The Fault (END)

654 45 22
                                    

"Ini bukan salahmu, berhenti menyalahkan diri sendiri" Yonggi memeluk pasangannya itu dalam diam. Jimin tak bisa diajak bicara sejak sesampainya mereka di rumah sakit. Lelaki itu diam membisu dengan tubuh yang menegang.

Yonggi melepaskan pelukannya lalu menangkup kedua wajah dominannya ini. "Lihat aku, PARK JIMIN ! Lihat aku!" Kedua pasang mata itu saling menatap, oh tidak mata Jimin memerah tapi tak mengeluarkan air mata sama sekali. "Taehyung akan baik-baik saja, Mingyu ada didalam. Dia yang menangani Taehyung bukan? Dia akan baik-baik saja, kita tau seberapa hebat kemampuan Mingyu"

"Yonggi-ah, aku papa yang buruk bukan? Aku akan membunuh diriku sendiri jika anak itu sampai tak selamat"

"YAK!! Jaga ucapanmu Park Jimin! Kalau kau pergi aku bagaimana?"

"Ini masalah nyawa, kau pikir aku akan baik-baik saja jika kehidupanku dihantui rasa bersalah?"

Yonggi tak mampu menjawab ucapan Jimin. Mulutnya terbungkam otomatis, dia mengalihkan wajahnya enggan untuk menatap Jimin. Tentu sudah paham betul bagaimana sikap Park Jimin. Apa yang diucapkannya itu benar dan apa yang dia ucapkan pasti akan dia lakukan.

Dalam hatinya, Yonggi terus berdoa akan keselamatan bayi yang dikandung Taehyung. Dia belum siap jika harus berpisah beda dunia dengan Jimin.

"Sudah selesai berdebatnya?"

Yonggi dan Jimin teperanjat dari lamunan mereka. Terlalu sibuk berdebat dengan pikiran mereka sendiri membuat kedunya tak sadar jika Mingyu sudah keluar dari ruang operasi.

"Operasinya berjalan lancar, bayinya selamat tapi dia harus berada di inkubator dulu. Kita akan melihat perkembangannya terlebih dahulu untuk bisa mengetahui kapan dia bisa keluar dari inkubator" Mingyu lalu duduk disamping Jimin, menyilangkan kedua kakinya lalu berbicara dengan santai.

"Taehyung masih selamat"

***

Di tempat lain, laki-laki yang pernah menyandang status sebagai kekasih Kim Tahyung tengah berdebat hebat dengan Kim Namjoon. Kakak laki-laki dari mantan kekasihnya dahulu, atau lebih tepatnya masih kekasihnya karena Jeongguk tak pernah benar-benar serius mengucapkan kata perpisahan kepada Taehyung.

"Tidak ada bukti bahwa Jimin melakukan semua hal itu Jeon Jeongguk. Berhenti menuduhnya yang tidak-tidak, Jimin itu orang baik. Dia bahkan mau membantu Taehyung disaat terendahnya seperti ini!"

"Hyung! Kau tertipu olehnya. Dia tidak sebaik yang kau kira, dia itu munafik, licik, apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan hyung. Kau belum mengenal jauh sahabat adikmu sendiri huh?!" Jeongguk kembali membentak balik.

Keduanya tanpa sengaja bertemu di kafe yang cukup jauh dari rumah Jeongguk. Namjoon sangat terkejut dengan pertemuannya bersama Jeongguk. Dia ingat beberapa bulan lalu Jimin pernah berkata jika Jeongguk melarikan diri setelah menghamilli Taehyung.

Perdebataan dimulai saat Jeongguk meminta Namjoon untuk membantunya membawa Taehyung kembali. Mendengar permintaan Jeongguk yang tak masuk akal baginya membuat darah Namjoon mendidih. Dia yang meninggalkan Taehyung dan sekarang dia kembali menginginkannya setelah bayi itu akan lahir.

Namjoon ingat betul perkataan Jimin mengenai kehamilan Taehyung, sejak waktu itu dia tak pernah lupa menghitung hari demi hari sekaligus menunggu kelahiran keponakannya. Jimin memintanya untuk jangan menghubungi Taehyung dulu, karena kondisi mentalnya yang turun drastis.

"Jangan menjelek-jelekan Jimin di hadapanku sialan! Kaulah iblis disini, dimana tanggung jawabmu? Dimana hati nurani mu sampai kau tega meninggalkan anak dan pasanganmu sendiri hah?"

"Berapa kali aku harus bilang, aku tak pernah meninggalkan Taehyung. Aku tak pernah-"

"DIAM! Diam Jeon Jeongguk. Urus-urusanmu sendiri, Taehyung tak membutuhkanmu" Setelah mengucapkan itu, Namjoon meninggalkan kafe dengan pengunjung lain yang mungkin sudah berbisik-bisik membicarakan mereka.

LIFE   II   VOTTOM STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang