Ini dua tujuh

14K 1K 17
                                    

"Assalamu'alaikum" Icha yang sedang membereskan ruang tamu menoleh ke arah pintu utama.

"Waalaikumsalam" jawabnya seraya menghampiri pintu itu dan membuka nya.

Saat pintu terbuka, terlihat dua orang laki-laki berbadan tinggi tersenyum dengan ramah ke arah Icha seraya menyalami tangannya.

"Bagas sama Andi ya?" Tanya Icha mengingat-ingat wajah keduanya.

"Iya Ustadzah, kami teman kuliahnya Emir yang dulu pernah main kesini" jelas Andi.

"Ooh iya-iya. Silahkan masuk" keduanya mengangguk seraya melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.

"Silahkan duduk, sebentar saya panggil kan Emir nya" Bagas dan Andi tersenyum dan setelah Icha pergi keduanya pun duduk di sebuah sofa ungu yang ada di sana.

Tak lama kemudian, Emir pun turun dari lantai atas dan menghampiri mereka.

"Apa kabar lo?" Tanya Andi sambil bertos tangan dengan Emir.

"Ini nih si mahasiswa terbaik kampus yang diam-diam udah nikah dan bikin satu mahasiswi kampus patah hati. Mana bini lo? Pengen liat Gue" ledek Bagas.

"Nanti kamu naksir sama istri saya lagi" balas Emir seraya duduk di samping Andi.

"Apaan si garing amat lo"

Disaat sedang di bicarakan, Zora pun datang sambil membawa nampan berisi kopi dan piring berisi makanan ringan.
Ia berjongkok dan meletakkan gelas serta makanan ringan di piring ke atas meja.

"Silahkan di makan" kata Zora ramah.

Bagas menyenggol pinggang Andi sambil memperhatikan wajah Zora.

"Apa?" Tanya Andi pelan.

"Dia bininya Emir? Cantik banget Ndi"

Andi memukul paha Bagas sedikit keras.
"Istighfar istri orang" bisik Andi.

Bagas nampak nya tak menggubris peringatan Andi dan masih terus memperhatikan Zora dengan ekspresi takjub.

"Kalo gitu saya permisi. Silahkan di nikmati seadanya" Zora mengambil nampannya kembali.

"Kamu gak mau gabung?" Tawar Bagas.

Zora menoleh dan menggeleng sambil menunduk.
"Maaf saya masih banyak kerjaan di dapur" balas Zora seraya melangkah kembali.

"Mau apa lo nawarin dia gabung?" Sinis Andi.

"Ya gak papa cuma pengen kenal aja. Diakan bininya Emir setidaknya dia tau kalo Emir punya temen sekeren gue"

"Sekeren apa n nya di buang?" Hardik Andi sambil tertawa.

"Sembarang lo" balas Bagas tak terima sambil memukul Andi dengan bantal sofa.

Emir hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua temannya.

"Mir Mir, lo tau gak si si Dita yang gebetannya Bagas itu?" Emir mengangguki pertanyaan Andi.

"Udah kawin dia hhhhh. Kasian banget si Bagas" bagas memutar bola matanya malas dan berdecak kesal.

"Diem lo!"

"Yaa patah hati dia hhhhhhhh__ blump" dengan iseng Bagas mengambil camilan di piring dan memasukannya ke mulut Andi.

"Betek Gue sama lo Ndi" Emir hanya geleng-geleng kepala melihat keusilan dua temannya.

"Kawmwret lo" kesal Andi sambil menelan makanannya.

"Btw, wisuda tanggal berapa?" Tanya Emir.

"26 Mir. 3 hari lagi. Gue gak sabar pake toga uuuh" girang Andi.

My Absurd Ning [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang