MONEY 3

1.5K 124 8
                                    

Siang harinya Taehyung membuka matanya dengan perlahan, ia ingat dengan jelas apa yang terjadi kemarin. Air matanya kembali mengucur dengan deras, meratapi kehidupannya yang entah kenapa menjadi begitu menyakitkan seperti ini. Jeongguk sang suami bahkan dengan tega membiarkannya disentuh laki-laki lain. Ingin mengadu kepada orang tuanya, namun dia ingat kedua orang tuanya yang seharusnya menjadi penguat bagi diri Taehyung justru terus menyalahkannya. Ia muak sungguh muak, belum lagi dengan kejadian kemarin yang terus membayangi pikiran Taehyung. Air mata itu terus mengalir dari kedua mata Taehyung, dia ingin habiskan saja air mata ini agar tidak dapat menangis lagi.

Brakkkk

"Kim TAEHYUNG!", pintu kamarnya dibuka dengan keras, dan suara ayahnya lah yang menyapa pendengaran Taehyung pertama kali. Taehyung berada dikamar utama, kamarnya dengan Jeongguk. Tubuhnya sudah bersih dengan piyama biru kesukaannya yang melekat ditubuh. Taehyung menatap ayahnya keheranan, Yongsan terus berjalan mendekatinya dengan raut muka yang terlihat sangat marah.

Buaghh

Satu pukulan keras Taehyung dapatkan di sisi kiri wajahnya, hendak protes dengan ayahnya itu namun, tangan Yongsan dengan cepat menarik kuat rambut Taehyung hingga ia dibuat berjengkit kaget saking kuatnya tarikan tangan sang ayah. Kepala Taehyung mendongak menatap ayahnya.

"Kau membuatku malu! Dasar anak sialan!", ayahnya mengatai Taehyung "Aku membesarkan mu bukan untuk menjadi jalang!" lanjutnya. Tangannya masih menarik kuat rambut Taehyung lalu kepala Taehyung di bentur-benturkan pada sisi kayu yang menjadi kepala ranjang diatasnya. "Kau sadar apa yang kau lakukan huh? Kau benar-benar membuatku malu", satu dorongan keras kearah kepala ranjang membuat Taehyung pening seketika. Kepalanya pusing dan nyeri setelah dibenturkan, belum lagi nyeri diwajahnya.

Taehyung mencoba menatap ayahnya, kedua tangannya mengulur hendak menyentuh tangan Yongsan. Mengusap punggung tangan ayahnya secara perlahan, Taehyung mencoba berbicara dengan pelan. Ia sungguh masih terkejut dengan perilaku ayahnya, ini pertama kali dalam hidup Taehyung diperlakukan seperti ini. Ayahnya tidak pernah sekalipun bermain tangan kepadanya, ia sosok ayah yang sangat lembut dan penyayang.

"Appa? Ada apa, kepala Taehyung sakit jika seperti ini.", dan Taehyung tersenyum dia akhir ucapanny. Walaupun air mata terus mengalir dari kedua mata itu.

"Sakit?", kedua tangan Taehyung dilempar oleh Yongsan. "Sakit mu itu bisa menutupi rasa maluku tidak?"

"Malu kenapa appa?"

"Benar-benar memuakkan! Beritahu anakmu ini Heori"

Ibu Taehyung. Lee Heori, ternyata sejak tadi berdiri disana. Dia hanya diam melihat Taehyung yang diperlakukan kasar oleh ayahnya. Wajah Heori terlihat sama marahnya dengan ayahnya, Kim Yongsan.

"Kenapa melakukan ini?", Heori memberikan ponselnya kepada Taehyung. Layar ponsel itu menampilkan satu portal berita dari perusahaan ternama tentang pewaris sah perusahan Kim yang berselingkuh dengan teman laki-laki kuliahnya. Menggeser layar ponsel tersebut hingga ke kolom komentar, Taehyung menemukan sebuah link yang tampak rumit. Dia membuka link tersebut, dan betapa terkejutnya Taehyung ketika link tersebut menampilkan rekaman vidio seksnya dengan Hoseok semalam. Vidio tersebut diedit dengan sangat baik, sehingga Taehyung terlihat begitu menikmati setiap adegan dalam vidio tersebut.
Jimin sangat pandai.

"Ini pemerkosaan", ucapnya berusaha menahan isakan yang mungkin akan pecah dengan hebat.

"Kau mempermalukan kami Kim Taehyung", ibunya ikut menangis melihat anaknya.

Tangis Taehyung semakin pecah, ia turun dari ranjangnya dan segera berlutut didepan kaki ibunya. "Ini pemerkosaan, sungguh aku tidak bohong. Ada Jeongguk disana, dia yang mengikat tanganku. Dia memasuki ku lebih dulu sebelum laki-laki itu. Jeongguk-"

"Dengan begitu kau mengakui bahwa kau melakukannya bersama Jeongguk? Kalian bertiga melakukannya bersama? Dan betapa menjijikkan kau Kim Taehyung!", ayahnya berucap dari arah belakang ibunya.

"Bukan, Tidak. Appa bukan seperti itu!", Taehyung merangkak mendekati kaki ayahnya, namun sebelum menyentuh kaki sang ayah. Kim Yongsan menendang bahu Taehyung hingga Taehyung terjerembab kebelakang. "Jangan menyentuhku Jalang! Kau bukan anakku mulai sekarang, aku tidak memiliki anak yang menawarkan tubuhnya pada laki-laki lain", Kim Yongsan lalu pergi meninggalkan Taehyung yang  terus terisak. Ucapan ayahnya benar-benar menyakiti hati terdalam Kim Taehyung. Laki-laki yang dulunya selalu bertutur kata baik, selalu memperlakukan Taehyung dengan sangat baik. Sekarang menjadi sosok yang begitu berbeda. Mengerikan.

"Taehyung-a", Taehyung menoleh, ia kembali mendekati ibunya dengan susah payah. Pantatnya masih sakit akibat kejadian semalam, kakinya terus bergetar karena ketakutan. "Cukup diam disitu", ibunya mengangkat telapak tangan menghadap Taehyung, hal itu membuat Taehyung berhenti untuk tidak mendekati ibunya. "Jeongguk melayangkan surat cerai kepadamu, kau tidak perlu hadir ke persidangan agar proses cerai cepat selesai. Sore nanti akan ada orang yang menjemputmu, segera bereskan barang mu. Kau harus tinggal di Daegu mulai sekarang, buat kehidupan barumu disana jangan menghubungi kami sementara waktu" Heori tersenyum tipis kepada Taehyung. Dia mengambil ponselnya diatas ranjang Taehyung, lalu pergi dari kamar itu tanpa mengatakan apapun lagi.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!

Taehyung menangis dengan keras, meratapi takdirnya yang berbalik seratus delapan puluh derajat dari takdirnya dulu.

Apa yang telah dia lakukan sehingga harus mengalami semua hal ini.

Tidakkah cukup dengan Jeongguk yang berubah bersikap dingin dan berselingkuh?

Tidakkah cukup dengan perlakuan berbeda yang dia dapat dari keluarganya?

Kenapa harus dia? Kenapa takdir begitu kejam padanya?

Raganya memang baru tersakiti kemarin, tapi jiwanya sudah sakit sejak lama tanpa tau alasannya.

Dan Taehyung mampu berpikir bodoh, bahwa semua kejadian ini terjadi akibat keberadaan dirinya yang terus menyusahkan keluarganya. Akibat dari dirinya yang terlalu bersikap manja dengan orang tuanya. Akibat dirinya yang tidak mampu menjaga tubuhnya. Akibat dirinya hadir ditengah-tengah keluarga Kim yang begitu bahagia.

Tanpa mau memikirkan apapun lagi Taehyung berjalan kearah sisi balkon kamar tersebut. Angin dari luar menyapa kulit wajahnya yang basah akan air mata. Dia tidak ingin kesakitan, ia tidak mau lagi menjalani takdir yang mungkin akan lebih mengerikan. Taehyung tidak mau, ia ingin bertemu kakek dan neneknya yang telah meninggalkannya satu tahun lalu. Rasa sakit di hatinya tidak akan mampu diobati dengan apapun. Ini pilihan terbaik, tidak akan ada lagi yang  harus merasa malu karena keberadaanya. Tidak ada lagi umpatan dan makian yang harus dia dengar.

Taehyung mendongak keatas melihat langit yang begitu cerah, sungguh berbanding terbalik dengan suasana hatinya. Berjalan perlahan kearah tepi balkon yang terdapat pagar sebatas perutnya. Taehyung tersenyum sangat indah sambil terus menghadap langit, ini hanya sebentar. Tidak akan sakit. Jatuh dari lantai 22 tempat apartemennya tidak akan semenyakitkan luka dihatinya. Dia mencoba mendudukkan diri di atas pagar kecil, kedua tangannya masih menggenggam erat besi pada balkon tersebut. Kakinya menjuntai diatas ketinggian.

Menarik nafasnya panjang, Taehyung tersenyum menatap kakinya.Matanya yang memang bermasalah dalam pengelihatan tidak mampu melihat jelas apa yang ada dibawah sana. Itu tak penting sekarang. Dan setelahnya Taehyung melepaskan genggaman itu, lalu mendorong tubuhnya kebawah dengan ringannya. Dia terjun dari balkon apartemennya di lantai 22, dengan senyuman di wajah yang terus menghiasi hingga dia membentur keras pijakan kaki dibawah.

Kim Taehyung menyerah akan hidupnya.



End ?

not

GO TO NEXT CHAPTER

LIFE   II   VOTTOM STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang