bab 9: dia mulai membuka hati

8 1 0
                                    

Di sepanjang sarapan pagi, keduanya hanya diam tanpa berkata apapun. Meski masih kesal dengan Sang Suami. Syahida sedia melayani Azzam dengan baik. Dari membantu membuatkan roti bakar hingga menuangkan air untuknya.

Adam dan Bibinya Fatma yang berada di antara mereka hanya melirik sembari terus menyuap roti di piring mereka. Melihat Syahida menarik kursi dan duduk di samping sebelahnya keponakannya. Fatma sudah tidak tahan untuk bertanya mereka berdua.

"Kalian bertengkar lagi?" Azzam dan Syahida saling menoleh satu sama lain. Kemudian melihat ke arah Wanita baya tersebut.

"Enggak Bi," balas Azzam menunduk, kembali fokus ke roti bakarnya.

Fatma melihat ke Syahida yang hanya diam."Syahida, ayo cerita sama Bibi. Apa Azzam melakukan sesuatu padamu?" Pertanyaan Fatma membuat Azzam mendongakkan kepalanya.

"Tidak Bi." Mengoles roti tawar dengan selai.

"Kalian jangan bohong sama Bibi. Kalian bertengkar 'kan? Kalian baru aja dua hari menikahnya loh."

"Kamu, Azzam. Bukannya Bibi sudah bilang untuk hibur Syahida. Kenapa malah mengajaknya bertengkar?" Syahida terlihat terkejut. Dia melihat Suaminya yang terlihat kikuk.

"Azzam, kamu kenapa bisa jadi gini sih? Perasaan kamu enggak kaya gini deh waktu di Turki. Kenapa sekarang malah kaya anak kecil sih. Bertengkar melulu." Fatma.

"Bi ... Azzam enggak bermaksud ngajak dia bertengkar Bi. Awalnya Azzam cuma ...."

"Cuma apa?"

"Waktu Azzam hibur dia, enggak sengaja lihat banyak bungkusan Snack di kamar. Azzam larang dia makan kue lagi. Karna enggak baik buat kesehatannya. Syahida nya aja yang salah paham." Azzam.

Syahida melonggok tak percaya, matanya melotot sempurna. Bisa-bisanya Azzam menyalahkan dirinya. Fatma beralih menatap Syahida.

"Syahida, benar yang dikatakan Azzam?" tanya Fatma.

"Abang yakin, Kak Syahida makan Snack sebanyak itu?" Adam yang sedari diam mulai angkat bicara. Adam mengejamkan matanya berkali-kali. Dia tidak pernah mengira. Kakak iparnya ternyata perempuan yang suka makan. Padahal jika dilihat, Syahida bukan Perempuan seperti itu.

"Benar Bi yang dikatakan Kak Azzam. Tapi enggak semuanya Bi, Syahida masih sisain satu bungkus."

"Kamu belinya pas Bibi suruh beli roti?"

Syahida menunduk, malu. Kebiasaan ngemilnya yang kadang tidak terkontrol membuatnya mendapat pertanyaan dari Bibi Suaminya.

Syahida mengangguk, tanpa memandang wajah Fatma. Bukannya marah, Fatma malah tersenyum memandang Syahida yang enggan melihatnya." Bibi kenapa senyum?" tanya Adam binggung.

Mendengar hal itu, Adam dan Syahida melihat Fatma yang sedang menutup mulutnya. Keduanya saling pandang dan binggung.

"Syahida ... apa yang dikatakan Azzam itu benar. Tidak baik kamu ngemil terlalu banyak. Azzam itu sayang sama kamu. Jika kamu tidak terlalu banyak ngemil, Azzam tidak akan melarang kamu."

Suara jentikan jari Azzam seketika membuat Syahida menoleh ke arahnya." Yang Bibi bilang itu benar. Dari kemarin Azzam coba jelasin ke dia. Dianya malah bilang kalau Azzam doain dia penyakitan dan jadi gendut."

"Tapi Kakak bilang enggak kaya gitu Bi. Nada bicaranya kaya ngejek," balas Syahida.

"Itu Fakta Kak. Ngemil yang terlalu banyak, apalagi di malah hari. Itu enggak baik. Bisa buat obesitas. Obesitas itu penyakit," sanggah Adam.

Syahida menunduk sedih."Adam, sudah. Jadi nangis 'kan Syahida," ucap Azzam menoleh ke arahnya.

"Lah, kok salah Adam sih."

Love From Ankara S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang