The Fault 2

559 64 19
                                    

Taehyung berdiri mematung disamping jendela kamarnya, dia mengusap perutnya yang semakin membucit. Tatapannya kosong kearah luar, pikirannya menerawang jauh mungkin hingga sampai semesta lain disana.

Ini bulan ke empat dia mengandung, selama itu juga dia terus menuruti kemauan Jeongguk untuk mencoba mengugurkan kandungan ini. Berbagai cara mereka lakukan, pil aborsi, alkohol, buah nanas, dan puncaknya saat Jeongguk meminta Taehyung untuk kerumah sakit melakukan operasi pengangkatan janin.

Taehyung menurutinya, dia kerumah sakit sendirian. Jeongguk tak mau menemaninya, padahal jelas sekali di caht itu Jeongguk bilang akan menemaninya. Malu. Semudah itu dia mengatakannya pada Taehyung. Apa Jeongguk pikir Taehyung juga tak malu?

Sesampainya di rumah sakit, dokter memeriksa kandungan Taehyung terlebih dahulu. Dia mengatakan anak itu tumbuh dengan sehat walaupun orang tuanya terus mencoba membunuhnya. Dokter juga mengatakan kemungkinan besar anak yang dikandung Taehyung tak akan mengalami kecacatan apapun.

Bayi kecil dalam perutnya itu benar-benar kuat sama seperti ayahnya. Sang dokter berkata jika akan sangat disayangan jika Taehyung melakukan operasi tersebut.  Kemauan hidup janin itu sangat tinggi. Dia menanyakan sekali lagi kepada Taehyung, apa dia benar-benar ingin melakukan operasi?

 Taehyung diam begitu lama, air matanya kembali menetes. Bagaimanapun dia adalah ayah dari anak ini, dia yang mengandungnya. Mana tega dia membunuh darah dagingnya sendiri. Tapi mengingat Jeongguk yang akan meninggalkannya membuat Taehyung dengan ragu menganggukan kepala di hadapan sang dokter.

Dokter muda itu tersenyum pasrah, lalu menjelaskan dengan detail prosedur operasi yang akan dia lakukan ini. "Itu bukan hanya pembunuhan, tapi kita akan meyiksannya terlebih dahulu. Kau yakin akan tetap melanjutkannya?"

Taehyung kembali terdiam, penyiksaan apa yang dokter itu maksud.  Sang dokter kembali menjelaskan apa yang akan dia lakukan nanti saat operasi. Karena usia kandungan Taehyung masih tegolong muda, dokter akan melakukan operasi dengan cara menyedot janin melalui jalur lahir.

Gampangnya seperti cara kerja vakum cleaner. "Dia pasti akan kesakitan, kami hanya membiusmu bukan membius bayimu"

Taehyung bergidik ngeri mendengar itu. Dokter yang paham dengan keadaan Taehyung lantas meminta pulang dan memikirkan ulang apa yang dia inginkan mengenai janin yang ada diperutnya.

Dokter itu meminta agar Taehyung menuruti kata hatinya, bukan karena menuruti permintaan orang lain. Dokter itu seakan paham dengan kondisi Taehyung. Setelah kepulangannya dari dokter, Taehyung merenung sangat lama di kamar kecil miliknya.

Apa semaunya akan baik-baik saja jika dia mempertahankan anak ini?

Jeongguk pasti akan meninggalkannya bukan?

Taehyung tak mau itu terjadi, dia sangat mencintai Jeongguk. Dia tak mau laki-laki dominan itu meninggalkannya, Taehyung tak bisa hidup tanpa Jeongguk. Taehyung tak bisa, ya begitu pikirnya.

Dan pada kenyataanya memang seperti itu, Jeongguk benar-benar meninggalkannya saat Taehyung mengatakan bahwa dia ingin mempertahankan anak ini. Laki-laki dominan itu marah besar, tangannya ringan menampar dan memukul Taehyung.

Membuat Taehyung mengeluh kesakitan berkali-kali, saat tubuh Taehyung mulai tersungkur Jeongguk dengan tega mulai menendang perut Taehyung. Sepatu boots hitam dengan ujung keras itu beberapa kali menyapa perut dan dada Taehyung. Bukannya Taehyung tak bisa melawan, tapi dalam keadaan seperti ini dia hanya berpikir untuk terus melindungi perutnya dngan kedua tangan yang dia miliki.

Jeongguk semakin membabi buta melakukan kekerasan pada Taehyung. Beruntungnya tuhan masih menyanyangi  pendosa seperti Taehyung. DIA dengan kemurahan hatinya mengirim salah satu malaikatnya untuk membantu Taehyung.

LIFE   II   VOTTOM STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang