{4} |Battle Abay VS Putra|

28 2 0
                                    

Abay Farensyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Abay Farensyah

Rahma merentangkan tangannya saat dirinya usai belajar seharian ini. Membuat nya cukup lelah, Rahma berjalan menuju gerbang untuk menunggu Pak Dandi menjemputnya.

Rahma mengangkat tangannya dan menatap jam tangan berwarna hitam yang melingkar di tangan kirinya. Menunjukan pukul 14.25 masih 5 menit lagi supir Rahma akan menjemputnya.

“Ahh. Lama banget si,” Rahma menghentakan kakinya dengan geram, hari ini sudah sungguh membuat nya cape di tambah lagi pak Dandi belom nongol juga.

Padahal nanti pulang sekolah ia harus menonton beberapa episode Anime yang baru update pada hari ini.

“Aw!” Rahma meringis, karna tiba-tiba saja di belakang palanya ada yang menoyornya dari belakang. Membuat Rahma berbalik dan menatapnya orang itu dengan sinis.

“Kenapa? Sinis banget tatapan nya. Ampe takut gue,” orang tersebut pura-pura menatap Rahma dengan tatapan seolah-olah sangat takut, padahal dia hanya bercanda.

Lagi-lagi Rahma harus bertemu dengan Abay, rasanya Rahma ingin melempar pria itu sekarang juga ke segitiga bermuda.

Rahma memutar kedua bola matanya malas. “Ngapain kamu?! Gak sopan. Noyor kepala dari belakang!”

“Oh gak sopan ya? Terus tadi di perpustakaan. Siapa yang udah berani dorong gue?” Abay tersenyum jahil, membuat Rahma menatap nya dengan horor sekaligus malu mengingat kejadian tadi.

Dengen kekesalan yang mengebu-ngebu, Rahma menendang tulang kering Abay dengan sangat kencang. “Makan tuh tendangan. Karna tadi kamu, udah berani kurang ajar sama aku!”

“Oh ya? Lo seharusnya bersyukur dong. Karna lo orang pertama kali yang gue cium,”Abay tersenyum jahil, dan Rahma mendengus kesal.

“Ntar juga ganti orang lagi, buat cium sana sini. Paling aku cuma di jadiin mainan yang per--” Rahma belum sempat melanjutkan kata-katanya karna sudah terlanjur malu akan ucapan nya, dengan cepat gadis itu membekap mulut nya dan berlari meninggalkan Abay yang masih berdiri di hadapanya.

“Mau cium lagi gak?! Besok. Dateng lagi aja ke Perpustakaan!” pekik Abay seraya menggeleng pelan.

Rahma yang sudah berdiri di hadapn gerbang itu menatap Abay dengan tajam. “GAK MAU!!”

Rahma segera memasuki mobilnya karna Pak Dandi sudah menjemputnya, akhirnya gadis itu bisa bernafas dengan lega.

€€€

“Sejak kapan, lo deket sama cewe tadi?” tanya seseorang dari belakang, dan kini orang tersebut tepat berdiri di samping Abay.

Abay menoleh ke samping kanan dan menemukan Putra. Entah kenapa saat bertemu pria itu, rahangnya mulai mengeras dan buku-buku jarinya sudah pucat bisa di nyatakan kan Abay tengah emosi.

Love In The Night SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang