Ini Empat belas

17.4K 1.2K 9
                                    

" Dor". Zora terlonjak kaget ketika tiba-tiba saja Emir mengagetkannya dari belakang. Tanpa Zora sadari ternyata Emir sudah keluar dari kamar mandi.

" Iiih Kakak ngagetin aja deh". Kesal Zora sambil berkacak pinggang.

Akhir-akhir ini memang Zora merasa jika Emir berubah 90 derajat dari dia yang asalnya dingin, tak banyak berekspresi dan selalu cuek, kini menjadi Emir yang jail dan super ngeselin bahkan sering tersenyum. Dan tentunya itu semua hanya di lakukan di depannya saja.

" Kamu kenapa ngelamun gitu? Ada masalah?". Tanya Emir.

Zora mengerucutkan bibirnya dan menggeleng.
" Zora cuma bingung, kenapa tiba-tiba Zora bisa jadi istrinya Kak Emir. Padahal dulu Zora nolak banget sampe rela ngejalanin tugas-tugas yang Zora gak suka demi bisa ngehindarin hal itu. Tapi ujung-ujungnya nikah juga". Dumel Zora membuat Emir terkekeh.

Emir duduk di samping Zora dan menatapnya teduh.
" Kamu nyesel?". Mendengar pertanyaan Emir mata Zora langsung melebar dan Ia pun menggeleng tak membenarkan.

" Enggak kok. Zora cuma gak nyangka aja". Balas Zora.

" Saya ngerti kalo kamu memang belum bisa menumbuhkan perasaan kepada saya. Tapi saya hanya takut jika ternyata hati kamu untuk pria lain". Zora mengerutkan keningnya menatap Emir bingung. Siapa yang Emir maksud pria lain?

" Pria lain kak? Siapa?".

Emir meraih laci nakas dan membukanya. Ia mengambil sebuah foto dimana di dalam foto itu terdapat foto Zora dan seorang laki-laki yang tak lain adalah Rayan mantannya.

" Ini mantan kamu kan? Apakah kamu sulit menanamkan rasa kepada saya karena kamu masih ada rasa dengan nya?".

Zora terbelalak kaget ketika melihat foto itu. Dapat dari mana Emir menemukan foto itu?

" Iya, itu Rayan mantan Zora. Tapi Zora udah move on dari lama kok. Semenjak Zora masuk pondok ini Zora udah lupain dia". Balas Zora dengan wajah cemberutnya seolah Ia takut Emir akan tak percaya dengan ucapannya.

" Beneran?". Tanya Emir menggoda Zora.

" Iya beneran. Lagian dia juga nyelingkuhin Zora, buat apa Zora pertahanin". Emir tersenyum simpul dan mengangguk mempercayai ucapan Zora.

"Jadi hikmahnya?" Zora mengerutkan keningnya bertanya maksud pernyataan Emir.

" Dia bukan laki-laki yang baik buat kamu. Allah sengaja menyakiti hati kamu dengan menunjukkan keburukan laki-laki itu untuk menunjukkan bahwa Allah sayang sama kamu dan Allah gak mau kamu masuk dalam jurang kemaksiatan". Zora mengatupkan bibirnya dan mengangguk-angguk memahami penjelasan Emir.

"Memang saya melihat jika zaman sekarang itu pacaran seperti lumrah di kalangan anak-anak muda" Emir mendudukkan dirinya di samping Zora.

"Bahkan dengan bangganya mereka melakukan kemaksiatan itu di tempat umum, memposting kemesraan mereka di medsos. Bahkan banyak yang mendukung dan mendoakan hubungan haram mereka. Terkadang ada yang komen, cocok banget kalian berdua, semoga langgeng ya. Tapi jarang ada yang komen tentang nasehat larangan berpacaran.

Kamu tau salah satu perbuatan manusia orang yang paling buruk di mata Allah? Yaitu orang yang melakukan kemaksiatan dan dengan bangganya menceritakan kemaksiatannya itu kepada orang lain. Naudzubillah mindzalik"

Zora merasa merinding mendengar penjelasan Emir. Ternyata selama ini Ia salah telah menyepelekan pacaran. Ia sungguh menyesal dan sangat ingin memperbaiki diri.

" Terus gimana caranya biar dosa Zora waktu pacaran di ampuni sama Allah?"

" Tanamkan dalam hati bahwa kamu tidak akan mengulangi dosa yang sama lagi dan tidak akan melakukan zina sekecil apapun. Perbaiki diri dengan banyak beribadah dan berbuat baik sesuai syariat"

My Absurd Ning [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang