Angel 3

503 77 11
                                    

Taehyung pulang ke rumah pada siang harinya, dia diusir oleh Jeongguk karena terus merecoki pekerjaan laki-laki itu. Kembali kerumah dengan baju besar milik Jeongguk, dan juga sepatu milik laki-laki itu membuat Taehyung sedikit was was jika nanti akan banyak ditanya oleh Kim Sera.

Sera sangat tahu betul jika Taehyung tak memiliki teman sama sekali, karena kondisi fisiknya yang berbeda. Hal seperti ini sudah lumrah terjadi, jadi Taehyung tak mau mengeluh lagi. Dulu saat di panti pun dia terus menjadi bahan ejekan oleh teman-temannya.

Taehyung sangat jarang bertemu dengan ayahnya Yonggi, entah ayahnya yang tak mau menemuinya atau memang dia sangat sibuk bekerja. Tapi yang jelas Taehyung sangat-sangat bahkan hampir tidak pernah bertemu dengan Yonggi. Saat dia menunggu ayahnya pulang hingga tengah malam, Yonggi justru tak pulang sama sekali. Saat dia bangun pagi-pagi dan menemui Yonggi sebelum berangkat kerja tapi yang dia dapati adalah Yonggi yang masih tidur dan tak mau keluar kamar, atau Yonggi yang sudah berangkat lebih pagi dari biasanya.

Wajar.

Taehyung rasa itu wajar, Yonggi juga membencinya.

Kembali ke situasi saat ini, Taehyung berjalan pelan memasuki rumah melewati pintu belakang. Karena dia tak menggunakan alat pendengarannya, membuat Taehyung semakin waspada dengan keadaan sekitar, kakinya bergerak perlahan berharap tak menimbulkan suara sama sekali.

"Kim Taehyung?"

"Kim Taehyung?"

"Kim Taehyung?"

Taehyung berjengkit kaget saat bahunya disentuh oleh seseorang, hendak berteriak namun kembali dia bungkam saat melihat siapa yang melakukan itu padanya.

"Papa?" ucapnya senang.

"Kau dari mana?" Jawab Yonggi perlahan, dia mengetahui anaknya ini tak memakai alat bantu pendengarannya.

"Rumah teman hehe"

"Kau menginap?"

"Iya, maaf tidak memberitahu papa dan mama"

"Tidak apa. Kau bisa kembali ke kamar mu, mandi dan ganti baju setelah itu temui papa di ruang tamu. Kamu paham?"

"Tidak.. papa, terlalu cepat. Tolong ulangi sekali lagi"

Yonggi mengulangi lagi perkataannya pada Taehyung dengan lebih perlahan, dia memastikan bahwa kalimat panjang yang dia sampaikan dipahami Taehyung sepenuhnya. Setelah Taehyung paham sekarang dia hanya perlu menunggu anaknya itu di ruang tamu, ada istrinya juga disana.

Yonggi, Sera, dan Taehyung sudah duduk bersama di ruang tamu sederhana rumah ini. Ketiganya belum ada yang berbicara sama sekali, Yonggi masih sibuk dengan ponselnya dan Sera sibuk dengan tayangan tv didepan sana.

Taehyung ragu jika dia harus memulai pembicaraan, Sera pasti akan marah karena berpikir Taehyung lancang.

"Taehyung kau pakai alat pendengaran mu?" tanya Yonggi, setelah selesai dengan ponselnya.

Taehyung tersenyum, dia menunjukan alat pendengaran yang sudah terpasang di telinga kirinya. Yonggi mengangguk lalu mematikan tv yang sedari tadi menyala. Perasaan Taehyung menjadi tidak tenang, dia memang jarang bertemu Yonggi tapi sekalinya bertemu seperti ini pasti akan membicarakan hal yang sangat penting. Mengingat betapa sulitnya Taehyung berpapasan dengan Yonggi, ayahnya.

"Kim Taehyung, keadaan Jimin saat ini tak bisa dibilang baik-baik saja. Paru-parunya semakin menurun fungsinya semenjak beberapa hari yang lalu. Kita takut akan kehilangan Jimin lebih cepat, kau tahu betapa aku menyayangi Jimin kan Taehyung? Jimin berharga bagiku, dia seperti harta terindah yang diberikan tuhan kepada kami" Yonggi menghentikan ucapannya, dia menangis, kepalanya menunduk berbeda sekali dengan istrinya yang menatap Taehyung dengan pandangan yang sulit dipahami bahkan oleh Taehyung sendiri.

LIFE   II   VOTTOM STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang