“Ready nih, lu mau boking yang mana. Tapi udah ga ada yang bersegel lagi sih,” pria berbadan tinggi besar berbicara di hadapan salah satu seorang pria SMA Satrunus yang saat kini tengah berada di sebuah club' yang cukup terkenal itu.
Suasana di club' malam itu sangatlah ramai banyak sekali wanita-wanita yang berpakaian seperti kekurangan bahan tampak berjoget di atas lantai dengan lampu warna warni yang terus berganti setiap detik.
Putra mengepulkan asap rokoknya di udara, sambil meminum seteguk bir di meja nya. Pria itu masih berbicara dengan seorang pria bertubuh tinggi tadi.
“Gak dulu deh, bosen gue.” Putra menghisap rokoknya lagi dan setelah itu asap rokok tersebut kembali mengepul di udara.
Sang pria tinggi gagah itu sebut aja Arka, tertawa keras mendengar ucapan Putra yang menurut dia sangat aneh sekali. Jika saat ke club' seorang Putra tidak mau bermain sebentar dengan wanita-wanita jalang itu.
“Tumben, biasanya juga lu paling getol kalo kesini langsung nyuruh gue cariin wanita-wanita itu.”
“Gue lagi bosen. Lu bisa denger ucapan gue kan?” Putra menjawab Arka dengan ketus, sambil membuang putung rokok itu di lantai lanjut meneguk bir yang terletak di meja nya.
“Iya-iya dah, ngerti gue sekarang. Eh ngomong-ngomong itu si Clay kan?”
Lirikan Putra terfokus pada sosok wanita berpakaian dress putih di atas lutut tanpa lengan. Ya sudah di pastikan itu si Clay dan cewe itu sedang meminum beberapa teguk bir.
“Clay mabuk banget tuh, samperin sana. Nanti kalo di gendong sama pria hidung belang bisa habis tuh cewe,” ucap Arka, dan bola mata pria itu tidak lepas dari tubuh Clay yang saat ini tengah berjoget tak sesuai irama di dance floor itu.
“Dia bisa jaga diri sendiri ini,” jawab Putra dengan cuek, sambil menyalakan sepuntung rokok lagi.
“Lu mau Rahma kan?” Arka tersenyum sinis, seraya mendekatkan bibirnya pada telinga Putra, “Gue tau cara dapetinnya, Mudah aja sih buat gue.”
Aktivitas Putra terhenti saat mendengar ucapan Akra, memang benar di saat ini yang Putra inginkan hanyalah seorang Rahma Kazumi Kiyomizu.
“Kemaren gue ketemu Abay, lu tau apa yang terjadi?” Putra berhenti sejenak kemudian menatap Arka, “Gue hampir mau habis sama dia, ya mungkin karena dia juga belum bisa lupain masa lalunya. Terus jadi gila begitu deh, tiba-tiba pacaran aja sama Rahma.”
Arka tertawa keras, bergeser sedikit menjauh dari Putra. Arka kembali menyalakan rokoknya dengan bantuan korek yang ia punya.
“Ya lu fikir sendiri aja, mana mau si cowo yang rela kalau cewenya di tiduri sama cowo lain. Udah gitu pas habis kejadian itu lu tau kan Abay kek gimana?”
“Tidur doang, gue ga ngapa-ngapa in.”
“Gue kuras lautan, kalo lu ga ngapa-ngapain sama Flauren.”
Flauren gadis manis yang sangat cantik itu harus mengalami nasib yang sangat tidak Ia inginkan. Dirinya merupakan gadis yang sudah di cintai dan di jaga oleh Abay Farensyah dengan sangat hati-hati namun nasib nya sangat tidak baik, gadis itu terpaksa mengandung di saat usianya yang masih muda. Gadis itu sekarang sudah tiada bahkan kematian nya pun sangat tragis Flauren yang tengah hamil saat itu nekat untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara terjun dari atas gedung yang berlantai 15. Hingga saat kini kasus ayah dari calon bayi tidak berdosa itu tidak di ketahui siapa namannya. Sampai saat ini Abay masih terus membenci Putra karena saat kejadian malam itu Putra sempat berada di dalam kamar Flauren.
“Gue ga pernah macem-macem sama Flauren.” Putra menahan nafas.
“Gue ga percaya, masa iya. Lu ga tergoda sama gadis secantik Flauren pas saat itu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Night Sky
Teen Fiction[DI HARAPKAN FOLOW AKUN PENULISNYA TERLEBIH DAHULU!] "Persyaratan apaan si? Cepetan deh ngomongnya, gak usah basa basi kelamaan." Abay tersenyum kiri, "Kalo lo yang menang. Gue bakalan keluar dari sekolah SMA Saturnus. Dan berjanji, gak akan ganggui...