Awal-awal kehamilan, Zora tak merasakan apapun. Baik itu mual-mual, pusing dan lain-lain. Namun saat kini kehamilannya sudah memasuki 3 Mingguan barulah Ia merasakan mual-mual dan tak enak badan.
Di masa-masa kehamilan Zora, yang terbilang masih dalam jangka hamil muda, Emir sangat berhati-hati dan menjaganya seketat mungkin.
Zora cukup senang dengan perhatian yang Emir berikan. Ia pun merasa sudah ikhlas dengan semua takdirnya. Pernikahannya, kehamilannya, bahkan kegagalan nya untuk daftar kuliah. Ia pasrahkan semuanya kepada Allah, biarlah Allah yang mengatur kebaikan hidupnya, tugasnya hanya Istiqomah dan berusaha menjadi hamba yang baik.
Kini Zora sedang duduk di tepi ranjang sambil bermain handphone menunggu Emir yang sedang membeli martabak di luar untuk dirinya. Awal mula Zora ingin martabak karena Ia melihat postingan artis di Instagram yang memposting martabak, akhirnya Zora pun menjadi pengen martabak. Tanpa lama Emir pun langsung pergi keluar untuk mencari tukang martabak.
Tak berselang lama Emir pun kembali sambil membawa plastik dengan sekotak martabak di dalamnya. Ia pun duduk di samping Zora seraya membuka kotak martabak tersebut.
" Ini udah Aku beliin". Kata Emir seraya menyodorkan kotak martabak itu.
" Makasih Kak Emir yang ganteng". Kata Zora sambil tersenyum ceria dan menerima martabaknya.
Emir hanya tersenyum gemas dan geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya.
" Ra". Panggil Emir
" Hmm?". Zora menoleh ke arah Emir dengan mulut penuh dengan martabak yang baru saja di gigit nya.
" Aku rencananya pengen ngajakin kamu ke pesantren Al-badar besok. Jadi anak-anak tim Hadroh dari Al-anam di undang sama Uwa Fares buat tampil di sana, sekaligus sebagai bentuk penyambutan silaturahmi satu sama lain". Jelas Emir.
" Uwa Fares itu siapa?". Tanya Zora yang memang belum tau.
" Uwa Fares itu kakaknya Ummah. Dia seorang pimpinan pondok pesantren bernama pondok pesantren Al-badar, dulunya pondok itu di pegang oleh almarhum Kakek aku. Tapi setelah beliau meninggal Kak Fares lah yang menggantikan". Zora mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Emir.
" Ooh kalo gak salah Uwa Fares itu ayahnya Gus Athar sama Gus Thiar ya?". Ingat Zora karena dulu Ia pernah bertemu dengan kedua laki-laki itu waktu bermain ke rumah Icha pas lebaran 3 tahun lalu.
" Iya Ra".
" Okeh Zora ikut".
" Kamu masih ngerasa mual-mual gak?". Tanya Emir karena Ia khawatir Zora akan merasa tak nyaman apabila rasa mualnya masih terasa.
" Enggak terlalu kok Kak, nanti Zora bakalan minum obat pereda mual dari dokter sebelum pergi". Emir mengangguk dan mengelus kepala Zora.
" Yaudah abisin martabak nya".
" Bantuin makan". Zora menatap Emir dengan puppy eyes nya dan menyodorkan kotak martabak tersebut.
" Aku alergi kacang".
" Terus kalo Zora gak habis ini gimana?".
" Kamu makan aja dulu nanti kalo gak abis Aku kasih buat Keyna". Zora mengangguk-angguk dan lanjut memakan martabak nya.
******
Seperti yang Emir katakan kemarin, pagi ini Zora dan Emir sudah siap dengan pakaian gamis nan rapih mereka untuk menghadiri acara di ponpes Al-badar.
" Assalamu'alaikum". Ucap seseorang memasuki ndalem.
" Waalaikumsalam". Jawab Zora dan Emir.
Ternyata yang datang adalah Meira, Gama, dan Cio. Tujuan mereka datang karena ingin menjemput Zora dan Emir agar mereka pergi bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Ning [END]
RomanceSEQUEL AESTHETIC GUS_ ( Bisa di baca terpisah) - - " Turun Zora!". Tegas Emir sambil menatap sepupu perempuannya itu yang kini sedang nangkring di atas genteng. " Gak mau, Zora lebih tenang disini". Balas Zora acuh. " Zora Alifia!... Turun atau sa...