10 🐰

16 1 0
                                    

- JUNARA -

Happy Reading

🐰🐰🐰

“Masih mual Jun?” tanya Nara ketika mereka tengah menunggu makanan yang mereka pesan.

“Gak”

“Lo kenapa kagak bilang dah kalo ga bisa naik yang begituan, gue kan jadinya ngerasa bersalah” gerutu Nara.

“Udah berlalu”

“Nyenyenye”

°°°

“Makasih ya, gue seneng banget lo nepatin janji lo”

“Hmm”

“Ga mampir dulu lo? Papa lagi di rumah tuh”

“Papa dirumah?” Nara mengangguk. Setelah itu Juna memilih turun dan menemui Tio. Tio memang jarang pulang karena pekerjaannya mengharuskan ia sering keluar kota.

“NARA PULANG” sudah kebiasaan Nara ketika memasuki rumahnya harus di awali dengan teriakan. Begitu juga ketika berada di rumah Juna, karena rumah Juna sudah ia anggap seperti rumah keduanya.

“Kak, udah malam kok teriak teriak” Tio yang masih berada di ruang tamu bersuara.

“Maap Pah” mereka menghampiri Tio.

“Pa” Tio langsung mengalihkan tatapannya dari laptop ketika mendengar suara Juna.

“Loh ada Juna” Juna mencium tangan Tio.

“Apa kabar Pa?”

“Alhamdulillah baik, kamu baik?” Juna mengangguk.

“Ibun sama Ayah kamu gimana kabarnya?”

“Naik Pa” Tio mengangguk.

“Papa denger, Juan masuk Bhinneka juga ya? Sama kaya Aji”

“Iya Pa”

“Haha memang ya kelakuan Satria, ga pernah mau jauh jauh dari Papa” Juna tersenyum tipis mendengar tawa Tio.

“Papa ga nyangka loh, kalian udah segede ini sekarang. Baru aja rasanya Papa tuh gendongin kalian berdua, eh sekarang udah mau tamat sma aja. ternyata kami udah tua” mereka tertawa bersama. Ah lebih tepatnya hanya Tio, sedangkan Juna hanya terkekeh kecil.

“Papa denger dari Aji, katanya kamu udah punya pacar ya?” kembali Juna mengagguk.

“Siapa? Bisa kali bawa main main sini, biar Nara juga nambah temennya”

“Misya, satu angkatan Pa”

“Besok kenalin sama Papa Mama ya, mau kenal sama perempuan beruntung yang bisa dapatin kamu”

“Papa lebay”

“Loh, bukan lebay Jun. Kamu tuh tipe pria langka, jadi siapa yang bisa dapatin kamu, dia beruntung”

“Cowok kayak dia di beruntungin? Yang ada malah nyesel si Misya nerima dia Pah” Nara menduduki dirinya di tengah tengah Tio dan Juna.

“Eh kok ngomong gitu sih Kak?”

“Bener Pah, kayaknya Misya tekanan batin deh sama Juna. Orang kalo ngomong ga pernah jelas” Juna hanya menatap Nara datar.

“Orang Juna nya ganteng gini, ga mungkin pacarnya tekanan batin, yang ada malah bersyukur punya pacar seganteng Juna” Juna sedikit menyunggingkan senyum mengejeknya kearah Nara.

JunaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang