bab 6 : Azzam mulai beraksi

11 1 0
                                    

Flashback seminggu setelah meninggalnya Syakira.

Syahida terlihat sedang duduk di sebuah cafe yang tidak jauh dari kampusnya. Syahida mendapat pesan singkat dari Damar. Bahwa Damar ingin bertemu dengan Dirinya. Sudah hampir satu jam berlalu. Damar tak kunjung datang.

"Mau pesan apa Mbak?" tanya pramusaji sembari membawa notebook dan pulpen di tangannya.

Syahida tersenyum, mengambil selembaran menu cafe. Sebenarnya, Syahida tidak berniat untuk berlama-lama di cafe. Tapi, tidak enak rasanya hanya duduk diam tanpa memesan sesuatu.

"Cappucino dingin satu sama black forest Chocolat."

"Baik, tunggu sebentar ya. Mbak." Syahida mengangguk sambil tersenyum.

Sambil menunggu minuman dan makannya tiba, Kembali dia membuka ponselnya. Melihat pesan dari Damar untuknya. Statusnya WhatsApp aktif, segera Syahida mengetik pesan.

[ Kak Damar, sudah di jalan kah?]

[Syahida juga ada yang ingin dibicarakan sama Kakak.]

[Kak, kapan datangnya? Syahida enggak bisa lama-lama.]

"Silakan," ujar Pramusaji datang membawakan minuman dan makanannya.

"Ya, terima Kak."

Lima menit sudah berlalu, pesanannya juga sudah habis. Damar benar-benar membuat Syahida kehabisan kesabaran. Terlebih, dia juga harus mengerjakan tugas kuliahnya. Setelah membayar, Syahida akhirnya pulang ke rumahnya dengan menaiki taxi.

📃📃📃

"Terakhir kali bertemu Kak Damar waktu pemakaman Kak Syakira. Seminggu setelah itu, Kak Damar ngajak Syahida ketemuan, cuma---"

"Cuma apa?" Azzam terlihat seperti mengintrogasi. Bukan sekadar bertanya seperti biasa-biasa saja. Entah itu ingin tahu keberadaan Damar yang tiba-tiba loss kontak ataukah berusaha mencari tahu tentang perasaan Istrinya.

Untuk menampik rasa kecemburuannya terhadap sahabatnya yang dulunya pernah dekat dengan Syahida-Istrinya sekarang.

"Sudah hampir satu jam lebih Syahida tunggu, Kak Damar enggak datang-datang. Jadi Syahida pulang ke rumah."

"Kak Azzam tahu keberadaan Kak Damar?" tanya Syahida di sela-sela melihat Azzam mengunting kukunya.

Azzam berhenti, termenung sebentar. Kepalanya penuh dengan pikiran tentang Damar. Ada banyak pertanyaan yang ingin dia ajukan pada Syahida sebenarnya. Akan tetapi, dia urungkan. Karna dia tidak ingin membuat Syahida mengetahui tujuannya menanyakan Damar kepadanya.

"Saya tidak tahu. Terakhir melihatnya juga saat pemakaman Kakakmu." Berdiri.

"Apa Kakak tahu keluarga Kak Damar?" tanya Syahida menatap wajah suaminya. Azzam menoleh ke Istrinya. Menatap mata Syahida yang penuh dengan harapan dari jawaban Azzam.

"Damar hanya punya Ibu dan Nenek yang tinggal di Singapura. Di Indonesia, dia hanya menjalankan perusahaannya yang di dampingi Pamannya."

"Apa Kak Damar pergi Singapura?"

"Saya tidak tahu Syahida. Tapi, itu mungkin saja."

"Apa Kak Damar pernah menghubungi Kakak?" Azzam menatap Syahida dengan seksama. Mata cerah Syahida berbinar sangat indah. Azzam memalingkan wajahnya.

Love From Ankara S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang