Ini dua delapan

13.2K 966 12
                                    

Happy weekend 🎉

_

_

_

Terlihat, pagi hari Zora dan Emir sedang joging pagi berdua di sekitar jalan perkomplekan. Emir sebenarnya sudah lama tak pernah joging pagi lagi karena Ia tau apa yang akan terjadi jika Ia berjalan sendirian.

Yah, dia pasti akan di goda oleh kerumunan ibu-ibu yang sedang membeli sayuran yang mengharapkannya menjadi menantu. Tak hanya ibu-ibu terkadang pun ada perempuan-perempuan sebayanya yang juga memperhatikannya dengan tatapan penuh syahwat. Emir merasa sangat tak suka dan terganggu dengan hal-hal itu.

Terakhir Ia joging pun beberapa tahun lalu bersama Keyna. Setelahnya Ia sibuk kuliah dan mengajar tak ada waktu pagi lagi untuk berjoging. Dan baru kali ini lagi Ia joging pagi. Berhubung ini permintaan ngidam nya Zora yang katanya ingin jalan pagi akhirnya Emir pun mengiyakan saja.

Toh Ia bareng istrinya tak mungkin dong orang-orang berani menggodanya jika Ia membawa istri.

"Gak capek kamu hmm?" Tanya Emir sambil memperhatikan dahi Zora yang berkeringat.

"Capek si Kak. Mmm... Jajan yuk!" Zora menarik tangan Emir dan membawanya ke penjual es krim. Emir hanya pasrah dan nurut saja mengikuti tarikan Zora.

"Mas es krimnya dua" pesan Zora dan si penjual pun langsung membuatkan es krim.

"Ini es krimnya" Zora mengambil dua es krim yang penjual es krim itu sodorkan sedangkan yang membayar Emir.

"Nih buat Kakak satu"

"Serius buat Aku?" Zora mengangguk sambil menjilati es krim nya.

Emir tersenyum dan menerima es krim yang Zora sodorkan.
Keduanya berjalan ke arah sebuah bangku kosong di dekat taman dan duduk di sana sambil menikmati es krim mereka.

"Kak" Emir berdekhem sambil menoleh ke arah Zora.

"Beliin roti bakar" mohon Zora dengan puppy eyes nya.

"Dimana yang jualan hmm?" Emir celingukan mencari penjual roti bakar.

"Ituuu" Zora menunjuk ke arah sebuah gerobak roti bakar di sebrang jalan.

"Mau?" Zora mengangguk dengan bibir mengatup. Emir mencubit pipi Zora merasa gemas dengan ekspresi lucunya.

"Kamu tunggu sini ya Aku kesana sebentar" Zora tersenyum merkah dan mengangguk senang.

Emir pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pergi. Ia berdiri di tepi jalan dan menunggu hingga giliran pejalan kaki yang menyebrang.

Setelah di rasa rambu pejalan kaki sudah menghijau, Emir pun melangkahkan kakinya dengan langkah santay melewati zebra cross.

Sebuah mata cokelat memperhatikan seorang laki-laki yang sedang berjalan di depan sana dari kaca depan mobilnya. Senyuman licik tercetak dari bibirnya.

Tanpa ragu, Ia langsung menginjak gas tanpa peduli rambu yang sedang berlangsung.

Brak....

Tubuh Emir terpental hingga ke tengah jalan. Darah segar mengalir dari pelipisnya cukup deras. Tangannya Terangkat seolah Ia mengode meminta bantuan. Matanya yang masih sedikit terbuka perlahan tertutup dan Ia pun kehilangan kesadaran.

Si pengendara mobil melihat dari spion mobil dan tersenyum puas. Ia pun buru-buru menginjak gas dan pergi dengan segera dari sana.

Para pengendara yang sedang berhenti karena lampu merah sontak di buat terkejut dengan kejadian itu. Mereka berbondong-bondong keluar dan turun dari kendaraan mereka menghampiri korban tabrak lari di depan sana.

My Absurd Ning [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang