Suara hembusan angin yang terdengar di telinga Abay berhasil menghipnotis pengelihatannya. Sembari menunggu gadis dengan nama lengkap Rahma Kazumi Kiyomizu, pria itu berdiri di balkon kamar nya, dan apakah kalian tau? Bahwa seorang Abay Farensyah telah membawa seorang gadis bernama Rahma untuk menginjakan kaki di kamar miliknya. Pria itu telah membawa Rahma untuk mengganti pakaian nya tersebut di dalam kamar mandi, yang terletak di ruangan kamar tidur kesayangannya.
Gue berharap semoga aja pria tua bangka itu ga bakalan pulang malam ini.
“Bay, aku mau pulang.”
Abay menoleh, mendapati Rahma yang tampak kebesaran memakai kaos hitam milik Abay. Awalnya pria itu sempat terkekeh pelan, tak dia sangka Rahma terlihat sangat menggemaskan ketika memakai baju yang sedikit kebesaran di tubuh nya.
“Kebesaran Neng bajunya?” Abay sedikit berjalan, untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Rahma.
Rahma hannya cemberut, mungkin gadis ini sangat malas bertemu dengan pria menyebalkan seperti Abay. Ya liat saja lah, bagaimana gadis ini tidak kesal? Pokoknya tuh kalo Rahma lagi ada masalah yang sangat menjengkelkan. Pasti Abay langsung datang di saat itu juga dan bagi Rahma, itu sangat menyebalkan.
“Makan dulu aja ya, Tadi juga lu belum sempat makan kan?”
Tubuh Abay bergerak, menekan sebuah tombol panggilan yang terletak di dinding kamarnya. Dan selang beberapa menit kemudian, sang pembantu rumah tangga itu datang menghampiri dirinya dengan hidangan banyak yang terletak di atas nampan kokoh tersebut.
Jika kalian berfikir. Mengapa Abay tidak meneriaki sang asisten rumah tanggal dari dalam kamar? Jawabannya, dulu semasa sang bunda masih hidup dan sempat sakit. Beliau tidak mampu untuk turun dan meneriaki asisten rumah tangga tersebut dari dalam kamar nya. Dan alhasil, Farensyah pun memilih untuk memasangkan tombol khusus untuk pembantunya. Agar bisa langsung menemui ibunda Abay yang saat itu pernah sakit parah. Bahkan, sampai sekarang pun tombol khusus itu tak di lepas dari kesehariannya.
“Makan, kalo lu ga mau. Gue ga bakalan anterin lo balik,” ucap Abay, kemudian pria itu langsung menaruh tubuhnya di atas sofa. Seraya memainkan ponsel nya.
Rahma dalam hati hannya menggerutu sebal. Sangat sebal, memang si Rahma sudah sangat lapar sejak saat tadi. Apalagi semenjak insiden pertengkaran singkatnya dengan si Clay tadi.
“Ini Non, silahkan di makan hidangannya. Den Abay, saya permisi.”
Setelah menaruh beberapa hidangan tersebut di atas meja, Bik--Aty. dia langsung bergegas turun kebawah untuk melakukan beberapa pekerjaan yang sempat tertunda
“Ini kebanyakan Bay, aku ga bakalan habis. Tapi, habis ini kamu janji harus nganterin aku pulang!” Rahma duduk di atas kursi yang telah di sediakan. Meskipun rasannya sangat jengkel berada di rumah Abay, mau gak mau Rahma harus memakan makanan ini. Memang sih terlihat lezat di tambah rasa lapernya itu sudah sangat memuncak.
“Iya, habis ini lo balik. Padahal gue berharap habis ini lo jangan pulang dulu,” Abay beranjak dari duduk nya, dan sekarang pria itu memilih untuk duduk bersebrangan dengan Rahma. Meja di tengah bagaikan penghalang di antara keduanya.
Abay mengunci tatapan Rahma, ketika gadis itu menatap nya dengan tak sengaja. Kalo boleh jujur, Rahma sangatlah cantik di tambah lagi gadis itu imut. Ah sial! Jangan lupakan dengan poninya yang terkesan cute di mata Abay.
Rahma yang di tatap dengan seintens itu hanya bisa terdiam, tapi dengan sangat cepat gadis itu langsung terburu-buru melepaskan kuncian tatapan itu. Ia beralih merapatkan kedua telapak tangannya dan juga menyatukan jarinya untuk berdoa, niatnya gadis itu akan makan untuk menghilangkan kegugupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Night Sky
Tienerfictie[DI HARAPKAN FOLOW AKUN PENULISNYA TERLEBIH DAHULU!] "Persyaratan apaan si? Cepetan deh ngomongnya, gak usah basa basi kelamaan." Abay tersenyum kiri, "Kalo lo yang menang. Gue bakalan keluar dari sekolah SMA Saturnus. Dan berjanji, gak akan ganggui...