With You (2)

876 90 22
                                    

Taehyung mengurung diri di kamar setelah pergi dengan Jungkook malam itu, dia menangis histeris pada malam harinya. Dia berteriak dengan menutup rapat kedua telinganya. Kakinya terus menendang selimut dan ranjang yang dia tempati.

Suara gaduh itu tentu saja didengar oleh kedua orang tuanya. Mereka terburu masuk ke kamar Taehyung. Mendobrak pintu asal, untuk segera melihat anaknya.

Ayah Taehyung. Kim Namjoon, memegang erat bahu sempit anak sulungnya. Tubuhnya dia goncangan kan agar sang anak membuka mata.

"Yak! Kim Taehyung! Bangun Kim Taehyung"

Tentu saja Taehyung bangun, dia semakin menangis keras beringsut memeluk ayahnya. Air matanya membasahi baju tipis milik sang ayah

"Mereka datang, mereka berbicara di telingaku, mereka menyuruhku untuk mati. Tapi aku tidak mau, dan mereka marah. Mereka memaki ayah, mereka mengatai ayah, mereka--"

"Kim Taehyung! KIM TAEHYUNG! TIDAK ADA SIAPAPUN DISINI. LIHAT"

"ADA!"

Plaakkkk

Pipinya kelu ditampar ayahnya sendiri, ini memang hal biasa. Tapi sebuah tamparan ini seperti peringatan untuk Taehyung.

"Tidak ada siapapun disini, jangan berkhayal"

"A-ayah?"

"Kembali tidur dan jangan berisik"

Setelah mengatakan itu, ayahnya pergi keluar kamar diikuti ibunya. Ibunya hanya diam melihat itu. Taehyung sakit hati, orang tuanya tidak peduli dengannya.

Taehyung tidak dapat tidur setelahnya, dia menghabiskan waktu dengan termenung semalaman. Mendengar suara yang terus didengar ditelinganya hingga pagi harinya anak itu tidak keluar kamar sama sekali, orang tuanya tidak peduli, hingga hari berganti lagi dan Taehyung masih enggan untuk keluar kamar.

Hari-hari itu berlanjut, Taehyung keluar saat memang butuh untuk keluar kamar. Makan saat dia ingin, dan minum saat dia ingat. Rasa lapar dan haus tidak dia rasakan sama sekali. Makanan akan terasa hambar saat masuk ke mulutnya, minuman manis pun terasa sama hambarnya dengan air putih.

Setiap malam hari pintu kamar dia kunci, lalu masih ditambah dengan meja besar yang dia taruh dibelakang pintu untuk menghalangi orang tuanya agar tidak dapat masuk. Karena pada malam hari Taehyung akan kembali berteriak dan menangis keras, dia tidak ingin orang tuanya kembali ke kamarnya hanya memaki dan menamparnya. Bukan itu yang dia butuhkan.

Saat beberapa surat peringatan datang dari universitasnya membuat Kim Namjoon marah besar, anak itu terancam di drop out karena tidak pernah berangkat ke kelas.

Gedoran pintu pada sore hari membuyarkan lamunan Taehyung, dia menatap pintu itu dengan tatapan kosong. Lalu kembali menatap keluar jendela, tak lagi memperdulikan suara berisik dari pintu itu.

Tubuhnya sudah kurus, ada banyak sayatan di lengan kiri dan pahanya. Lengan kanan lebih banyak terdapat bekas gigitan. Tentu saja hasil karyanya sendiri.

Darah membuat Taehyung merasa tenang, itu yang dia rasakan saat pertama kali melihat dirinya mimisan.

Suara yang menggema di telinganya, semakin keras setiap hari. Suara itu terdengar memakinya, mengatainya, mengucilkannya, hingga terdengar suara dorongan untuk bunuh diri dapat didengarnya.

Taehyung sudah mencoba melawan suara-suara itu agar berhenti dan diam. Namun dia justru dikejutkan dengan suara yang sangat keras membentaknya dengan satu kalimat yang seakan membungkam mulutnya agar tidak melawan lagi.

"MATI"

Seterusnya Taehyung hanya akan memilih untuk diam.

Hari telah berlalu lagi, Taehyung teringat dia belum mengisi lambungnya sama sekali sejak beberapa hari lalu. Hanya air keran dari wastafel yang selama ini dia masukan ke dalam lambungnya.

LIFE   II   VOTTOM STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang