna yang sudah membawa sepiring roti bakar selai nanas dan segelas susu coklat. Pekerja rumah tangga itu memilih untuk berdiri di depan pintu, menunggu sang empu menyahut. Selama ini, ia tidak pernah berani masuk sembarangan sebelum ada izin dari penghuninya.
Gadis yang masih sibuk menyisir rambut panjangnya menoleh sebentar. "Masuk aja, Bi! Pintunya nggak dikunci kok."
Bi Irna langsung masuk dan meletakkan nampan yang ia bawa. Kelopak mata yang sudah mengeriput itu terbuka lebar ketika melihat penampilan gadis di depannya.
"Lho, Non Aya mau kemana?" tanya bi Irna sedikit bingung.
"Mau sekolah, Bi. Kemana lagi?"
"Dengan seragam itu?"
Gadis itu mengangguk lalu membalikkan badan menghadap cermin. Ia memperhatikan penampilannya dari ujung rambut sampai ujung lutut. Di matanya, tidak ada yang terlihat aneh. Mungkin karena baju yang tidak sesuai untuk badannya.
"Ada yang salah, Bi?"
Bi Irna terlihat berpikir. "Itu bukannya seragam Den Galang, ya?" Sosok yang ditanya langsung mengangguk. "Apa nanti nggak dihukum karena memakai pakaian yang beda, Non?"
Gadis yang dipanggil Cahaya mengembuskan napas panjang. "Aku terpaksa pakai ini, Bi. Karena seragamku masih di rumah paman, belum sempat diambil."
"Lho, kenapa nggak bilang? Kan Bibi bisa ambilin."
"Enggak apa-apa, Bi. Kalau masalah dihukum kayaknya nggak bakalan deh." Cahaya tersenyum lebar. Ia meraih sesuatu di atas kasur dan langsung menunjukkannya pada bi Irna. "Tara! Aku bakal pakai jaket ini biar nggak keliatan beda, Bi," ujarnya bersemangat.
Setelah memastikan semuanya sudah rapi, ia lantas memakai tas dan beranjak keluar. "Aku ke sekolah dulu, Bi."
"Eh, Non! Sarapannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Fajar [SELESAI] ✔️
Fiksi Remaja[TEENFICTION] "Lo udah gila ya?!" bentak seseorang yang berlari ke arahnya . "Lo tau nggak?! Di kuburan sana masih banyak orang yang ingin hidup lagi, tapi mereka nggak bisa. Sebesar apapun masalah lo, seenggaknya cari solusi bukan dengan cara menga...