17 🐰

11 1 0
                                    

- JUNARA -

Happy Reading

🐰🐰🐰

“KAK NAR UDAH?” Aji berteriak ketika Nara belum juga turun dari kamarnya.

“BENTAR GUE NERVOUSE” setelah itu, Nara keluar dari kamarnya.

“Mashaallah anak gue cantik benerrr” Linda terpukau dengan tampilan Nara yang sudah memakai gaun putri dan polesan make up tipis di wajahnya.

“Kakak Aji itu Mah”

“Apaan sih, lebay banget”

“Gue yakin, Bang Juna pasti pangling liat lo”

“Kenapa jadi ke dia segala!”

°°°

“Guyss, ayok tampil semaksimal mungkin. Jangan sampai latihan kita selama ini sia sia”

“SIAP!” semua bersorak serentak membalas perkataan Tia. Tia memang menjadi koordinator serta pembaca narasi dalam drama ini.

“Liat, pangeran dan putri kita serasi banget gasihhh” Maureen memeluk Nara yang gugup di sampingnya.

“Gue aja pangling liat putri kita hari ini” Haikal membuka suara.

“Ga salah kan gue pilih mereka” semua setuju dengan perkataan Angga. Nara menghampiri Juna ketika semua teman temannya sibuk membaca naskah.

“Jun” Juna yang asik dengan ponselnya menatap Nara dengan alis terangkat.

“Anu itu…” Nara ragu membicarakan hal ini.

“Kenapa hmm?”

“Yang adegan anunya gimana?” Juna sempat bingung dengan apa yang dikatakan oleh Nara. Tapi setelah itu ia paham adegan apa yang di maksud oleh Nara.

“Gue bakalan tetep kiss lo”

“GILAK YA LO!” semua yang ada di backstage menatap kearah Nara yang melotot marah kepada Juna.

“Welehh welehh, ini pangeran dan putri kok udah perang dunia aja nih?” celetuk Haikal. Nara pun hanya menyengir sambil berkata tidak ada apa apa.

“Lo jan ngadi ngadi ya” bisik Nara.

“Liat aja nanti” setelah itu Juna berlalu, menghampiri Angga untuk mengambil mikrofon dan memasangnya. Nara yang gugup semakin gugup akibat perkataan Juna.

“Jangan bilang tuh anak bener bener kiss gue” monolog Nara.

“Astaga monyet” latah Nara ketika tiba tiba ada yang memakaikan mikrofon kekepalanya. Nara menatap juna yang fokus dengan kegiatannya memakaikan mikrofon pada Nara.

“Beneran Jun?” Nara kembali bertanya.

“Apanya?”

Kiss” Juna mengangguk.

“Anjing lo, si Misya gimana?”

Takk

“Akh sakit njir” Nara mengelus dahinya yang di sentil oleh Juna.

“Bahasanya”

“Yodah maap, tapi Jun, Misya gimana?”

“Gapapa”

“Dari kemaren gapapa mulu anj_” umpatan Nara menggantung ketika mendapati tatapan tajam dari Juna.

“Persiapkan diri lo” bisik Juna yang membuat Nara menahan napasnya.

JunaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang