Ini dua belas

19.5K 1.4K 35
                                    

Seorang laki-laki berkemeja kotak-kotak hitam nampak sedang duduk melamun di tepi ranjangnya. Sorot matanya kedepan dengan tatapan kosong.

Tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka dan menampilkan seorang laki-laki berjaket kulit hitam masuk kedalam kamar.

" Woy ngelamun mulu lo".

Raden yang tadi sedang melamun pun sontak membuyarkan lamunannya ketika Rayan mengibaskan tangan ke wajahnya.

" Lo kenapa si minta pulang dari pesantren? pulang-pulang malah ngelamun. Gue tau nih, pasti ini gara-gara cewek kan". Goda Rayan seraya duduk di samping Raden.

" Enggak". Balas Raden tanpa menatap Rayan.

Rayan menepuk pundak Raden sambil terkekeh.
" Santay kali. Gue juga udah putus sama pacar Gue". Raden mengerjap dan menatap Rayan lagi.

" Bukannya kamu baru 1 Minggu jadian?". Tanya Raden dengan dahi mengerut.

" Gak tau Den dia tiba-tiba ngirim chat maki-maki Gue. Dia nuduh Gue selingkuh terus mutusin Gue secara sepihak, dan habis itu dia ngeblok Gue. Setelah itu udah dia gak ada kabar sama sekali. Dia pun tiba-tiba pindah sekolah, itupun yang ngurus surat pindahnya bokapnya, dia gak ikut. Entah dia pindah kemana Gue gak pernah ketemu atau denger kabar dia lagi. Tapi... Gue si berharap bisa ketemu dia dan bisa balikan lagi sama dia, Gue pengen tanya apa yang sebenarnya terjadi sampe dia nuduh Gue selingkuh kaya gitu". Cerita Rayan. ( Dari cerita dia kayaknya readers bisa nebak Rayan ini siapa)

" Kan udah Aku bilang, pacaran itu dosa. Kamu kena batunya juga kan". Raden tersenyum miring menatap Rayan.

Rayan memajukan bibir bawahnya dan mengangkat bahunya acuh.

" Gue kan udah cerita sama lo, giliran lo sekarang yang cerita". Rayan menggerakkan satu alisnya menatap Raden.

" Mmm.... Sebenarnya.......". Rayan menatap Raden dengan serius karena jarang-jarang kembarannya itu ingin terbuka dan bercerita.

"Ada deh". Raden menatap Rayan dengan tatapan meledek.

" Bagong lo". Rayan melempar bantal guling ke arah Raden karena merasa kesal.

Raden dan Rayan adalah 2 kembar bersaudara yang sama sekali tak ada mirip-mirip nya. Sikap mereka pun sama. Rayan yang pecicilan, suka cari masalah, dan bad boy. Sedangkan Raden memiliki kepribadian dingin, simple, dan alim.

Tempat mereka menuntut ilmu pun berbeda. Rayan masuk sekolah umum, sedangkan Raden masuk pesantren. Raden dan kedua orangtuanya pernah mengajak Rayan untuk masuk pesantren juga, tapi dia menolak mentah-mentah.

Raden faham bagaimana watak Rayan dan pergaulannya bersama para anak-anak kota. Dia suka keluar malam untuk balapan, sering berkelahi, sering kebanyakan nongkrong. Menurut Raden kegiatan itu sangat tidak bermanfaat dan tidak baik juga untuk Rayan. Lebih baik lelah mengajikan dari pada hanya menikmati kenikmatan dunia yang hanya tipu daya dan tak ada manfaatnya?

Raden bukannya tidak pernah menasehatinya melainkan sudah berpuluhan kali Ia mengingatkan. Tapi tetap saja omongan Raden bak masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri untuk Rayan. Rayan masih saja bandel melakukan itu walaupun Raden sudah memperingatinya.






******

Terlihat malam hari sebelum Zora tidur, Ia sedang setor hafalan terlebih dahulu kepada Emir. Walaupun status mereka sudah suami istri, Emir tak pernah lupa dengan hukuman yang Ia berikan untuk Zora. Hukuman tetap berjalan, malahan sekarang lebih enak karena mereka selalu dekat jadi tak ada sejarahnya Zora kabur lagi.

My Absurd Ning [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang