Pollow IG new: naacha_664
Btw maap kalo ada typo soalnya author nulisnya lagi² sambil ngantuk😭
_
_
Zora mendekati Emir dan menatapnya serius dengan tatapan penuh tanya.
" Kak, Kak Mei kenapa sebenarnya? Laki-laki itu siapa? Zora bener-bener gak ngerti". Tanya Zora.
Emir menghela nafas dan mulai menceritakan semuanya kepada Zora.
Laki-laki tadi atau Papah nya Cio, dia bernama Gama Yudha Pratama. Seorang pengusaha muda yang cukup sukses. Gama merupakan anak tunggal yang menjadi satu-satunya penerus perusahaan keluarganya.
Emir mengenalnya karena dulu Ia dan Gama pernah bertemu di rumah Meira. Waktu itu Gama sedang berbincang-bincang dengan Gus Asmi Ayah Meira dan Emir pun ikut dalam obrolan mereka juga, yang ternyata mereka sedang membicarakan tentang pernikahan.
Waktu itu Gama statusnya sebagai calon suami Meira. Tapi kata Meira dia tak bisa langsung menikah karena waktu itu Meira masih kuliah dan belum di perbolehkan untuk menikah oleh kedua orang tuanya.
Gama pun tak mempermasalahkannya dan Ia pun setuju untuk menunggu Meira sampai dia siap menikah. Begitu pula dengan Meira yang juga bersedia menunggu Gama yang pada saat itu masih tahap belajar dalam mengelola perusahaan.
1 tahun berselang, akhirnya Gama pun berhasil mempelajari banyak hal tentang perusahaan. Dan Ia pun akhirnya di berikan kepercayaan oleh sang Ayah untuk memegang sebagaian saham perusahaan yang di pimpin oleh ayah nya tersebut.
Meira awalnya senang mendengar kabar keberhasilan Gama. Ia pun saat itu posisinya sudah semester 8 juga tinggal 1 langkah lagi menuju kelulusan kuliahnya.
Selama 1 tahun lebih Meira selalu jaga hati untuk Gama. Hanya Gama yang Ia tunggu, hanya Gama yang Ia percaya, dan hanya Gama yang Ia harapkan untuk menjadi imamnya kelak.
Namun, sepertinya takdir berkata lain. Tepat saat Meira telah lulus kuliah, Ia mendengar kabar bahwa Gama telah menikah dengan wanita lain.
Awalnya Meira tak percaya dengan ucapan teman-temannya yang memberi tahukan kabar itu, hingga akhirnya Ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah Gama untuk memastikan sendiri, dan ternyata memang benar sedang ada acara akad nikah di hari itu.
Meira terpaksa harus menelan pil pahit kekecewaan atas kejadian di hari itu. Hari yang tak pernah Ia bayangkan akan terjadi dalam kehidupannya.
Hatinya serasa hancur berkeping-keping. Perasaannya telah ter oyak-oyak oleh seorang laki-laki tak bertanggungjawab.Semenjak hari itu Meira sudah tak percaya lagi dengan yang namanya cinta. Ia benci kata cinta, Ia benci kepada laki-laki yang menyatakan cinta, Ia membenci semua laki-laki yang hendak mendekatinya atas nama cinta. Yang pasti Ia membenci semua hal yang berhubungan dengan cinta.
Bahkan sudah banyak laki-laki yang melamarnya tapi Meira tolak dengan alasan masih ingin fokus memperbaiki diri, padahal sebenarnya Ia masih trauma dengan kejadian sebelumnya.
Untuk menenangkan diri dan melupakan masa lalu nya, Akhirnya Meira pun memutuskan untuk tinggal di pesantren.
•
".... Jadi gitu ceritanya". Kata Emir setelah selesai bercerita.
Zora nampak cemberut dan sedih mendengar cerita Emir. Ia tak menyangka jika Meira memiliki sisi kelam dalam hubungan percintaan. Pantas saja di umurnya yang sudah menginjak 24 tahun Meira belum menikah juga.
Tapi ada satu pertanyaan yang harus Zora lontarkan juga untuk Emir.
" Satu pertanyaan lagi. Kenapa Kakak peluk-peluk Kak Mei? Bukannya sepupu itu bukan mahram ya? Lagian kalo sama Kak Mei kan sepupu jauh. Buktinya Zora boleh nikah sama Kak Emir?". Nampak raut kekesalan dari wajah Zora.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Ning [END]
RomanceSEQUEL AESTHETIC GUS_ ( Bisa di baca terpisah) - - " Turun Zora!". Tegas Emir sambil menatap sepupu perempuannya itu yang kini sedang nangkring di atas genteng. " Gak mau, Zora lebih tenang disini". Balas Zora acuh. " Zora Alifia!... Turun atau sa...