"Nanti sore ngumpulah, udah lama gak ngumpul. Kira-kira udah beberapa jam yang lalu," ujar Aksa kepada kedua teman nya.
Abay, Kenzo dan Aksa ketigannya sedang berada di parkir sekolah karna sore hari ini sudah menunjukan jam pulang siswa SMA Saturnus.
"Jam berapa? Sorry, gue kalo sore hari ini gak bisa. Soalnya gue ada latihan sama rombongan band gue," ujar Kenzo.
Meskipun tingkahnya yang sedikit abstrak dan menyebalkan, Kenzo merupakan sosok lelaki pecinta musik sejati. Apalagi dia kebagian jadi vokalis dalam band nya, seluruh murid di SMA Saturnus ini pastinnya sudah tau siapa Kenzo.
"Ntar malem, mau gak?" Abay menaiki motor ninja merah miliknya seraya berusaha memakai helm full face pada kepalannya.
"Oke deh, tapi ngumpulnya di rumah lo ya Bay?" Aksa menyengir kuda.
Memang rumahnya Abay itu selalu jadi tempat tongkrongan para teman-temannya. Selain rumahnya yang nyaman, di rumah Abay sudah di lengkapi oleh berbagai fasilitas yang pastinnya tak membosankan untuk remaja seusiannya. Lagian juga Abay hanya tinggal bersama ayahnya seorang, dan ayahnya itu selalu pulang pada dini hari jadi wajar Abay selalu kesepian.
"Itu si, pasti udah gak salah lagi ya Bay?" Kenzo mengedipkan sebelah mata.
"Oke, kayaknya hari ini gue pulang agak telat. Kalo misalnya gue belum balik ke rumah, lo masuk duluan aja ke rumah gue. Kayak biasa anggap rumah sendiri aja," Abay menyalakan mesin motor ninja merahnya itu.
"Lo mau kemana?" tanya Aksa yang sudah berada di atas motor, seraya memakai helm full face berwarna hitam miliknya.
"Ada deh."
"Lo mau kencan sama Rahma ya?" tebak Kenzo.
"Kenapa emangnya? Sirik lo?" Abay bales menyeringai, bermaksud bercanda saja.
"Anjim! Kapan lo udah taken sama dia?" Aksa yang mendengar itu juga ikut terkejut.
"Yailah Sa, lo kayak gak tau Abay aja kalo urusan deketin cewe."
"Iya gue tau. Tapi, yang di deketin Abay ini bukan cewe biasa loh. Rahma itu anti banget kalo urusan pacaran, gue aja pernah di tolak ama dia." Aksa mulai mendramatis.
"Miris amat lo Sa? Untung gue selama ini nembak cewe gak pernah di tolak," Kenzo tertawa.
"Suatu saat, ntar pasti lo akan ngerasaiin gimana rasannya di tolak."
"Seorang Kenzo Megantara Adelardo ini, gak bakalan di tolak sama cewe. Keturunan Adelardo mah paling muantep!" Kenzo membanggakan dirinya sendiri.
"Muantep? Ngerjain satu soal Fisika aja lo udah tepar duluan."
"Kan gue gak berbakat di bidang mapel Sa, gue berbakat di bidang fuck boy!"
"Dasar otak Dakjal!" cibir Aksa pada akhirnya.
"Lo otak Dukun, yang kerjaannya kalo mau ulangan selalu komat kamit!" Kenzo bales mencibir.
"Kan gue terkadang suka ngapalin rumus? Gak kaya lo, yang setiap minggu kerjaaanya ngapelin wanita satu-satu!"
"Dih kagak ya? Gue tuh masih setia sama satu orang!"
Abay menangkap sosok seorang gadis putih yang berjalan bersama sepupunnya, tanpa cekatan motor Abay pun langsung berjalan menuju gadis tersebut. Bahkan lelaki itu juga sudah meninggalkan adegan berdebat diantara kedua temannya.
"Naik," perintah Abay kepada Rahma yang sedang asik mengobrol seraya berjalan dengan Liara.
Gadis berponi itu menoleh, namun beberapa saat tatapannya kembali mengarah ke Liara lagi. Sepertinnya di sini Abay bagaikan angin lewat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Night Sky
Ficção Adolescente[DI HARAPKAN FOLOW AKUN PENULISNYA TERLEBIH DAHULU!] "Persyaratan apaan si? Cepetan deh ngomongnya, gak usah basa basi kelamaan." Abay tersenyum kiri, "Kalo lo yang menang. Gue bakalan keluar dari sekolah SMA Saturnus. Dan berjanji, gak akan ganggui...