11. Cintya dan Azam

8 1 0
                                    

Di kantin..

Mika dan Cintya mencari tempat duduk. Akan tetapi nampak nya kursi sudah penuh.

Tanpa Mika sadari  Cintya melihat seseorang yang belakangan ini membuat jantung nya berdetak.

"Ayo ikut gue." Cintya menarik lengan Mika. Kemudian dia membawanya ke sebuah kursi dimana ada dua orang yang sedang makan di sana.

"Assalamualaikum." sapa Cintya sopan.

"Wa'alaikumsalam." jawab mereka sopan. Kemudian mendengarkan kepalanya.

Mereka berdua sungguh sangat tampan rupawan bahkan wajah nya sungguh memancarkan cahaya tanda mereka rajin sekali mengusap wajah nya dengan air wudhu.

"Hai ka Azam." Sapa Cintya.

Dan orang itu terdiam. Dia tidak menjawab sapaan salam nya.

Mika dan Cintya duduk di depan mereka.

Mika hanya melirik sahabat nya. Ia pikir jika Cintya menaruh pada salah satu dari mereka.

"Ini siapa Cin?" Tanya lelaki yang satu.

"Owhh ini temen gue ka. Nama nya Mika."

"Mika." Ucap Mika sambil mengantupkan tangan nya di depan dada.

Sedangkan mereka sedikit terkejut melihat nya..

"Ohh gue ArLian Pratama  dan ini Azam Ramdhan Hafix." kata mereka memperkenalkan diri. 

"Ko kalian hanya pesen jus saja? Em gimana kalau kalian aku pesenin makanan ya?" cerocos Cintya.

"Maaf aku harus pergi." Ucap Azam kemudian pergi.

"Lo gak cape apa ngejar dia terus Cint?" tanya Lian.

"Gak donk. Gue mah kalau suka to the point saja. Gak kaya yang lain." sindir Cindy sambil melirik Mika.

"Bener juga hehehe." kekeh Lian. "Eh lo yang mantan nya Gio ya?" sambung nya.

"Hah?" kata Mika melongo.

"Iya. Gue si denger dari beberapa siswi sini dan dari sepupu gue yang cerewet nya minta ampun."

"Ohhhh kalian ssudaraan." Kata Mika.

"Iya. Tapi sebenarnya gue males si sepupuan sama Cintya. Habis dia nyebelin. Emang lo gak males juga apa?"

"Apa an si lo ka. Masa njelekin saudara sendiri di depan nya lagi. Gak usah di dengerin Mik apa kata ka Lian emang dia agak gesrek otaknya."

"Enak aja lo ngatain gue gesrek. Durhaka banget jadi sepupu."

Dan mereka pun berdebat panjang. Mika pun menggelengkan kepalanya aneh. Mereka sangat ajib yaa. Pikir Mika.

"Ka Lian bilangin donk ke Azam kalau gue tuh suka sama dia."

"Gue gak bilang aja dia udah tahu kali."

"Oh yaa? Berarti dia tahu donk kalau gue cinta ama dia?" pekik Cintya histeris.

"Hm."

"Terus kok dia diem dan cuek gitu ya?" gumam nya lirih. Yang tadi senang sekarang malah sekarang sendu.

"Ya mungkin lo bukan tipe nya dia."

"Terus tipenya apa donk?"

"Ya gak tahu lah gue."

"Ka Lian. Kalian sahabatan ya. Harus nya dia sering curhat kek tentang tipe cewenya."

"Mending lo tanya dia sendiri."

"Oh ya ya bener ya? Ya sudah nanty gue tanya sendiri."

"Ya sudah gue pergi dulu."

Sepeninggal Lian, Mika memandang Cintya penuh introgasi.

DUA HATI SATU CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang