6 🐰

13 2 0
                                    

- JUNARA -

Happy Reading

🐰🐰🐰

Nara bersenandung di sepanjang koridor. Keningnya masih sedikit memerah, tetapi sudah tidak sesakit kemaren. Juan, Nara akan balas dendam dengan laki laki tengil itu. Lihat saja. Ia behenti, ketika melihat sepasang manusia yang berada di depan sebuah kelas. Juna dan Misya. Mereka tengah berada di depan kelas Misya. Nara terus melihat interaksi mereka.

“Tenang Nar, lo harus kuat” gumam Nara ketika melihat Juna mengacak pelan rambut Misya dengan senyuman yang terpantri di wajah tampannya itu. Akhirnya Nara memilih melangkah, mengabaikan mereka.

“Haii Nar” Nara berhenti dan menoleh kearah Misya ketika perempuan itu menyapanya.

“Haii” sapa Nara kembali, kemudian ia melangkahkan kakinya kembali menuju kelasnya.

“Aku masuk yaa” Juna mengangguk menanggapi perkataan Misya. Setelah itu Misya masuk kedalam kelasnya, Juna juga melangkahkan kaki nya menuju kelasnya, karena kelas mereka memang bersebelahan.

“YANG UDAH BERPAWANG MAH BEDA YA, NGANTERIN AYANG DULU” baru saja Juna menginjakkan kakinya kedalam kelas, ia sudah di sambut oleh teriakan Haikal.

“Makanya cari cewek” Jevon menepuk pelan pundak Haikal.

“Setia nunggu yang kalem gue”

“Gue tau nih siapa” Jevon menampilkan smirk nya.

“Siapa siapa? Gosah sotoy lo”

“Inisialnya IVY HAIKAL SUKA SAMA LO”

“Anjing lo” Haikal langsung menutup mulut ember Jevon. Sementara Ivy menatap kearah haikal dengan tatapan datar. Tersirat senyuman tipis di wajah gadis itu yang disadari oleh Haikal.

“Anjir anjir anjir gue di senyumin” Haikal memukul Jevon heboh.

“Apaasih anjing, sakit bangke”

“Ribut” mereka langsung terdiam mendengar nada dingin dari Juna.

“Haikal suka lo tuh kayaknya” Carva menyenggol lengan Ivy.

“Biarin”

“Ciee ciee temen gue di taksir cowok” goda Carva.

“Apaansih Car” Ivy menahan senyumnya.

“Cie blushing ciee”

“Gue tabok nih”

°°°

“AARRGHHH PANAS” Nara berteriak kesal. Di tengah matahari terik ini, kelas mereka malah mendapatkan jam pelajaran olahraga. Nara yang anaknya mageran harus bersusah payah membujuk kemagerannya ini.

“Gilak sih, masa panas panas gini olahraga. Sia sia skincare gue anjirr” Maureen menutupi wajahnya dengah kipas yang ia bawa.

“SEMUANYA BARIS DULU” mereka membuat barisan sesuai intruksi dari guru olahraga mereka. Pak Atuy berdiri didepan mereka.

“Pak, materi aja dehh di kelas, panas gini ga baik olahraga Pak” Carva mengutarakan isi hatinya.

JunaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang