bab 11: batal double date

12 1 0
                                    

Sonsuza dek seninle olmak istiyorum.

(Aku ingin bersama kamu selamanya.)

       _______________________________

Azzam dan Syahida berdiri di pinggir jalan, depan Mall. Sesekali Azzam melirik arloji di tangan kanannya. Sembari memegang tangan Syahida, dirinya melihat ke kanan dan kiri.

"Enggak jadi mungkin Mas, mereka pergi," ucap Syahida.

Akan tetapi, dengan cepat dibalas Azzam." Mereka jadi pergi."

"Terus kenapa belum datang? Ini sudah hampir lewat jam janji," cakap Syahida yang sudah mulai bosan berdiri.

"Kamu capek?" Syahida mengelengkan kepalanya.

Beberapa saat kemudian, mobil Khulusi berlalu di hadapan mereka. Setelah memarkirkan mobilnya. Terlihat Khulusi sedikit berlari dan membukakan pintu sebelah kiri. Khulaya keluar dari dalam mobil mengenakan gamis bewarna mocca.

"Zam, Lo ngapain di situ?!" teriak Khulusi.

Azzam dan Syahida melangkah berjalan menuju ke arah keduanya. Azzam memasang wajah kesal disertai tatapan mata tajam."Kenapa kalian lama sekali? Bukannya kamu Khul, yang bilang lepas sholat ashar. Kenapa datangnya malah terlambat."

"Sorry Zam, waktu di perjalanan. Khulaya ke pengen beli buah, biasa ...," ucap Khulusi Mengangkat-angkat alisnya.

Mendengar hal itu, Azzam mengeriyit dahinya. Beralih melihat ke arah Istri sahabatnya. Namun, langsung mengalihkan pandangannya.

"Kamu hamil Khulaya?" celetuk Syahida.

"Enggak, aku enggak hamil. Yang hamil itu Mas Khulusi. Waktu mau ke sini, dia tiba-tiba berhenti. Katanya mau beli buah," beber Khulaya.

"Beneran Khul?" tanya Azzam.

"Aaa ... E ... eng-enggak gitu. Gue cuma pengen aja belinya. Itu loh Zam, buah tampoi yang pernah Lo kasih ke gue pas lo balik ke balik kampung."

"Buah tampoi?" Syahida dan Khulaya serempak bertanya.

"Bentuknya bulat, warnanya coklat, tapi enggak coklat bener sih. Kaya ... baju kamu ini. Isinya kaya manggis, putih dan manis," papar Khulusi.

"Memang ada Mas buah itu?" tanya Syahida.

"Iya, ada. Buahnya termaksud langka, susah dapatinnya," balas Azzam.

"Kok, bisa dijual di kota? Mahal gak?" tanya Syahida penasaran.

"Tadi sempat ngobrol sama penjualnya. Katanya sih dia dari kampung dan enggak terlalu mahal," balas Khulusi.

"Sudahlah, ayo kita masuk," ajak Azzam.

"Ya, ayo," sambung Khulaya.

Tampui atau tampoi atau dengan nama ilmiah Baccaurea macrocarpa
adalah sejenis buah dan pohonnya, anggota suku Phyllanthaceae. Buah ini masih sekerabat dengan menteng dan rambai, tetapi berukuran lebih besar dan berkulit lebih tebal. Tampoi merupakan buah langka tropis Kalimantan. Juga dikenal dengan nama-nama lain seperti di Malaysia: merkeh; ngeke, lara, rambai, tampoi batang, tampoi, tampui.

Love From Ankara S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang