Pagi hari seperti biasa Rahma menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu. Seperti biasa semua keluarga Rahma sudah kumpul di meja makan kali ini mereka semua menatap Rahma dengan tatapan seperti orang sedang di interogasi.Daisuke meminum segelas air putih nya, sesekali memperhatikan adik perempuan nya itu yang masih asik mengoleskan roti. Sebenernya dirinya tau bahwa Rahma sengaja mengolesi roti nya dengan sangat lama.
“Kamu mau makan selai apa roti Rahma?” tanya Daisuke, membuat Rahma refleks menaruh roti nya di atas piring.
“E-eh, Onichan maaf, tadi Rahma ngelamun hehehe.” Rahma segera memakan roti nya yang saat ini terasa sangat manis akibat ia menaruh banyak selai coklat.
“Rahma, kamu kemarin seharian kemana saja? Onichan, Okasan, dan juga Otousan. Khawatir sama kamu, kenapa kamu tidak memberi izin kepada kami terlebih dahulu sebelum keluar rumah? Bahkan sampai larut malam.”
Aland, semalam ia mendengar kabar bahwa putri nya itu belum kunjung pulang hingga jam 12 malam, tentu itu membuat dirinya sangat khawatir. Beruntungnya saat itu Aland mencoba berfikiran positif walaupun di hati pria itu masih tidak tenang memikirkan putrinya.
Rahma sekarang jadi merasa bersalah. Seharusnya kemarin Rahma memilih pulang saja dengan pakaian yang kotor. Dari pada harus ikut dengan Abay dan berujung gadis itu pulang hingga larut malam. Kejadian di malam hari itu membuat Rahma sangat pusing, beruntung di saat gadis itu pulang ke rumah seluruh keluarga nya tidak mencurigai nya bahwa ia telah pulang bersama seorang Abay.
“Otousan, Okasan, Onichan. Rahma minta maaf, ga seharusnya Rahma pulang malam. Dan tidak mengabari kalian, maaf sudah membuat kalian semua khawatir.” Rahma menundukkan kepalanya.
Lia tersenyum kemudian mengusap kepala putrinya itu, sambil sesekali merapikan poni Rahma.
“Kalau kamu udah punya pacar, bilang ya sama Okasan. Nanti setiap hari kamu boleh tidur bareng sama dia disini.” Lia tertawa, membuat kedua laki-laki yang masih sibuk mengunyah itu ikut tertawa juga.
“Okasan, Rahma itu ga punya pacar. Lagian kalo seandainya aku punya pacar aku ga bakalan mau tidur sama dia satu kamar di rumah ini!” jawab Rahma, sambil mengalihkan pandangan nya.
“Eh, kenapa? Bukannya itu sangat menyenangkan. Kalau Onichan sih pastinya sangat bersemangat sekali. Kamu payah Rahma!” Daisuke mengetuk kening Rahma menggunakan sendok.
“Otousan, lihat mereka berdua sedang menjahili Rahma!”
Saat ini di meja makan itu hanya terdengar suara tertawa yang sangat keras. Ya seperti ini lah suasana di pagi hari kehidupan keluarga Rahma Kazumi Kiyomizu terlihat sangat harmonis.
Tingtong!
Suara bel rumah berbunyi, mendadak membuat keempat orang itu saling pandang satu sama lain. Lia akhirnya bergegas untuk membuka pintu rumah nya.
“Siapa Okasan?”
€€€
Suara kendaraan yang saling bersahutan di jalan raya itu terdengar jelas di telinga Rahma. Kali ini gadis itu berangkat sekolah menaiki motor dan dia duduk di belakang pengemudi. Mata coklatnya itu terus melihat punggung seseorang yang berada di hadapannya.
Pagi tadi di saat keluarga Rahma sedang sarapan, Abay tiba-tiba saja datang dengan santai nya sambil menyalami kedua orang tua nya. Hal tersebut sontak mendapat sambutan baik dari keluarga Rahma apalagi Lia sang Ibu yang terus menggoda nya membuat Rahma sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Night Sky
Fiksi Remaja[DI HARAPKAN FOLOW AKUN PENULISNYA TERLEBIH DAHULU!] "Persyaratan apaan si? Cepetan deh ngomongnya, gak usah basa basi kelamaan." Abay tersenyum kiri, "Kalo lo yang menang. Gue bakalan keluar dari sekolah SMA Saturnus. Dan berjanji, gak akan ganggui...