39. Tentang sang Fajar

1.4K 109 12
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

39. Tentang sang Fajar

Indahnya fajar adalah mengetahui bahwa Allah memilihmu untuk berada di antara orang-orang yang beribadah kepada-Nya.”

°°°°
Sore hari ini, tepat pukul empat sore. Ning Mila memperhatikan Umi Aisyah yang tengah menggantikan baju cucu ketiganya. Wanita setengah renta itu begitu lembut memperlakukan putranya, Abidzar.

“Eh! Masya Allah....pusarnya putus, Nduk!” Umi Aisyah tiba-tiba menyeru dari arah ranjang bayi.

Ning Mila mendekati mertua nya. Ia melihat jelas bahwa tali pusar putranya memang sudah putus sendiri diusia genap tujuh hari.

“Alhamdulillah....besok bisa langsung aqiqah, Umi.” ujar Ning Mila. Mengelus kepala Abidzar yang menggeliatkan tubuhnya.

“Jadi nanti malam bisa puput pusar, ya, nak...,” ujar Umi Aisyah.

Upacara puputan atau puput pusar adalah tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan pada seorang bayi. Upacara puputan dilakukan setelah tali pusar lepas dari perut bayi.

Ning Mila keluar kamar untuk mencari suaminya sekaligus memberitahu seluruh keluarga. Ia mendapati Gus Amir duduk disofa bersama Gus Hafi dan Yusuf.

“Mas....pusarnya Abidzar sudah putus, nanti malam bisa gantian pangku.” beritahu Ning Mila.

Gus Amir menatap sang istri. Lalu lelaki itu berdiri. “Beneran?”

“Iya...,”

“Alhamdulillah, besok bisa aqiqah, Yang!” ujar Gus Amir senang.

“Ada apa, Dek?” tanya Ustadzah Laras yang baru bergabung.

“Bidzar sudah putus pusar, Bun.”

Ustadzah Laras tersenyum lebar. “Alhamdulillah....,” ucapnya penuh syukur.

Ibu kandung Ning Mila itu langsung menuju kamar untuk melihat cucunya.

Sementara Gus Amir membantu Ning Mila naik ke lantai dua untuk menuju kamar mereka.

“Adek tidur saja, nanti malam ada lek-lekan untuk mangku Abidzar, kan?” ujar Gus Amir.

“Enggaklah, Mas! Mau mandi aja, kasian yang lain kalau Bidzar sama mereka.” tolak Ning Mila.

Ning Mila membuka lemari untuk menyiapkan baju ganti suaminya. Lalu wanita itu juga mempersiapkan sajadah dan peci untuk Gus Amir sholat.

Meski telah mempunyai anak, sebisa mungkin Ning Mila tetap melaksanakan rutinitas sebagai istri seperti sebelum Abidzar lahir.

Sementara Gus Amir mandi, Ning Mila mengambil kain jarik dan atasan serta jilbab instan untuk dirinya sendiri. Dari hari ketiga kelahiran Abidzar, para tetangga-tetangga sering mendatangi rumahnya untuk acara sumbangan. Kebiasaan yang dilakukan oleh orang jawa ketika ada yang punya anak.

Sementara dilain tempat, lebih tepatnya dilantai pertama dikamar bayi. Banyak keluarga yang berkumpul disana. Abidzar yang dikerubungi sepupu-sepupu hanya anteng dengan mata terpejam. kupluk bayi yang bertengger dikepalanya pun menambah kegemasan pada anak itu.

AMILA [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang